23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Tubuh Kita Butuh Stres

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
July 9, 2019
in Esai
78
SHARES

Imunisasi adalah suatu metode medis yaitu dengan sengaja memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia atau binatang untuk kemudian dapat memicu timbulnya kekebalan tubuh  penerimanya. Vaksin adalah suatu zat yang merupakan bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.

Secara filosofis, tubuh kita, baik secara fisik maupun mental perlu diberikan stres agar tumbuh kuat dan matang. Vaksinasi dapat memastikan kuman atau produknya (antigen) yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia itu telah dilemahkan. Namun fenomena biologis bukanlah keadaan yang niscaya dapat direncanakan secara menyeluruh. Seseorang dapat saja terinfeksi kuman yang kekuatan virulensinya utuh lalu menimbulkan gejala infeksi yang berat. Darinya kemudian akan ada dua peluang, orang itu sembuh dan menjadi kebal atau sebaliknya, hidupnya akan berakhir.

Artinya, kekebalan dapat diraih dengan vaksinasi juga dari pertarungan tubuh melawan mikroorganisme ganas.

Sesungguhnya selalu ada ganjaran dari setiap peristiwa hidup, entah ia itu fenomena biologi mikroskopik (biokimia) atau dalam skup hidup dinamika biososial dan sosiokultural. Ini takluk pada hukum sebab akibat atau kekekalan energi. Itulah kenapa kita semestinya selalu dapat mengambil nilai-nilai dari setiap peristiwa.

Makin banyak peristiwa, makin banyak stres dan makin banyak dinamika akan dapat membawa kian banyak nilai-nilai. Bahkan makin banyak hutang sekalipun akan dapat memicu energi untuk lebih produktif. Maka produktivitas tak harus lahir dari keadaan-keadaan ideal, tak sedikit orang-orang sukses adalah kebangkitan dari keterpurukan mirip seperti kekebalan tubuh yang dipicu dari pertarungan tubuh dengan virus atau bakteri ganas.

Berlari, bersepeda, berenang atau bermain tenis adalah memberi stres pada fisik, oleh karenanya orang menyebutnya sebagai stres fisik. Sudah dikonfirmasi, sel-sel tubuh kita, baik sel-sel otot, tulang atau sel saraf akan lebih dipacu pertumbuhannya jika ia distimulasi dengan gerakan yang cukup dan teratur. Sebaliknya, diam tak bergerak dalam jangka waktu yang lama membuat masa otot mengecil atau atrofi.

Pun akibat imobilisasi yang lama dapat membuat tulang menjadi rapuh (osteoporosis). Ini sering kita jumpai pada pasien-pasien sakit berat yang membuatnya terikat di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama (bed ridden). Selemah apapun mereka, selalu otot-ototnya harus digerakkan. Sel-sel otaknya pun mesti digojlog dengan latihan memori dan analisa. Stres fisik membuat adaptasi peparu dan jantung manusia menjadi lebih baik. Artinya paru-paru perlu dilatih mengalami “sesak nafas” dengan latihan berenang misalnya. Hingga jika suatu saat terjadi keadaan kekurangan oksigen maka tubuh cukup mampu beradaptasi. Jadi, betapa pentingnya stres itu!

Stres, lebih populer dipahami sebagai guncangan psikis. Apakah ini juga kita perlukan? Telah disepakati, stres inilah yang paling sulit untuk diatasi. Karena ia perlu modal ikhlas dan kebesaran jiwa. Artinya cuma sedikit kontribusi elemen-elemen eksternal dalam penyembuhannya. Ia lebih banyak menuntut kekuatan internal. Beruntunglah jika seseorang dapat lolos dari stres semacam ini.

Jika tidak, seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau bahkan berakhir di tiang gantungan. Walau tak seorangpun dari kita berharap mengalami stres psikis, namun hidup bukanlah sebuah fenomena yang seutuhnya dapat kita atur. Ia dapat saja datang tanpa diundang. Maka seperti macam-macam stres di atas, stres psikis pun sudah pasti akan dapat melatih kekuatan mental manusia.

Mudah kita amati pada pengalaman para atlit yang kalah dalam berlomba atau bertanding. Hingga dari sanalah kemudian lahir istilah mental juara. Satu istilah untuk menerangkan, seseorang atau team yang punya mental pemberani tak gentar melawan siapapun lawan atau yang dapat kemudian bangkit menang dari ketertinggalan. Pele, legenda Brazilia pun mengakuinya dengan kata-katanya yang terkenal, “Kesuksesan tak ditentukan dari banyaknya kemenangan yang diraih, namun dari cara kita menyikapi kekakalahan”. Itulah kenapa olahraga itu penting.

Bagaimana jika kita tak sekalipun pernah mengalami stres psikis, lalu bagaimana cara kita melatih mental agar menjadi kuat? Selalu ada cara sederhana, selalu ada rahasia menarik dalam hidup. Jika toh sampai saat ini hidup kita sedemikian indahnya hingga tak pernah mengalami kesedihan, akan selalu ada peluang suatu saat kita akan mengalaminya.

Kita dapat melatih kekuatan mental kita dengan ikut bersedih secara mendalam hingga menyentuh sukma terdalam kita (empati) atas kesedihan dan penderitaan sesama yang terjadi di sekitar kita. Jika suatu hari kita harus mengalami cobaan sebuah kesedihan yang dapat menimbulkan stres psikis maka kekuatan empati yang telah terbentuk akan lebih mudah menerimanya. Itulah antibodi psikis yang kita ciptakan.

Atau jangan-jangan kesedihan itu takkan pernah kunjung datang menodai kedamaian hidup kita. Karena kita telah sering empati ikut bersedih bersama mereka yang kita sayangi. [T]

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Nonton Film Seksy Killers bersama di Unipas Singaraja, Jumat 10 Mei 2019 malam
Khas

Berani-Beraninya Nonton “Sexy Killers” di Universitas Panji Sakti Singaraja

Film Sexy Killers sudah dibicarakan banyak orang, seperti banyak pejabat, banyak tokoh politik, banyak seniman, banyak praktisi lingkungan, aktivis lingkungan, ...

May 11, 2019
Pesona alam Bukit Arak-Arak, Bondowoso (Dokumentasi: Mochamad Rifa’i)
Perjalanan

Cerita Kecil dari Liburan di Bondowoso: Dari Bukit Arak-arak Hingga Situs Glingseran

Baru kusadari. Ternyata saya punya tempat untuk bercerita. Mencurahkan isi hatiku. Berbagi pengalaman, berbagi kesederhanaan. Semua saya tuangkan dalam bentuk ...

April 3, 2019
Foto-foto: repro/istimewa
Esai

12 Naskah Teater Karya Bung Karno: Soekarno, Frankenstein & Indonesia Tanpa Nyawa

Ada 12 naskah drama yang ditulis Bung Karno di Ende-Flores (serta seluruhnya pernah dipentaskan di Ende-Flores) dan beberapa naskah drama ...

April 4, 2019
Khas

Monyet Ekor Panjang di Puncak Wanagiri, Peminta-minta yang Kegemukan

Dusun Yeh Ketipat, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada,  adalah salah satu daerah puncak di Jalan Raya Denpasar-Singaraja, yang bisa disebut sebagai ...

January 12, 2019
Jappy Sanger, keynote speaker re/AKSI Vol. 01: Festival dan Pengembangan Ekosistem Kreatif, di Rompyok Kopi Komunitas Kertas Budaya, Jembrana, Bali
Khas

Festival dan Hal-Hal yang Tak Tampak

Rompyok Kopi Komunitas Kertas Budaya nampak sepi. Kursi meja masih kosong saat gelap mulai lahir. Jappy Sanger, keynote speaker re/AKSI ...

January 20, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In