10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Starbucks Buka Gerai di Labuan Bajo – Bagaimana Nasib Kopi Lokal?

Armin BellbyArmin Bell
July 4, 2019
inOpini
Starbucks Buka Gerai di Labuan Bajo – Bagaimana Nasib Kopi Lokal?

Diolah dari sumber foto Google

115
SHARES

Korin Nera (39), melihat kehadiran Starbucks di banyak tempat dapat berarti dua hal. Pertama, keputusan perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global yang berkantor pusat di Seattle, Washington itu membuka gerai adalah penjelasan bahwa mereka melihat pasar potensial. Kedua, daya beli masyarakat di tempat itu, oleh Starbucks, dipercaya akan membuat mereka ‘hidup’.

Korin adalah pengelola Kopi Mane, kedai kopi di Ruteng – Flores yang kini telah memiliki cabang di Maumere dan Labuan Bajo. Komentar itu dia sampaikan menyusul keputusan Starbucks membuka gerai di Labuan Bajo. Anthony Cottan, Direktur Starbucks Indonesia pada kesempatan peluncuran kedai kopi tersebut di Labuan Bajo (18/5) menjelaskan bahwa tempat itu adalah kota ke-32 di Indonesia di mana kedai kopi mereka hadir. Launchingtersebut serentak ramai dibicarakan.

Tidak hanya soal peluncurannya, ada dua ‘highlightlain’ dari peristiwa kehadiran tempat minum kopi waralaba ini di destinasi wisata andalan baru Indonesia itu: soal komentar bahwa Starbucks adalah ikon baru pariwisata Labuan Bajo, dan kekhawatiran sebagian orang terhadap matinya kedai-kedai kopi lokal oleh kehadiran brandinternasional itu.

Benarkah Starbucks Pantas Dianggap Ikon Pariwisata?

Publik segera bereaksi atas komentar Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch. Dula. Situs resmi Humas Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menyiarkan liputan berjudul “Bupati Mabar: Starbucks Coffee Ikon Baru Parwisata Mabar” (tautan:http://humas.manggaraibaratkab.go.id/bupati-mabar-starbucks-coffee-ikon-baru-parwisata-mabar/).

Penggunaan frasa ‘ikon baru pariwisata’, oleh publik dianggap berlebihan.

“Ikon? Mungkin pengaruh nama besar (Starbucks) dan terkenal. Mungkin. Semoga banyak yang berwisata ke Labuan Bajo, obyek wisata di sana banyak yang (lebih) pantas jadi ikon,” tutur Ary Djehatu, pemuda asal Ruteng yang bersama seorang temannya sedang menyiapkan peluncuran kedai kopi baru di Borong, Manggarai Timur.

Diberitakan, usai meresmikan Starbucks Coffee Company di Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo, Sabtu (18/05) malam, Bupati Manggarai Barat kepada wartawan menyampaikan: “Kita patut berbangga, karena kopi Starbucks yang gerainya hampir ada di seluruh dunia sudah ada di Labuan Bajo. Dan Starbucks coffee atau kopi starbucks menjadi salah satu ikon baru Pariwisata Labuan Bajo.”

Menurut Dula, kehadiran Starbucks adalah perubahan baik dalam mendukung pengembangan destinasi super prioritas Labuan Bajo; “Setidaknya ada penambahan ikon baru, artinya apabila ada wisatawan ke Labuan Bajo dan mencari tempat minum kopi kelas dunia, ada starbucks.”

Komentar Dula nampak berbeda dengan niat Starbucks sendiri yang semata ingin membawa ‘pengalaman Strubucks’ dan bukan ‘kopi kelas dunia’. “Kami senang sekali dapat menghadirkan dan membawa lebih dekat Starbucks Experience di seluruh Indonesia, khususnya di Labuan Bajo,” kata Anthony Cottan (tautan:https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/20/064700920/sentuhan-khas-ntt-di-gerai-starbucks-labuan-bajo).

Sebelumnya dia menjelaskan: “Setiap gerai yang kami bangun, kami buat sedemikian rupa agar selalu mengundang, nyaman dan memiliki sentuhan lokal. Menggabungkan desain modern dan sentuhan lokal adalah yang membedakan kami di antara yang lain.”

Kegagalan diksi Bupati Dula—yang bisa saja berasal dari perasaan gembira (untuk tidak menyebutnya inferioritas) atas hadirnya korporasi besar di Labuan Bajo, tentu bertentangan dengan keinginan memopulerkan kearifan lokal/kebudayaan dalam narasi besar promosi pariwisata kita. Kecuali, apabila hal tersebut disampaikan sebagai warning agar kedai-kedai kopi lokal mulai berbenah, sesuatu yang justru melahirkan pertanyaan lain: sejauh mana pengusaha lokal di Labuan Bajo telah disiapkan (oleh pemerintah) untuk bersaing dan ‘hidup’ dari objek wisatanya sendiri?

Mungkinkah Starbucks Mematikan Kedai Kopi Lokal?

Starbucks, meski sering disinis sebagai perwakilan kapitalisme yang dianggap memiliki dengan kecenderungan berlaku tak adil (bdk.: https://theconversation.com/anak-muda-zaman-sekarang-menolak-kapitalisme-lalu-apa-penggantinya-94644), dikenal dengan program corporate social rensponsibility (CSR) serta komitmennya melibatkan ‘orang-orang lokal’. Delapan dari sekitar barista Starbucks Labuan Bajo adalah penduduk lokal yang mengikuti pelatihan barista selama tiga puluh hari di Bali, demikian Kompas.com.

Namun, tetap saja kehadiran korporasi internasional dianggap mengkhawatirkan dan mengancam lokalitas. Edel Djenarut (44), misalnya. Ibu muda asal Manggarai yang kini menetap di Jakarta ini khawatir, Starbucks hadir ketika masyarakat lokal belum siap bersaing. “Pemerintah daerah boleh mengeluarkan ijin bagi perusahaan besar bila sudah menyiapkan masyarakat lokal bersaing,” papar Edel.

Menurutnya, tugas pemerintah daerah adalah menggerakkan dan menyiapkan masyarakat daerah agar bergegas bersiap diri menghadapi serangan pasar global. “Supaya tidak selalu menjadi bulan-bulanan mereka doang. Apalagi invasi pelaku pasar global selalu tak terelakkan,” paparnya.

Barangkali yang melandasi kekhawatiran senada adalah imej kapitalis(me) yang kerap dilekatkan pada bisnis ini. Tidak hanya di Indonesia. Di Amerika, jendela Starbucks (bersama McDonald dan Bank of America) dipecahkan oleh para demonstran pada hari Inaugurasi Donald Trump sebagai presiden negara itu. Aulia Adam mereportase peristiwa itu dalam tulisan berjudul “Rentetan Protes dalam Sejarah Pelantikan Presiden Amerika” di Tirto.id, (tautan: https://tirto.id/rentetan-protes-dalam-sejarah-pelantikan-presiden-amerika-chsh), dengan tambahan penjelasan: ….; semua yang dianggap sebagai simbol kapitalisme Amerika.

Kekhawatiran demikian sering dipercakapkan. Kekuatan modal (capital) yang besar milik korporasi internasional dianggap akan secara cepat mematikan geliat Usaha Kecil Menengah di daerah-daerah.

Korin Nera melihat munculnya kekhawatiran seperti itu sebagai sesuatu yang wajar; ada pesaing. Meski demikian, menurutnya, kekhawatiran seperti itu terlambat muncul.

“Seharusnya, melihat perkembangan Labuan Bajo lima tahun belakangan, kita sudah memprediksi kehadiran bisnis berskala internasional seperti ini. Bukan sekarang baru khawatir. Itu artinya kita tidak siap bersaing,” kata Korin.

Korin memilih melihat kehadiran Starbucks secara positif. “Mungkin saja kehadiran Starbucks dapat meningkatkan nilai jual kopi lokal, kenapa tidak? Belum lagi soal penerapan tenaga kerja lokal, pajak restoran dan pajak yang lainnya. Juga CSR dari bisnis yang sudah mendunia seperti Starbucks,” tuturnya.

Senada dengan Korin, pemilik kedai kopi Toto Kopi di Ruteng, Jeli Jehaut (38), mengaku optimis. Dirinya yakin, kopi yang akan ditonjolkan di gerai Starbucks di Labuan Bajo adalah Kopi Arabika Flores Manggarai, yang baru saja meraih Sertifikat Indikasi Geografis.

“Soal Starbucks bakal mematikan pengusaha kopi lokal, saya kok tidak yakin. Pasar ini luas sekali. Antara Starbucks dan pengusaha kedai kopi lokal jelas beda pasarnya,” papar Jeli.

Marta Muslin Tulis (38), seorang pelaku pariwisata di Labuan Bajo, juga menganggap kehadiran Starbucks biasa-biasa saja. “Ruginya di mana? Memang, kita rugi kalau berusaha menahan kehadiran mereka seperti usaha menahan gelombang besar. Yang harus dibuat adalah mengambil papan surfingdan bermain di atasnya,” jelas Marta.

Marta adalah pegiat di Indonesia Waste Platform,Board Management of Eco Flores, koordinatorFlores Homestay Network, manajer Wicked Diving, dan terlibat aktif dalam agenda advokasi lingkungan dan kaum muda di Labuan Bajo. Baginya, salah satu cara agar kehadiran korporasi internasional bermanfaat bagi masyarakat lokal adalah dengan menjalin kerja sama mutualisme.

“Bisa dengan memanfaatkan CSR mereka untuk program-program pemberdayaan. Pemerintah membuat dan menegakkan regulasi agar tidak ada yang dirugikan. Atau apa saja, bisa kita lakukan. Gelombang jangan dihadang. Kita bermain di atasnya dan menaklukannya,” ungkapnya.

Apakah Kita Perlu Khawatir?

Rasa khawatir itu manusiawi. Bahkan jika kita telah sangat siap, beberapa perubahan/situasi baru tetap saja mendatangkan kekhawatiran. Namun, mengatasinya dengan penolakan, tidak akan menyelesaikan persoalan. Alih-alih membendung laju bisnis global, masyarakat lokal harus memperkuat dirinya sendiri.

“Satu sisi kita kaget dan reaksional dengan adanya Starbucks di (Labuan) Bajo tapi satu sisi kita tidak sadar sudah terjebak dalam pasar yang dibentuk industri kopi. Kalau mau dukung petani dan pengusaha lokal yang harus minum dan menikmati kopi dengan cara yang benar to. Supaya paham di mana kelasnya kopi Manggarai,” kata Jeli. “Saya belum lihat satu pun penikmat kopi yang berkomentar. Saya yakin, alasannya karena Starbucks bukan tentang tempat minum kopi. Kenapa takut?” katanya lagi.

Jeli bisa jadi benar. Dalam penjelasannya, Antony tidak banyak bicara tentang kopi. Yang sedang mereka hadirkan adalah pengalaman ber-starbucks (kadang dipakai sebagai pendanda kelas sosial tertentu). Starbucks Experience, kata Antony; sesuatu yang telah menjadi fokus mereka sejak dahulu.

Artinya, kekhawatiran—menghubungkannya dengan kesejahteraan petani kopi dan matinya kedai kopi lokal—tidak harus muncul dan memicu perdebatan, apalagi sampai jadi polemik. Debat kusir yang muncul di ruang publik (media sosial), dapat saja berujung pada menurunnya minat berkunjung para pelancong.

Namun, mengkhawatirkan (baca: memikirkan) nasib masyarakat lokal di tengah laju industri pariwisata adalah sesuatu yang harus dilakukan. Menempatkan brand internasional sebagai ikon baru pariwisata adalah narasi yang keliru. Meminta mereka turut berkontribusi dalam derap pembangunan daerah adalah keharusan.

Bupati Dula, misalnya, telah meminta agar Starbucks memperhatikan potensi kopi lokal. “Starbukcks sebagai gerai kopi terbaik dunia harus mengoptimalkan potensi yang ada di Manggarai Barat dan tidak lagi menggunakan kopi luar,” kata Dula. Harapan serupa ini akan lebih kuat dampaknya jika dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah—yang jelas jauh lebih mengikat daripada sekadar harapan yang disampaikan di acara peluncuran. [T]

Tags: FloreskopiLabuan BajoNTT
Previous Post

Tren Kekinian Memutihkan Gigi

Next Post

Balada Cinta dalam Sepotong Rekaman

Armin Bell

Armin Bell

Blogger, tinggal di Ruteng. Tahun 2018 menerbitkan kumpulan cerpen “Perjalanan Mencari Ayam” (Komunitas Sastra Dusun Flobamora). Bergiat di Komunitas Saeh Go Lino dan Klub Buku Petra.

Next Post

Balada Cinta dalam Sepotong Rekaman

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co