26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Kelelahan & Kematian

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
May 11, 2019
in Esai
169
SHARES

“Orang mati, bukanlah karena sungai yang deras dan punya jeram-jeram terjal atau pesawat terbang dalam sekapan badai, orang mati karena sebuah hukum kekekalan energi yang eksak. Cuma, memang cara mati orang yang beranekaragam, biasa, tragis atau mengerikan. Kematian, menjadi disegani berkat rasa takut kita yang telah menjadi-jadi.” (Merayakan Ingatan, Mahima 2019)

Publik hari ini diributkan oleh laporan-laporan kematian petugas yang bekerja untuk pemilu serentak hingga merenggut ratusan jiwa anak bangsa. Banyak hal yang menjadi aspek perdebatan. Seakan-akan tragedi ini bukan sebuah keadaan yang masuk akal, mengingat begitu banyaknya korban jiwa. Perspektif politis pun tak pernah betul-betul bisa ditanggalkan hingga peristiwa ini dikaitkan dengan satu upaya delegitimasi penyelenggara pemilu oleh segelintir oknum.

Namun secara kwalitatif isu akhirnya mengerucut pada sebuah diskusi, adakah kelelahan dapat menyebabkan kematian?

Di negeri yang banyak “orang pintar” ini, segala hal dapat dibuat menjadi ramai, dan itu sah-sah saja. Meski kemudian terkesan konyol. Setera dengan kepongahan saat menyangsikan bahkan menuduh quick count sebagai sebuah sihir sains! Ini hanya bisa terjadi saat sains yang begitu teknis dianalisis dari sudut pandang politik yang sedemikian pragmatis.

Adakah kelelahan dapat menyebabkan kematian? Salah seorang dokter, dalam sebuah talk show di stasiun televisi swasta, secara tegas mengatakan kelelahan itu sendiri bukanlah penyebab kematian langsung. Namun ia dapat menjadi pemicu kematian, pada mereka yang sebelumnya sudah memiliki dasar-dasar penyakit-penyakit fatal di dalam tubuhnya. Entah itu diketahui atau tidak, disadari atau tidak.

Penyakit-penyakit yang dimaksud adalah penyakit-penyakit metabolik antara lain, hipertensi, diabetes dan kolesterol. Atau penyakit-penyakit organ seperti jantung, paru, hati dan ginjal. Dokter ini menegaskan, hanya dengan adanya latar belakang penyakit-penyakit tersebut pada seseorang yang lalu oleh karena satu kelelahan dapat menimbulkan kematian. Artinya, cuma kelelahan semata takkan dapat membunuh seseorang, seekstrim apapun kelelahan itu. Betulkah?

Taruhlah satu contoh, seorang pemuda sesuai hasil tes kesehatannya, ia dinyatakan sehat. Lalu, ia diminta bekerja, ambil contoh memotong rumput dengan mesin rumput, seminggu penuh tanpa istirahat. Akan tetap hidupkah ia? Overwork Death adalah terminologi resmi yang digunakan oleh Medical Subject Heading (MeSH).

MeSH sejak 1980 juga menggunakan istilah Karoshi-Death, terminologi yang berasal dari bahasa Jepang untuk menyebutkan kasus kematian akibat kelelahan kerja. Karoshi pertama kali digunakan untuk menjelaskan kasus kematian kerja yang terjadi di tahun 1969 menimpa gadis pekerja di Jepang berusia 29 tahun yang mengalami long working hours selama 56 jam nonstop (Nishiyama & Johnson, 1997).

Jurnal BMC Medicine, 2016, dalam artikelnya, Fatique is associated with excess mortality in the general population : result from the EPIC-Norflok study, menyimpulkan, tingkat kelelahan ekstrim berhubungan dengan tingkat kematian di dalam populasi umum. Jadi bukan hanya pada populasi yang memiliki faktor risiko atau latar belakang penyakit metabolik atau penyakit organ vital.

Namun demikian, temuan ini pun mengingatkan kita untuk meneliti lebih jauh individu-individu yang tampak sehat tak ada keluhan apapun. Karena mungkin saja yang bersangkutan membawa potensi masalah medis yang tersembunyi namun dapat manifes jika dipicu oleh suatu kelelahan yang ekstrim.

Secara fisiologis, aktivitas fisik yang berat dan terus-menerus, akan memacu kerja jantung yang berlebihan lalu membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak hormon steroid (stres hormon) sebagai satu mekanisme kompensasi. Satu keadaan yang juga terjadi jika tubuh mengalami infeksi atau radang yang berat. Namun demikian, apabila mekanisme kompensasi itu telah melampaui batas kemampuan maksimal tubuh, ia akan jatuh pada keadaan dekompensasi atau failure. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya kadar gula dalam darah sebagai bahan baku energi. Lalu dibongkarlah cadangan energi yang tersimpan dalam lemak & protein tubuh.

Ekses dari peristiwa ini adalah menumpuknya limbah ikutan dari pembentukan energi tadi menyebabkan keasaman darah meningkat. Keadaan ini sangat buruk, ia dapat meracuni tubuh secara sitemik. Otak & otot jantung yang menjadi tumpuan tubuh untuk hidup justru menerima dampak yang paling cepat & kuat, maka kematian mendadak mudah saja terjadi.

Kerja marathon KPPS telah dimulai dari lima hari sebelum hari H hingga tiga hari pasca pemilu, dengan kesempatan tidur yang sangat minim. Jadi wajar saja jika mereka mengalami satu tingkat kelelahan yang ekstrim. Maka terjadinya hal-hal yang mengagetkan, adanya kematian-kematian mendadak di antara para korban pun dapat dipahami. Masalah mereka bukanlah hanya pada beban fisik yang sangat berat. Namun juga pada stres psikis yang sangat menekan, menyebabkan stimulasi berlebihan sistem hormon simpatis. Dampaknya adalah beban kerja jantung yang kian meningkat, pembuluh darah yang kian menyempit hingga memberi risiko kegagalan fungsi sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang tiba-tiba.

Demikianlah kemungkinan yang telah terjadi pada anak-anak negeri yang gugur dalam perhelatan demokrasi terbesar sepanjang sejarah ini. Peristiwa ini telah memberi pelajaran berharga yang patut membuat kita tertunduk dalam nafas yang sesak untuk memikirkan pola pemilu yang lebih sehat. Bukan menjadikannya medan pertempuran yang baru untuk sesama anak bangsa beradu pendapat dalam kepentingan politik yang tamak tak berkesudahan. [T]

BACA JUGA KOLOM DOKTER YANG INI:

  • Acintya
  • Nyepi: Terapi Kesehatan
  • Pasien, Guru yang Sempurna
  • Dokter dan Sepotong Filsafat
  • Dokter & Dukun, Tujuan Sama, Satu Naik Heli, Satu Naik Boat, Tidaklah Bertabrakan…
  • Hantu itu Bernama Ateisme 
  • Seks: Barang & Gaya Itu-itu Saja, Yang Rumit adalah Persepsinya
  • Ideologi, Demokrasi & Kesehatan Bangsa
  • Musuh Dokter itu Bernama Keseriusan
  • Evolusi Pasca Darwin
  • Belajar dari Tubuh
  • Sudah Jelas, Penyebab Stoke adalah Nasib
  • Dokter, Profesi Paling Lucu
  • Pemilu, Politik & Stres
  • Biaya Kesehatan Harus Dibikin Semahal-mahalnya
  • Diabetes yang Menghentikan Kita, Atau Kita yang Menghentikan Diabetes
  • Bulan, Menelitinya atau Mengaguminya, Keduanya adalah Ibadah
  • Pendidikan & Keutuhan Bangsa
  • Puasa & Kesehatan
Tags: kehidupankematianpemilu
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Tetimpug. /Foto: Dede Nyana
Esai

Kulkul Kala Bhuta, Harmonisasi Tenaga & Waktu – Catatan “Metulung Ngae Ben Banten”

PERNAH metulung ngae ben banten? Kalau diterjermahkan secara bebas pertanyaan ini ke Bahasa Indonesia mungkin jadi begini: Pernah membantu orang ...

February 14, 2018
Sumber foto: google
Opini

Masa Depan Kekuasaan Preman di Negeri Kita

DALAM sejarah budaya kita, kadang-kadang semangat cinta tanah air dibangun dengan imajinasi premanisme. Artinya masyarakat memproduksi tokoh-tokoh fiktif berlatar belakang ...

February 2, 2018
Ulasan

Solusinya? Ya, Baca Bukulah…

Judul : Out Of The Lunch Box; Esai-Esai Sosial, Politik, & AgamaPenulis : Iqbal Aji DaryonoPenerbit : Shira MediaCetakan : ...

March 18, 2019
Foto Mursal Buyung
Esai

Mahasiswa Jawa Masuk Undiksha: Awalnya Cemas Kalah Saing, Akhirnya Senang Banyak Pengalaman

Dulu saya sempat syok dan kaget mendengar kata “kuliah”.  Apa itu kuliah? Jika ditanya, saya bingung dan harus menjawab apa ...

March 29, 2019
Ulasan

Perempuan yang Keluar dari Cangkang – Bedah Buku “Kutang Sayang Gembel Madui”

SELALU menyenangkan membaca cerpen yang mengajak pembacanya berpikir dan menunjukkan usaha penulisnya dalam bereksplorasi. Terasa makin istimewa bila itu didapat ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In