Beberapa kali melewati Pemilu aku tak pernah tertarik untuk menjadi salah satu dari petugasnya. Begitupun kali ini, kalau tidak karena dimintai tolong oleh salah seorang yang masih bisa dibilang keluarga, mungkin tak pernah ada ijin dari suamiku untuk menjadi salah satu dari ujung tombak Pemilu yang disebut KPPS.
Dan, tentu, aku tak pernah terbayang dengan detail tugas yang aku hadapi, di luar tugas memanggil dan menyerahkan surat suara kepada masyarakat yang datang memilih. Selama ini orang hanya tahu menjadi petugas saat Pemilu dapat HONOR. Tentu yang mereka bayangkan hanya uangnya saja, bukan lelah, penat, pusing, ngantuk dan banyak lagi derita menjadi seorang KPPS.
Singkat cerita aku ditunjuk langsung menjadi Ketua KPPS. Orang yang paling bertanggung jawab dengan seluruh situasi dan hasil Pemilu di satu TPS. Aku yang tak pernah tau detail tugas KPPS menganggap ini hal biasa mengingat aku senang berorganisasi jadi tak begitu sulit untuk mengkoordinir teman dalam satu kelompok yang hanya berjumlah 7 orang.
Seminggu sebelum Pemilu kami diberi Bimbingan Teknis (BimTek) untuk kelancaran kami melaksanakan tugas saat hari pencoblosan.
Sampailah pada H-1 Pemilu.
Pemilu kali ini memang terkesan terlihat agak berbeda. Jauh sebelumnya masyarakat sudah ramai membicarakannya. Antusias masyarakat kelihatan lebih besar dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Bisa jadi karena Pemilihan Presiden yang menentukan nasib bangsa digelar bersama dengan Pemilu Legislatif kali ini. Tak heran jika pada H-1 saat KPPS menyiapkan TPS untuk tempat pencoblosan banyak masyarakat yang turun membantu seolah tak ingin Pemilu terlewatkan. Hingga malam bahkan dini hari masih banyak warga yang ngobrol, berdiskusi di TPS yang sudah disiapkan.
Akhirnya hari yang ditunggu seluruh masyarakat Indonesia pun tiba. Pukul 06.00 Wita, aku bergegas berangkat menuju ke TPS tempatku bertugas. Sebagai umat beragama, kami melakukan persembahyangan sebelum memulai tugas. Waktu berjalan, pukul 07.00 Wita, Logistik Pemilu belum datang? Kami mulai was-was, banyak pertanyaan berkecamuk di otak kami para KPPS. Sebagai ketua, aku berusaha mengatasi kecemasan anggotaku dengan menelepon PPS. Baru saja berdering sekali sudah tampak mobil logistik pemilu menuju ke TPS kami. Sedikit berkurang kecemasan kami, bahkan mungkin terlupa karena serentak kami bergegas memulai tugas sebagai Ujung Tombak Pemilu kali ini walaupun kami sadar sudah terlambat.
Setelah memimpin pengucapan Sumpah/Janji KPPS, aku langsung duduk dan mulai memanggil pemilih yang sudah mulai membludak antre.
Panas matahari, mulai terasa seakan perlahan mengendurkan semangat kami. Peluh bercucuran, mata mulai mengantuk, kerongkongan mulai kering, yaa itulah sebagian derita kami KPPS yang mendapat tempat di lahan terbuka. Mungkin berbeda dengan TPS yang ditempatkan di gedung sekolah, atau Balai Lingkungan yang aman dari sengatan matahari.
Waktu berlalu hingga pukul 14.00 wita saat pemilih sudah habister panggil, dan tiba saat penghitungan suara.
Kami memulai dengan Kotak Suara Presiden dan Wakil Presiden, menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam untuk menghitung suara, 30 menit untuk menyelesaikan C1 Plano Hologram. Lanjut ke Kotak Suara DPD 1 jam 30 menit lagi, kemudian DPRRI, DPRD Provinsi, terakhir DPRD Kabupaten. Jika dihitung keseluruhan 7,5 jam kami baru menyelesaikan penghitungan dengan C1 hologram. Sudah pukul 22.00 Wita, aku mengistirahatkan anggotaku untuk mandi biar segar kemudian bisa melanjutkan tugas dengan bugar.
Pukul 23.00 Wita kami berkumpul lagi di TPS melanjutkan pengisian data C1 yang harus disetor ke PPS, Kecamatan dan KPU. Dan merapikan berkas yang harus masuk ke masing-masing kotak suara.
Pada saat inilah benar-benar membuat aku bingung, dan terang saja memakan waktu hingga membuat aku merasa ingin ngambul, mengakhiri tugas, tanpa penyelesaian. Aku baru sadar begitu banyak Model Formulir yang tak diperkenalkan dalam Bimtek. Seperti Formulir jenis A, dari model A, A1, A2, A3 ,A4, A5 sampai A6. Kemudian Formulir model C. Dari model C, C1, C2, C3 sampai C7. Jujur aku tak tau jika model formulir hingga sebanyak itu. Yang jelas tau hanya model C6 karena dari awal hanya berkutat dengan data di formulir itu. Pelan-pelan akhirnya selesai aku kerjakan walaupun waktu menunjukkan hingga pukul 03.00 Wita dini hari.
Sungguh ini pelajaran dan pengalaman, yang sangat luar biasa di mana aku pernah berkutat hingga dini hari sebagai Ujung Tombak Pemilu.
Selamat kepada Caleg yang sudah LOLOS. Harapan kami semoga anda tidak lupa berterimakasih kepada kami para petugas KPPS ujung tombak dan Pejuang Demokrasi di negeri ini. [T]