26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Hamparan sawah di Buleleng. (Foto: Mursal Buyung)

Hamparan sawah di Buleleng. (Foto: Mursal Buyung)

Pilihan Bertani, Demi Kekayaan atau Kebahagiaan Hidup?

Tobing Crysnanjaya by Tobing Crysnanjaya
April 22, 2019
in Esai
95
SHARES

Bertani itu kotor, dekil, tidak menguntungkan, ndeso. Pikiran-pikiran seperti itu yang selama ini mejejali otak generasi muda karena sangat alergi mendengar kata petani maupun pertanian.

Ungkapan itu muncul mungkin karena pertanian diasosiasikan sebagai tempat untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya. Dan kekayaan sepertinya tidak mungkin bisa didapatkan di dalam dunia pertanian. Perubahan pola pikir anak muda seperti itu, khususnya yang menetap di desa, dengan bombardir ikon pariwisata yang senantiasa jadi magnet bagi kesejahteraan, justru membuat pertanian seiring waktu semakin ditinggalkan.

Jika kita melihat dan membuktikan secara kasat mata, pertanian tak ubahnya sebagai pemanis di tengah euphoria  masyarakat yang menikmati dan merasakan dampak pariwisata di pedesaan.

Bali sebagai Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, pulau terbaik di dunia, menjadi primadona bagi pelaku bisnis. Pertanian seharusnya menjadi prioritas untuk dijaga, karena subak sebagai sistem pertanian sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai salah satu warisan peradaban dunia yang patut dipertahankan.

Saat ini pertanian seakan dilihat hanya sebagai sapi perah, namun tidak benar-benar dijaga dan dilestarikan. Hal ini terbukti, semakin maraknya alihfungsi lahan sebagai sebuah alasan untuk mendukung sarana prasarana (akomodasi) pariwisata itu sendiri. Inilah kondisi dilematis yang dihadapi oleh sektor pertanian di Bali, bertahan di tengah carut marut berbagai kepentingan korporasi yang hanya mementingkan rupiah semata tanpa berpikir masalah sustainability lingkungan, social dan budaya di Bali.

Kondisi seperti ini membuat kita harus memikirkan ulang, apakah kekayaan itu diasosiasikan dengan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya, namun melupakan esensi dari kekayaan sebagai sebuah kondisi bahagia yang dirasakan oleh manusia yang merdeka?

Jika merujuk kepada fakta tahun 1950 dan 1960, terdapat upaya secara massive untuk mengkapanyekan revolusi hijau untuk memastikan ketersediaan pangan di seluruh dunia. Konsep ini diinisiasi oleh Norman Borlaug yang akhirnya dikenal sebagai salah satu penerima Nobel Perdamaian di tahun 1970. Seluruh negara melalui kebijakan pemerintah masing-masing diharapkan untuk mencapai swasembada pangan, sebagai upaya untuk memenuhi keperluan pangan untuk masyarakatnya sendiri dan bisa memberikan kontribusi bagi Negara-negara yang mengalami masalah keterbatasan pangan.

Di Indonesia kita mengenal gerakan Bimbingan Masyarakat (BIMAS) yang di antaranya terdiri dari instesifikasi dan ekstensifikasi yang meliputi 5 kelompok kegiatan atau panca usaha tani antara lain pengunaan bibit unggul, cara bercocok tanam yang baik, penggunaan obat pemberantasan hama, ketepatan pengunaan pupuk dan perbaikan system pengairan.  Kejayaan dari system ini manakala Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan dari badan pangan dunia (FAO ) tahun 1984 sebagai Negara yang berhasil mencapai predikat swasembada pangan.

Jika merujuk fakta pada penjelasan sebelumnya, tingkat pencapaian yang didapatkan pada sektor pertanian hanya berada pada level ekonomi semata. Tidak terlihat gambaran optimis dari kampanye ketenaran masa lalu yang membuat anak muda tergugah dan berniat kembali untuk kembali terjun sebagai petani. Yang lebih miris, bedasarkan informasi yang didapatkan hanya sedikit saja mahasiswa jurusan ilmu pertanian yang mau mengembangkan sektor pertanian.

Kegagalan merangsang partisipasi anak muda untuk bertani, kemungkinan karena terjadi perubahan paradigma berpikir masyarakan tentang kegiatan pertanian itu sendiri. Pertanian hanya dipandang sebagai kegiatan monoton yang mengharuskan masyarakat harus diam di sawah seharian dan menanam hanya satu jenis tanaman sebagai langkah efisien untuk meningkatkan hasil pertanian.

Pertanian tidak diperkenalkan melalui pendekatan-pendekatan budaya, dimana para nenek moyang kita mampu bertahan hidup dengan bahagia Karena mereka benar-benar memahami hakekat dari pertanian itu sendiri. Pertanian tidaklah seperti perusahaan yang harus dikelola dan dipaksakan untuk menghasilkan keuntungan, tanpa memikirkan dampak resiko dari setiap aktivitas yang berdampak pada ekosistem.

Yang lebih hakiki dari proses pertanian itu adalah harmonisasi segala pikir, tingkah dan gerak untuk senantiasa menjaga keberlangsungan alam sebagai bagian dari upaya untuk pelibatan seluruh komponen eksosistem dalam setiap kegiatan bertani. Konsep Tri Hita Karana sebagai faslafah umat Hindu dalam memandang keterhubungan, menjelaskan bahwa tidak ada makhluk hidup yang tidak memiliki manfaat dalam eksosistem, semua terlibat dan mengambil peran masing-masing.

Jika merujuk dari philosofi itu, maka sudah saatnya kita belajar bagaimana melihat hubungan pertanian itu sebagai sebuah hubungan yang membahagiakan, tidak hanya membahagiakan manusia, namun juga seluruh alam dan isinya sebagai wujud rasa syukur terhadap kemuliaan akan memandang ciptaan Tuhan.

Pertanian tidak hanya dilihat dari ukuran produktifitas, namun dilihat sebagai satu bagian holistic dalam memaknai arti kebahagiaan kita sebagai manusia yang hidup sederhana dan mensyukuri kehidupan di dunia ini. [T]

Singaraja, 12 April 2019

Tags: balikebahagiaankehidupanpertanianpetani
Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Tim Robbins (kanan) sebagai Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption (1994)
Esai

Mari Salahkan Andy Dufresne – Tentang Kaburnya 4 Napi Asing di LP Kerobokan

KABURNYA 4 warga negara asing penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kerobokan, Senin (19/6) lalu adalah hal biasa. Termasuk ...

February 2, 2018
Esai

Yang Salah Ulat, atau Kita?

Serangan hama ulat yang membombardir kebun jagung petani di kampung saya sempat membuat kegemparan. Pasalnya, serangan ulat ini sangat masif. ...

February 7, 2020
Urun Daya Menghadapi Corona -- Pengukuran Suhu Tubuh
Kilas

Anugerah Jurnalisme Warga 2020 Ajak Urun Daya Menghadapi Corona

Pandemi Covid-19 menyisakan satu pertanyaan, kapan berakhir? Melihat situasi karantina yang terus berkepanjangan mengikuti penambahan kasus ini, salah satu solusinya ...

May 11, 2020
Wayan Redika. Purity-of-Universe-2002-Oil-Acrylic-on-Canvas-100x135cm
Puisi

Julio Saputra# Puisi: Anak-anak Sekolah Minggu, Senja di Dhammadesa

. SENJA DI DHAMMADESA Bersama Patria Buleleng Aku menaruh hati Pada sayur mayur menebar sapa Buah jambu mengharap senyum Rumput ...

February 2, 2018
Sejumlah pelajar SMAN 1 Negara bagi-bagi nasi bungkus untuk perayaaan kelulusan mereka. /Foto: FB/Witari Ari
Esai

Lulus, Coret Seragam? Ah, Kuno! Bagaimana kalau Bagi-bagi Nasi Bungkus…

KAMU lulus? Wow, selamat ya, selamat. Setelah melewati ujian nasional sebulan lalu, tepat di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2017, ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In