3 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Pemilu, Politik & Stres

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
April 18, 2019
in Esai
89
SHARES

Sangat mengejutkan, saat kita lihat salah seorang capres yang bertarung pada Pilpres 2019 kemarin, menyatakan dirinya sebagai pemenang menurut survey internal tim suksesnya. Dengan demikian ia adalah presiden untuk seluruh rakyat Indonesia.

Dibandingkan dengan kompetisi apapun di dunia ini, bisnis, olahraga atau sains, maka kompetisi politik memang punya tekanan yang lebih besar. Karena di sana tak cuma bergumul motif ekonomi dan harga diri, juga ambisi kekuasaan bagai api liar yang enteng menghanguskan rasio manusia.

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

Teori hirarki kebutuhan dari ekonom Abraham Maslow ini masih relevan untuk menggambarkan situasi saat ini. Saat kebutuhan tersebut sudah tak lagi melibatkan keseimbangan maka memang akan terjadi satu risiko ketimpangan dinamika mentalitas yang bersangkutan.

Alan Fogel PhD, seorang profesor psikologi di Universitas Utah mengatakan depresi, kegelisahan, dan ragam penyakit psikologis lainnya berhubungan dengan saraf tertentu. Mekanisme ini yang lazim kita sebut sebagai satu mekanisme neurohormonal. Yaitu rangkaian fenomena biologis yang mengkaitkan perasaan atau mental dengan rangsangan sistem saraf melalui mediator hormon dalam tubuh.

Hormon yang paling berperan adalah sistem simpatik yang dapat memacu denyut jantung, meningkatkan tekanan darah yang secara fisiologis sesungguhnya diharapkan membuat tubuh menjadi siaga terhadap lingkungan. Namun paparan yang berlebihan & terlalu lama justru dapat membuat tubuh menjadi cedera. Inilah alasan mereka punya risiko yang lebih besar mengalami stroke atau serangan jantung.

 Di Indonesia, prevalensi penduduk yang mengalami sakit psikis (gangguan mental emosional ringan dan sedang) berdasar Riskesdas (Riset kesehatan dasar) 2013 hanya sebesar 6,0 persen. Namun para ahli meyakini ketika diuji dengan metodologi yang lebih tajam dan melibatkan pakar khusus, maka realitasnya bisa mencapai sekitar 20 persen.

Ini relevan dengan realitas terkini dalam kehidupan berpolitik masyarakat Indonesia. Sebagai data penunjang, pengalaman RSJ Aceh menyampaiakn, seusai pemilu 2014, ada peningkatan kasus gangguan jiwa hingga 20%. Ini angka yang sangat bermakna.

Kembali pada ambisi kekuasaan. Ambisi ini memang tak kenal konsep keseimbangan, ia bahkan tak pernah memikirkan segala risiko dan nasibnya kelak, meski sejarah telah bercerita banyak. Pada abad ke-10, tokoh kontroversial dalam sejarah kerajaan Tumapel, Ken Arok, merebut kekuasaan dengan cara yang sangat brutal. Ia sedikitpun tak berimajinasi, nasibnya pun takkan jauh-jauh dari caranya merebut kekuasaan.

Begitu pula dalam sejarah modern politik dan kekuasaan, kita sudah ketahui bersama bagaimana ujung nasib penguasa-penguasa terutama di negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Seperti yang disebutkan Maslow, kekuasaan memang satu kebutuhan yang cenderung tak menenmpatkan dirinya pada keseimbangan.

Inilah barangkali, membuat calon penguasa bahkan sudah menjadi diktaktor sebelum berkuasa. Dan penguasa-penguasa itu pun tumbang menghadapi rakyatnya sendiri. Lihat bagaiman Raja Louis XVI yang menghadapi guillotine dalam Revolusi Perancis di abad ke 17. Atau tumbangnya Sadam Husein, Muamar Kadafi bahkan & Suharto akibat intrik kekuasaan di abad ke 19.

Tentu menjadi hal menarik saat ini, ketika banyak rumah sakit di negeri ini, menyatakan siap merawat pasien-pasien yang mengalami gangguan kejiwaan akibat gagal dalam pemilihan legislatif. Selain menarik, gagasan ini sungguh sangat masuk akal. Saat politik belum menjadi sarana untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Saat politik masih menjadi senapan terkokang untuk memburu harta dan kekuasaan yang telah kehilangan keseimbangannya. Maka, seorang pemimpin, sebelum dapat menguasai rakyatnya, semestinya ia pertama-tama harus mampu menguasai dirinya sendiri. Itulah syarat ia tetap sehat fisik, mental dan sosial. [T]


BACA JUGA KOLOM DOKTER YANG INI:

  • Acintya
  • Nyepi: Terapi Kesehatan
  • Pasien, Guru yang Sempurna
  • Dokter dan Sepotong Filsafat
  • Dokter & Dukun, Tujuan Sama, Satu Naik Heli, Satu Naik Boat, Tidaklah Bertabrakan…
  • Hantu itu Bernama Ateisme 
  • Seks: Barang & Gaya Itu-itu Saja, Yang Rumit adalah Persepsinya
  • Ideologi, Demokrasi & Kesehatan Bangsa
  • Musuh Dokter itu Bernama Keseriusan
  • Evolusi Pasca Darwin
  • Belajar dari Tubuh
  • Sudah Jelas, Penyebab Stoke adalah Nasib
  • Dokter, Profesi Paling Lucu
Tags: pemiluPolitikstresstroke
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Esai

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Sekitar sebulan lalu, sepasang suami istri datang berkonsultasi ke ruang praktek saya di poliklinik penyakit dalam, RSU Kerthausada, Singaraja. Keduanya ...

January 25, 2020
Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha
Esai

Ketika Tim Kreatif Tak Lagi Kreatif

Di era modern seperti sekarang, televisi tak lagi menjadi idola. Saya masih ingat betul ketika nenek saya bercerita soal bagaimana ...

June 15, 2020
Esai

Arca Siwa Mahadewa di Bali pada Masa Lalu

Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup ...

January 12, 2021
Esai

Sampah Plastik & Puncak Kesadaran Ekologis

Desa dimana saja penuh sampah plastik karena alasan mendasar, bahwa plastik perlu waktu puluhan atau rartusan tahun agar bisa lumat. ...

June 18, 2019
Esai

Virus, Dadong Anu, Petugas Medis dan Logika Leak – Yang Mengobati Yang Dijauhi

Pagi-pagi sekali setelah Nyepi kira-kira jam setengah 5 pagi, saya sedang enak tidur nyenyak setelah sehari penuh berdiam diri sambil ...

March 28, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Tergerusnya Demokrasi Indonesia

by I Made Pria Dharsana
March 3, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1419) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In