Bagi kalangan umum, akuntansi itu identik dengan uang, keuangan, atau Inggris-nya money, atau Arab-nya fulus.
Bahkan ada yang agak ngejek-ngejek bilang belajar akuntansi hanya menghitung uang panas atau uang angin.Artinya menghitung uang tapi tak ada uangnya, tak ada barangnya.Haha.
Ya, tidak salah juga. Memang begitu itu “pekerjaan” kami (mahasiswa akuntansi)
Tapi tunggu. Sembarimenyeruput kafein dingin yang sejak tadi kuanggurkan, aku mau mengalihkan ingatan ke masa Putih Abu-abu, masa SMK, sekolah mennengah kejuruan. Masa yang terjadi hanya sekali seumur hidup, takkan terulang lagi. Jadi, mari bernostalgia.
Pikiranku melayang dan mendarat pada suatu masa di jam istirahat di mana aku dan teman-teman sekelas, bertengger di balkon kelas sembari melihat dan melirik adek-adek kelas nan unyu-unyu.
Kami melihat kaum hawa jurusan akuntansi lengkap dengan kalkulator beserta kertas-kertas yang tidak kuketahui tulisannya itu, melintas melewati tempat kami nongkrong. Saat masuk SMK aku ini jurusan Administrasi Perkantoran. Beda jurusan beda pergaulan, begitulah saat itu.
Salah seorang teman nyeletuk, Ahh, anak akuntansi, ke kantin bawa senjata lengkap macam ada ujian saja, kerjaan ngitung duit, duit angin pula, paling lulus nanti jadi SPG,” kata si teman. Tahu SPG? Masak gak tahu? Sales Promotion Girl.
Yah memang sih SPG adalah pekerjaan yang paling mudah didapat di daerahku. Dan, dulu aku juga setuju dengan pemikiran seperti ini, namun setelah kuliah dengan Jurusan Akuntansi di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, aku menjadi paham akuntansi itu mengajarkanku tidak hanya sebatas bagaimana mengatur uang tetapi ternyata lebih daripada itu.
Setiap ilmu pengetahuan tentu saja mempunyai tujuan dan manfaat yang sangat berguna, termasuk pada setiap bidang studi yang kita tekuni. Bukan hanya sekedar mendapatkan gelar belaka, nilai IPK, atau pekerjaan nantinya, tetapi berguna juga bagi kehidupan kita sehari-hari atau bagaimana menjadi manusia berguna.
Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat, begitu yang kuingat dari beberapa ceramah di tabligh. Tak terkecuali ilmu akuntansi yang dipandang secara empiris hanya berkutat pada penghitungan uang angin saja bagi sebagian masyarakat umum.
Akuntansi pun sama, memiliki tujuan dan makna yang tersirat dalam setiap pengerjaannya. Bahkan supernya teori-teori akuntasi juga dapat kita korelasikan dalam kehidupan loh.
Akuntansi adalah bagian dari ekonomi. Di situ kita mengenal teori Supply and Demand atau Penawaran dan Permintaan. Teori ini dapat kita korelasikan dengan bagaimana kita bersikap, yakni sedikit berbicara banyak mendengarkan.
Artinya, kita berbicara ketika ada penawaran dari seseorang yang membuat kita harus angkat bicara, singkatnya berbicara ketika penting, kemudian lebih banyaklah kita mendengarkan, karena bagaimana kita akan berbicara jika kita berbicara terus, tentu saja aktivitas mendengarkan ini butuh kesabaran yang lebih pada biasanya.
Karena hanya orang yang cukup dewasa yang mampu mendengarkan orang lain berbicara sampai tuntas kemudian berbicara secukupnya namun mengena. Contohnya, ketika kita berkerja di sebuah perusahaan namun si bos kurang puas dengan kinerja kita, kemudian karena alasan tersebut kita dimarah-marahi. Di sinilah peran dari teori supply and demand itu berperan.
Bukan hanya itu tentu saja. Kalian pasti seringkali mendengar kata Balance dalam akuntasi. Jangan salah, ini juga teori kehidupan loh, bukan hanya kita harus Balance dalam hal pemasukan dan pengeluaran uang, tetapi kita juga dapat menerapkan ke-Balance-an ini dengan hubungan kita dengan Tuhan, Balancehubungan antar manusia serta juga balancehubungan dengan alam.
Hal ini dalam Islam kita kenal dengan Habluminallah-Habluminannas-Habluminal’alam.Di Hindu juga ada hal serupa yakni Tri Hita Karana. Selaras bukan?
Selain itu juga terdapat manfaat yang lain, kita dapat menghitung uang menjadi lebih cepat, dapat mengatur pengeluaran dan dapat merencanakan belanja dengan mudah serta dapat memprediksi kesehatan dari keuangan kita, dll.
Jadi kesimpulannya berakuntansilah maka kamu berkehidupan tapi berkehidupan belum tentu berakuntansi. [T]