31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Membicarakan “Kenapa Memilih Hukum” di Sudut Kantin Kampus

Nyoman NoviantinibyNyoman Noviantini
November 26, 2018
inKhas
Membicarakan “Kenapa Memilih Hukum” di Sudut Kantin Kampus

Diskusi antara dosen dan mahasiswa di sebuah kantin kampus

16
SHARES

GENDUWIRASA, begitulah nama acara ngobrol bulanan yang dicetuskan oleh salah satu rekan kuliah saya di Universitas Panji Sakti Singaraja. Acara yang mewadahi mahasiswa Universitas Panji Sakti untuk bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai topik-topik tertentu yang diangkat secara berbeda disetiap bulannya.

Sederhana namun bermakna, kalimat itulah yang paling tepat digunakan untuk menggambarkan acara ini, sederhana-dilaksanakan di kantin dengan biaya konsumsi ditanggung sendiri oleh mahasiswa, namun bermakna dan memberikan pengetahuan lebih melalui diskusi dari berbagai sudut pandang mahasiswa, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa utamanya di jaman milenial yang sebagian besar kegiatan terfokus pada media sosial, yang kemudian berdampak pada kehidupan sosial mahasiswa dengan mulai memudarnya keinginan untuk bertemu dan berbagi cerita secara lisan.

Jumat malam, 23 Nopember 2018. Saya diminta untuk menjadi pematik tutur di acara genduwirasa di bulan Nopember sebagai perwakilan dari mahasiswa Fakultas Hukum Semester 3 dengan topik “Kenapa Hukum?” Topik ini diangkat untuk bertukar cerita dan pengalaman dari mahasiswa yang hadir mengenai alasan-alasan memilih hukum (utamanya untuk mahasiswa fakultas hukum) dan sudut pandang mereka terhadap hukum itu sendiri.

Dan sungguh menjadi kebahagiaan tersendiri ketika salah satu dosen Fakultas Hukum, Bapak Putu Sugi Ardana,SH, MH berkenan hadir dalam acara tersebut. Dan malam itu beliau bercerita mengenai mengapa ia memilih jurusan hukum di perguruan tinggi-kesempatan yang tidak mungkin kita dapat di jam perkuliahan.

Beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Udayana (UNUD) Denpasar, ia bercerita bahwa ia memilih hukum karena ikut-ikutan dengan teman sebayanya, dan juga tidak menyukai hukum ketika awal mulai mempelajari hukum di perguruan tinggi. Namun meskipun tidak menyukainya, ia mengatakan bahwa ia harus bertanggungjawab dengan keputusan yang diambilnya sehingga ia selalu hadir disetiap jam perkuliahan.

Nilai yang diperolehnya pun sebagian besar dihiasi dengan huruf C, hingga ia menyelesaikan pendidikannya di jenjang Strata 1. Kecintaanya terhadap hukum mulai ia temukan ketika melanjutkan pendidikan di jenjang Strata 2, berbeda dengan sebelumnya, ia mulai menikmati dan mendalami dengan lebih serius ilmu hukum. Metode belajar yang beliau gunakan adalah dengan membaca literatur di tempat yang sepi yang kemudian materi yang ia pelajari didiskusikan dan diperdebatkan dengan teman sebayanya.

Terdapat cerita yang berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang ikut bergabung di malam itu. Di sudut kantin yang kecil, ada yang bercerita bahwa masuk ke fakultas hukum oleh karena tersesat dan tidak ada arah tujuannya. Yang pada awalnya tidak suka membaca menjadi kecanduan untuk membaca dan terbiasa mendengarkan perdebatan hukum hingga tertidur pulas. Dan bagaimana dengan belajar hukum dapat membentuk pribadi yang pemberani dan tangguh, utamanya ketika berdebat dan mempertahankan argumentasi terhadap suatu kasus tertentu.

Sebagian besar (termasuk saya sendiri) beranggapan bahwa belajar hukum identik dengan menghafalkan pasal dan membaca buku-buku yang tebal, sekilas terlihat sangat membosankan. Akan tetapi pada kenyataanya bahwa belajar hukum sangat menantang dan menyenangkan, disetiap jam perkuliahan seringkali diisi dengan berdiskusi mengenai kasus-kasus yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Diskusi menjadi menyenangkan ketika mahasiswa yang beprofesi sebagai aparat kepolisian memberikan penjelasan serta pandangannya mengenai kasus tersebut dan bagaimana kelanjutannya.

Ada yang memilih hukum oleh karena sering mendengar dan menonton berita-berita di televisi yang berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran hukum sehingga menjadi tertarik untuk lebih memahami tentang apa itu hukum (entah ini cinta atau obsesi, saya tidak tahu), dan juga ingin mengabdikan masa tuanya dengan berbagi ilmu hukum yang didapat untuk membantu menyelesaikan persoalan yang terjadi di masyarakat sekitar. Bahkan ada mahasiswa pertanian yang ketika sering bertemu dengan mahasiswa hukum dan ikut serta mendengarkan diskusi-diskusinya, menjadi tertarik dan ingin pindah jurusan (jika ada biaya katanya).

Malam itu juga membicarakan tentang stigma di masyarakat yang memandang bahwa penerapan hukum di Indonesia “Tajam ke bawah, tumpul ke atas”. Beberapa dengan terang-terangan membenarkan keduanya, beberapa dengan malu-malu mengakuinya. Ada yang berpandangan bahwa stigma di masyarakat mengenai hukum “Tajam ke bawah, tumpul ke atas”” sudah ada dari masa kerajaan di Indonesia.

Sudah terjadi semenjak dahulu kala, apabila perlakuan penegak hukum ketika menindak masyarakat dari golongan bawah berbeda dengan masyarakat dari golongan atas, pemberian hukuman pada masyarakat golongan bawah (budak,petani,dsb) cenderung lebih keras dibandingkan pada masyarakat golongan atas (kaum bangsawan).

Hal tersebut kemudian menjadi hal yang biasa dilakukan dan menjadi suatu pemikiran yang meracuni masyarakat mengenai penegakkan hukum hingga saat ini. Ada yang berpandangan bahwa, hal itu terjadi oleh karena perbedaan tingkat pemahaman masyarakat terhadap hukum, mereka yang tergolong masyarakat golongan atas memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat golongan bawah.

Sehingga, masyarakat golongan atas “bermain cantik” ketika melakukan pelanggaran, berbeda halnya dengan masyarakat golongan bawah yang tidak paham dengan hukum sehingga tidak dapat “bermain cantik”. Hal inilah yang menyebabkan seakan-akan penegakkan hukum di Indonesia terlihat tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Sebagai kali pertamanya saya menjadi pematik tutur dalam acara itu , banyak catatan yang saya kumpulkan untuk kemudian perlu diperbaiki ke depannya. Terlebih mengenai kemampuan berargumentasi yang perlu saya latih lebih sering lagi. Tak lupa juga saya ucapkan terimakasih pada rekan kuliah saya , yang mendukung dan memberikan kesempatan untuk mencoba mengukur kemampuan dan melatih mental untuk berbicara di depan publik.

“I have no special talents , i am only passionately curious” – Albert Einstein (T)

Tags: hukumkampuskantinmahasiswa
Previous Post

Lama-lama, Dompet Kita Tebal Bukan Karena Uang, tapi Gara-gara Kartu

Next Post

Singaraja yang Modern: Konstruksi, Reproduksi dan Komodifikasi Kecepatan di Ruang Publik

Nyoman Noviantini

Nyoman Noviantini

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti Singaraja. Pacaran sambil kuliah, suka jalan-jalan,

Next Post
Singaraja yang Modern: Konstruksi, Reproduksi dan Komodifikasi Kecepatan di Ruang Publik

Singaraja yang Modern: Konstruksi, Reproduksi dan Komodifikasi Kecepatan di Ruang Publik

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co