1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Revolusi Industri Tanpa Pendidikan Teknologi

Made Agus Panji SujayabyMade Agus Panji Sujaya
November 12, 2018
inOpini
Revolusi Industri Tanpa Pendidikan Teknologi

Ilustrasi diolah dari Google

8
SHARES

LIMA tahun lalu. kala itu, hangat dibincangkan tentang peluncuran kurikulum terbaru pada ranah pendidikan di Indonesia. “Ah bodo amat!” Kalimat yang selalu kulontarkan dalam pikiranku kala itu ketika perbincangan itu tidak menarik bagiku. Bukanlah hal wajar jika seorang bocah SMP memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang diluar nalar tersebut.

Tetapi semakin lama, perbincangan kurikulum tersebut tidak pernah kehilangan “kehangatan”, baik dibincangkan secara lisan maupun dibincangkan di kolom pesan pada sebuah teknologi yang masih belum terlalu merambah di kehidupan masyarakat. Bahkan hingga kini, ketika bocah SMP itu sudah memasuki semester 3 di universitas yang sudah mencetak ribuan tenaga pendidik selama 25 tahun terakhir, topik perbincangan mengenai Kurikulum 2013 tidak akan pernah habis dibicarakan dalam sekali duduk di kantin kampus, WiFi Corner Telkom ataupun tempat nongkrong lainnya.

Setelah mendapat beberapa mata kuliah Pendidikan, pikiranku semakin terbuka mengenai kurikulum ini. Namun karena baru mendapatkan beberapa saja, ya aku belum terlalu menelaah bagaimana mekanisme secara mendalam sebuah kewajiban pelaku pendidikan dalam pelaksanaannya.

Satu hal yang sangat menarik alis mataku, dihapusnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan digantikan dengan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Semakin kutelusuri dan dibubuhi beberapa analisa, aku simpulkan bahwa hal ini terjadi karena fanomena anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan sudah bisa mengoperasikan komputer dengan sendirinya tanpa bimbingan dari tenaga pendidik.

Tentunya tidak sampai di sana saja, dampak dari penghapusan kebijakan ini menimbulkan terpangkasnya profesi guru TIK yang selama ini sebagian besar merupakan guru honorer, contohnya adalah guru TIK sewaktu aku SMP yang kini sudah beranjak pergi karena almamaterku tidak mengadopsi pelajaran TIK lagi.

Terlepas dari tujuan seseorang bekerja untuk menghidupi kehidupannya beberapa dampak yang dapat disebutkan yaitu menghilangkan kesempatan peserta didik untuk dibimbing bagaimana menggunakan teknologi dengan baik dan benar dalam bidang berkomunikasi, dan bertukar sarana informasi yang akan berdampak terhambatnya peserta didik dalam beradaptasi di era jaman sekarang yang digadang-gadang adalah era Revolusi Industri 4.0 ini.

Fanomena ini pernah aku diskusikan dengan dosen pedagogi dan ketua jurusanku sendiri. Mereka menjelaskan bahwa guru TIK tidak akan dirugikan karena akan dialihkan sebagai ahli komputer di sekolah, semacam guru BK. Mereka juga menyebutkan hal-hal yang melandasi argumen mereka; Pertama, sekolah yang terletak di daerah pedalaman yang belum menikmati teknologi sulit melaksanakan kegiatan pembelajaran TIK. Kedua, tanpa mata pelajaran tersebut peserta didik sudah mampu menguasai TIK dalam konteks memahami facebook, twitter, email dan menggunakan aplikasi perkantoran sejak dini.

Aku hanya mengangguk karena tidak berani secara gamblang menyatakan bahwa aku tidak setuju akan argumen tersebut mengingat posisiku sebagai mahasiswa. Bayangkan saja sekolah yang terletak di daerah perkotaan dan sudah menikmati teknologi dan memiliki sarana yang memadai tidak mempelajari teknologi itu sendiri hanya karena “toleransi” terhadap daerah lain yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Padahal di tengah-tengah era revolusi Industri 4.0 yang identik dengan perkembangan TIK ini, mempelajari TIK menjadi kualifikasi awal dalam beradaptasi dalam persaingan global.

Argumen mengenai peserta didik yang sudah menguasai TIK sejak dini tidaklah tepat, dapat diamati secara nyata, bahwa peserta didik hanya memanfaatkan komputer sebatas mesin ketik modern atau sarana bermain game bahkan mengkonsumsi konten-konten yang “mendewasakan diri”.

Padahal untuk mencegah prilaku konsumtif peserta didik di bidang teknologi yang merugikan ini, tak jarang etika bermasyarakat di dunia maya tidak pernah diindahkan oleh perilaku peserta didik dan berbuat seenaknya sendiri. Padahal TIK bisa dimanfaatkan untuk sarana penunjang dalam melanjutkan pendidikannya kelak, seperti pendalaman aplikasi perkantoran untuk mempermudah pengerjaan-pekerjaan rumah dari mata pelajaran lain.

Selain itu bias dimanfaatkan untuk aplikasi desain grafis, membuat sebuah blogspot dan mendesainnya sehingga menjadi menarik untuk sarana bertukar informasi sesuai dengan etika yang telah dicantumkan dalam undang-undang dan aplikasi lainnya seperti pengolah data ataupun menciptakan aplikasi baru. Hal-hal tersebut sangat membantu peserta didik ketika menempuh pendidikan di sekolah tinggi ataupun perguruan tinggi.

Dapat dikatakan bahwa revolusi industri ini tidak pernah disikapi dengan benar. Aku berpendapat bahwa pemerintah tidak menyikapi dengan benar karena pemerintah tidak memfasilitasi dengan benar mengenai pemberian pendidikan teknologi terhadap masyarakat, ketimbang menerapkannya dalam sebuah pertemuan tatap muka di kelas mengenai pendidikan teknologi, pemerintah hanya mengandalkan media sosial dalam mensosialisasikannya.

Masyarakat juga tidak luput dari kesalahan tidak menyikapi era revolusi ini dengan benar. Sikap pasif yang mereka tanamkan menyebabkan pemerintah selalu menjadi kambing hitam ketika mencuat sebuah kasus yang menyangkut penggunaan teknologi yang tidak tepat.

Jadi bahwa masyarakat menuntut pemerintah untuk menyikapi era revolusi industri ini, tetapi ketika pemerintah sudah menentukan sikap dalam menghadapi era revolusi industri ini dan mengeluarkan beberapa kebijakan pendukung, masyarakat juga menyalahkan pemerintah ketika kebijakan mengenai penentuan sikap dalam menghadapi era revolusi industri ini dikeluarkan pemerintah. Sembari tuntutan masyarakat kepada pemerintah dan pemerintah yang selalu salah di mata masyarakat, aku hanya mengkomentari kedua pihak tersebut saat ini. (T)

Tags: IndustriPendidikanteknologi
Previous Post

Erupsi Informasi dan Literasi Digital – Catatan dari Anugerah Jurnalisme Warga BaleBengong 2018

Next Post

“Sunset di Tanah Anarki” – Untuk Munir, Widji Thukul & Melawan Lupa

Made Agus Panji Sujaya

Made Agus Panji Sujaya

Tinggal di Singaraja. Sarjana Pendidikan Teknik Informatika Undiksha

Next Post
“Sunset di Tanah Anarki” – Untuk Munir, Widji Thukul & Melawan Lupa

“Sunset di Tanah Anarki” - Untuk Munir, Widji Thukul & Melawan Lupa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co