25 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi: Angelina Jolie dalam adegan Film Tomb Raider

Ilustrasi: Angelina Jolie dalam adegan Film Tomb Raider

Kepala Dingin dalam Komunitas

Kim Al Ghozali AM by Kim Al Ghozali AM
October 24, 2018
in Esai
10
SHARES

PADA tahun 1970, sebuah grup band asal Inggris yang dalam waktu singkat telah berpengaruh besar terhadap dunia—tidak hanya pada musik namun juga sosisl budaya bahkan pergerakan dan politik, The Beatles membubarkan diri tepat saat berada di puncak popularitasnya.

Kemudian banyak orang beranggapan bahwa bubarnya The Beatles disebabkan oleh kehadiran Yoko Ono, perempuan-seniman Jepang yang menjadi kekasih John Lennon. Yoko Ono dianggap terlalu ikut campur terhadap The Beatles, dan terutama lagi ia sangat mempengaruhi kehidupan pribadi dan pemikiran John Lennon, sehingga akhirnya berimbas pada kekokohan band yang pertama kalinya dikenal dengan single Love Me Do itu.

Namun sangkaan tersebut tentu tak cukup mendasar serta mudah ditepis oleh Yoko Ono. Kehancuran The Beatles sendiri seperti fenomena gunung es, ia sudah retak di dalam jauh sebelum Yoko Ono hadir. Ketidakcocokan demi ketidakcocokan antar para personelnya, terutama John Lennon dengan Paul McCartney adalah penyebab terbesarnya bencana itu. Ide antara satu dengan yang lain selalu gagal disemejakan. Gagasan-gagasan dua orang itu selalu kesulitan untuk menemui titik kesepakatan.

Tentu hal ini sangat kontradiktif dengan kehidupan awal mereka. Di mana awalnya mereka mampu membangun sebuah idealisme kelompok dalam kerja kreatif dan merasa cocok satu sama lain sehingga bisa melahirkan mahakarya bersama dan mampu melajukan The Beatles menuju puncak kesuksesaannya.

Keretakan itu semakin lama semakin tampak, dan akhirnya tak dapat terelakkan. Sedangkan Yoko Ono yang disangkakan sebagai orang paling bertanggung jawab atas bubarnya The Beatles pada akhirya memberi suatu pernyataan yang cukup mengejutkan, “The beatles bubar karena mereka menjadi dewasa!”

Ucapan Yoko Ono ini menarik. Tentu, jika kita mengambil kesimpulan secara kasar, berarti The Beatles yang sepanjang karirnya meraup sukses besar tersebut saat itu ia belumlah dewasa. Dan ketika dewasa ia justru bubar. Atau dengan kata lain, kedewasaannyalah yang membuat ia tidak bisa bertahan.

Ada apa dengan “dewasa”?

Dari peristiwa bubarnya The Beatles dan pernyataan Yoko Ono ini pun kita bisa menangkap kesan, betapa sulitnya orang dewasa berkompromi. Betapa kerasnya sikap orang dewasa. Dan pekerjaan yang hampir mustahil dilakukan mungkin adalah menyatukan banyak kepala dalam satu atap, seperti halnya para personel The Beatles ketika menjadi dewasa.

Setiap kepala orang dewasa sudah tentu ada sebongkah batu-ego di dalamnya. Manusia semakin dewasa semakin banyak pula keinginannya, semakin besar pula hasrat individualisnya, dan semakin berbelit-belit pula untuk mencapai sebuah kesepakatan dan seanggukan dalam kebersamaan. Tentu, karena seringkali kedewasaan tidak selalu sepaket dengan kebijaksanaan, dalam arti sikap dan perbuatannya tidak selalu mengutamakan kepentingan dan kebaikan bersama.

Hal semacam inilah yang perlu disadari betul oleh setiap orang, terutama bagi mereka yang ingin membangun sebuah kelompok, baik itu paguyuban, komunitas, maupun kelompok persahabatan. Sebab tempurung kepala manusia yang kerasnya tidak melebihi batok kelapa itu bisa sekeras baja dalam mempertahankan sikap, keotoriteran, dan kemauan sendiri, sehingga kadangkala mangaburkan kepentingan komunal dan kelancaran roda yang bernama kelompok atau komunitas sehingga mencapai apa yang dicita-citakan.

Kelompok atau komunitas adalah ibarat sebuah rumah tangga. Semegah apa pun dari luar tentu ada keretakan-keretakan dan ketidakserasian di dalamnya. Itu wajar. Seorang suami tidak selalu cocok dengan istrinya, begitu pun seorang istri tidak akan selalu cocok dengan suami itu lumrah.

Namun bukan berarti hal itu dijadikan alasan untuk berpisah atau bercerai-berai demi menuruti dahaga personal dan egonya masing-masing. Kekokohan harus terus diperjuangkan. Dan perpisahan hanya jalan terakhir yang dihalalkan namun dibenci Tuhan dan dibenci hati nurani. Memutus hubungan tentu tidak dilarang oleh hukum, akan tetapi itu tetap tidak baik dan perlu dihindari.

Maka, di dalam kelompok atau komunitas yang dipentingkan adalah kepala dingin. Kepala yang mampu meminimalisir kepentingan individu. Atau kalau perlu dalam kelompok adalah berisi kepala anak-anak semua. Kepala yang belum terkontaminasi banyak kepentingan maupun kecendrungan pada sebuah kotak tertentu yang hanya akan membawa pada keretakan dan kehancuran. (T)

Tags: komunitaskonflikpersahabatan
Kim Al Ghozali AM

Kim Al Ghozali AM

lahir di Probolinggo, Provinsi Madura Swasta dan kini menetap di Denpasar. Menulis puisi, cerpen dan esai.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Megaphone Pak Ogah. (Foto diambil dari facebook Pakogah Tamanpancing)
Khas

Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

NAMANYA Pak Ogah. Saya mengenalnya saat bekerja sebagai wartawan sebuah koran harian di Denpasar, setiap minggu pagi meliput kegiatan Podium ...

February 25, 2018
Carma Citrawati, mendongeng dari rumah yang disiarkan lewat facebook, dalam program Mendongeng dari rumah yang digelar Komunitas Mahima
Esai

Mewariskan Tradisi Lisan

Tradisi lisan dapat diartikan sebagai kebiasaan atau adat yang berkembang dalam suatu komunitas masyarakat yang direkam dan diwariskan dari generasi ...

May 13, 2020
Pentas Teater Kalangan
Ulasan

Menonton, Pentas, dan Sudut Pandang yang Berubah – [Catatan Guyub Kalangan]

Seperti hari-hari biasa aku melakukan rutinitasku. Bangun, ngampus, terus tidur-tiduran di kos. Aku lupa tepatnya tanggal berapa tapi yang pasti ...

July 20, 2019
Foto-foto diambil dari id.wikipedia.org
Esai

Pembina Pramuka Belum Tentu Berjiwa Pramuka

Peristiwa memilukan yang dialami oleh siswa SMP N 1 Turi, Sleman, DIY, menjadi pukulan telak bagi Gerakan Pramuka. 10 orang ...

March 1, 2020
Esai

Leukemia, Yang Belum Kalah

“Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian?” (Siddharta Gautama) Leukemia, tak pernah memberi peringatan ...

June 1, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Iin Valentine | Teater Kalangan
Esai

Mencari Titik Temu antara Lintasan Teater dan Sekitarnya

by Iin Valentine
February 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1410) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In