28 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto: Eka Prasetya

Foto: Eka Prasetya

Jangan Jadi Petani di Bali, Berat…

Eka Prasetya by Eka Prasetya
February 2, 2018
in Esai
53
SHARES

HARI sudah beranjak siang. I Made Karang hanya bisa duduk termangu di tempat berteduh yang ada di tengah areal persawahan miliknya. Sejak tiga purnama terakhir, anggota Subak Sidemen, Karangasem itu tidak menanam padi.

Semestinya pada awal Januari tahun ini, Made Karang sudah menanam bibit padi di petak-petak sawah miliknya. Sayang, banjir lahar hujan menerjang. Akibatnya, sawah miliknya mengalami kerusakan hingga 75 persen. Alih-alih menanam, memperbaiki petak sawahnya pun sulit.

Made Karang, hanya salah satu dari sekian banyak petani di Kabupaten Karangasem dan Klungkung, yang terdampak Gunung Agung. Aliran banjir lahar hujan, menyebabkan lahan pertanian tak bisa ditanami padi. Dampaknya, petani pun gigit jari.

Di Karangasem saja, tercatat ada 300 hektare sawah yang terdampak banjir lahar hujan. Sawah itu terhampar di Kecamatan Selat, Rendang, dan Bebandem. Seluruhnya berbatasan langsung dengan Tukad Yeh Sah. Ada yang masih bisa direhabilitasi, ada pula yang teramat sulit direhabilitasi. Itu baru di Kabupaten Karangasem.

Sedangkan di Kabupaten Klungkung, setidaknya ada 143 hektare lahan yang terdampak. Seratusan hektare lahan itu tersebar dalam tiga subak. Masing-masing Subak Toya Ehe, Subak Selat, dan Subak Toya Cau.

Menjadi petani di Bali, apalagi petani padi, memang tak mudah. Apalagi saat erupsi Gunung Agung mengintai. Alih-alih mendapat cuan, petani terancam terlilit hutang.

Hingga kini, tatkala krisis Gunung Agung masih berlangsung, belum ada komitmen melindungi petani padi. Alih-alih melindungi, pemerintah justru merekomendasikan petani melakukan urbanisasi. Petani Karangasem, diminta urbanisasi ke Jembrana dan Buleleng. Alasannya, disana ada ribuan hektare lahan pemerintah yang bisa dimanfaatkan jadi lahan pertanian.

Jangankan melakukan urbanisasi, petani seperti I Made Karang dan kawan-kawan, kini tengah kebingungan bagaimana membayar utang. Mereka terlanjur meminjam uang untuk modal. Selain beli bibit, mereka juga harus beli pupuk dan pestisida. Utang pokok harus dibayar, beserta bunga yang menanti.

Jadi petani di Bali memang tak semudah jadi pekerja di bidang pariwisata. Ini bisa terlihat jelas saat krisis Gunung Agung sekarang ini.

Tatkala sektor pertanian meranggas nyaris kolaps, semua pihak, pejabat, petinggi, justru menumpahkan perhatiannya pada sektor pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan menggelontorkan dana promosi pariwisata senilai Rp 100 miliar untuk memulihkan pariwisata. Sementara untuk pertanian, memperlihatkan komitmennya. Satu-satunya wacana yang muncul, hanya menyarankan petani melakukan urbanisasi.

Pariwisata seolah menjadi berhala baru. Tanpa pariwisata, Bali dianggap mati. Padahal, pariwisata Bali justru lahir dari pertanian. Tanpa pertanian, pariwisata Bali akan mati. Tanpa pertanian pula, orang tak bisa makan nasi.

Tanpa pertanian, tidak akan ada Subak Jatiluwih yang jadi warisan budaya dunia. Tanpa pertanian, tidak ada tari joged yang dipertontonkan pada wisatawan. Tanpa pertanian, tidak ada budaya yang disaksikan para petani. Pendeknya, tanpa pertanian, tidak ada pariwisata di Bali.

Kebijakan pemerintah, nampaknya belum berpihak pada petani Bali. Justru lebih berpihak pada praktisi pariwisata Bali. Padahal, tanpa pertanian, pariwisata Bali tidak ada apa-apanya.

Maka, lebih baik tak usah jadi petani di Bali. Jadilah pengusaha pariwisata. Tatkala Gunung Agung mengalami krisis, uang Rp 100 miliar untuk promosi sudah di depan mata. Belum lagi diskon untuk pajak hotel dan restoran. Sungguh nikmat jadi pengusaha pariwisata, karena dimanjakan berbagai aturan. Sedangkan petani, jangankan dapat kemudahan, mereka harus banting tulang memulihkan lahan.

Kalau boleh saya meniru Dilan, maka saya akan bilang: Jangan jadi petani. Berat. Biar orang lain saja. (T)

Tags: balierupsiGunung AgungPariwisatapertanian
Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Diamond Beach (sumber: lifestyle.okezone.com)
Esai

Imbas Pariwisata, Nusa Penida Mendadak “Kebule-Bulenan”

Tidak perlu menunggu lama, pariwisata sangat “cespleng” memberikan pengaruh terhadap kelokalan di Nusa Penida. Salah satunya ialah perkara (kosakata bahasa) ...

November 20, 2019
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha
Esai

Mari Kita Bercermin; Politik Pandemi

Apa yang kita rasakan berbeda saat ada sekelompok orang kampanye dengan saat duduk di dewan? Apalagi saat dimasa sulit sekarang ...

April 26, 2020
Esai

Mimpi Arak Bali yang Jadi Nyata

BEBERAPA bulan lalu, saya sempat menulis tentang arak Bali. Artikel yang saya tulis sambil lalu, sambil meminum beberapa sloki arak Bali. ...

November 10, 2019
Esai

“Kucing Hitam 1988” – Catatan Perayaan Menyambut Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya

“I wish I could write as misterious as a cat” (Aku berhasrat mampu menulis semisterius seekor kucing) Edgar Allan Poe, ...

February 2, 2018
Esai

Pahlawan Bukan untuk Sekadar Dikenang

SETIAP 10 November kita selalu memperingati Hari Pahlawan, inilah momen dimana kita merefleksikan kembali bagaimana perjuanngan para pendahulu kita mewujudkan ...

November 23, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Moch Satrio Welang dalam sebuah sesi pemotretan
Kilas

31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

by tatkala
January 27, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
dr. Putu Arya Nugraha, penulis, yang juga Direktur RSUD Buleleng, divaksin, Rabu 27 Januari 2021
Esai

Berbagai Kekeliruan Tentang Vaksin

by Putu Arya Nugraha
January 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (193) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In