KETERIKATAN orang terhadap foto di zaman now selaras dengan kebutuhan primer. Naik kelasnya foto menjadi kebutuhan pokok bahkan dimensinya melebar dalam medium seni.
Karikatur bisa jadi merupakan kreasi olah foto yang diramu sedemikian apik, bentuk, karakter, serta sisi lain dikemukakan ke publik. Biasanya pada dimensi ini sosok seseorang dilukiskan dalam gambar yang “semenarik” mungkin.
Tapi, karikatur biasanya mengambil tema-tema yang sedang berkembang di masyarakat, baik sosial politik maupun kondisi lingkungan. Ini tergantung pada kekuatan olah seni pembuatnya, dan tergantung kembali pada karikatur apa yang lagi digandrungi penikmatnya.
Foto bisa dibentuk kembali selayak kartun trend dan bersaing di tengah maraknya swafoto yang dilakukan orang-orang zaman now. Jadi, karikatur bisa menembus celah kekinian.Dimensinya meluas ke berbagai segmen.
Seni tidak mentok dalam satu sisi semata. Perkembangan menyesuaikan zaman. Begitu juga dunia foto yang dipadukan kembali dengan unsur lain dengan penampilan yang berbeda. Disiplin ilmu yang beda, tidak menyurutkan seniman untuk mengolah seni foto.
Itulah yang dialami I Ketut Wardiyasa, seseorang yang lebih dikenal dengan nama Mangut Apol.
Tamatan ilmu pendidikan di Singaraja, namun ia mentok dengan hobi barunya ini. Ada sebuah pelarian batin, mencoba sesuatu di luar kemampuan yang didapat bangku kuliah. Menggambar memang ia mengakui sebagai hobi, lalu ada keinginan melampiaskan pergolakan emosi dan mencoba memberanikan diri melakukan keinginan terpendam.
Gores-gores pada layar tepak mencoba dengan kemampuan bakat alam, ketertarikan semakin jadi. Penasaran kian menggebu, Mangut terus belajar dan belajar. Tatkala karyanya mulai diapresiasi, disitu senang bercampur aduk. Keterusan yang tak bersudahan menjadi candu terus melakukan perbaikan dalam berkreasi.
Kerabat dan sahabat meminta dirinya membuat karikatur, baik model perorangan maupun diminta untuk preweding dalam bentuk karikatur. Bekerja nyambi memberikan hasil yang lumayan dan apreasiasi tersebut memicu semangatnya berkarya.
Dalam kesibukannya ssbagai musisi band yang dirintisnya, Muara Senja, kegiatannya ini diatur sejalan. Buat Mangut tak ubahnya bagian dari pelipur kejenuhan dalam berkatifitas. Bagi dirinya, seni adalah memperhalus karakternya sehingga seni berefek pada kepribadiannya secara langsung. “Pada dasarnya coba-coba, tapi sehabat dan kerabat mengapresiasi jadi keterusan,” kata Mangut. (T)