16 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto: Mursal Buyung

Foto: Mursal Buyung

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang Keranjang Ular

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
February 2, 2018
in Esai
18
SHARES

 

PAGI-PAGI betul ketika telinga mulai mendengar dan mata mulai melihat, jangan lupa bahwa nafas masih mengalir keluar dan masuk sekaligus membawa aroma. Lidah mulai menyecap, juga kulit mulai menyentuh. Itu tanda-tanda otak masih bekerja dan menyadarkan bahwa manusia masih hidup.

Setelahnya bangunkan tubuh, rawat ia dengan baik. Gosok giginya, cuci wajahnya, jika perutnya sakit, keluarkan saja semuanya. Jangan lupa mandi! Mandi itu kewajiban, sekaligus hak. Sebagai kewajiban, tentu mutlak dilakukan. Sebagai hak, mandi itu boleh-boleh saja. Pilih sesuai situasi dan kondisi.

Mandi atau tidak, itu urusan masing-masing. Aroma tubuh yang tidak mandi, jadi urusan sosial kemudian. Cukupkan dulu tentang mandi, yang ingin saya katakan kali ini adalah tentang keranjang. Keranjang bukan sembarang keranjang. Bukan keranjang pindang [ikan asin], bukan pula keranjang padang [rumput]. Ini tentang keranjang ular. Ya, ular.

Keranjang ular yang spesial, sebab semua manusia konon membawanya. Tidak peduli status soial, jenis kelamin, apalagi agama. Manusia membawa keranjang ular, tapi tidak tahu di mana keranjang itu berada. Hidup memang seperti lelucon kadang. Maka tertawakan saja. Hati-hati jika tertawa, nanti mulut terbuka lebar.

Ada lelucon lain tentang tokoh cerita yang mati hanya karena tertawa. Nanti akan saya ceritakan, semoga saja otak saya masih mau mengingat detailnya dan waras. Sekarang lanjutkan dulu tentang keranjang.

Keranjang ular, oleh manusia dibawanya kemana-mana. Bahkan saat tidur pun ia turut. Keranjang itu, berisi ular yang sedang tertidur. Jika tubuh manusia bangun, mestinya bangunkan pula ular yang tertidur pulas entah telah beberapa lama. Hati-hati saja, jangan sampai ular itu mengganas. Jika ia menggigit, saya tidah tahu, apa obat paling mujarab. Meskipun dahulu, ada orang yang berkata, racun adalah obatnya.

Lalu, dengan apa ular itu dibangunkan sekaligus dijinakkan? Saya teringat suatu adegan pada sebuah film. Seseorang membawa keranjang berisi raja kobra di tangan kiri. Di tangan kanan, ia membawa seruling yang cukup besar. Ia duduk tanpa ragu, kemudian meniup serulingnya. Ditariknya udara di luar ke dalam tubuh, lalu dihembuskan dengan tekhnik tertentu, sehingga udara yang keluar mampu membuat seruling berbunyi nyaring.

Suara seruling itu membuat ular bangun, meliuk-liuk, seolah ia menjadi penari. Saya tidak tahu apakah ular itu menikmatinya? atau karena dia memang telah dilatih demikian.

Ketercengangan adalah pengalaman tak terlupakan ketika melihat adegan itu. Kesimpulan sementara ini bahwa ular dalam keranjang bisa bangun jika ada musik. Jika seluruh orang yang ada di bumi manusia ini punya ular di dalam keranjangnya, bangunkan saja dengan musik. Musik apa? Pop, rock, jazz, metal, punk, klasik, keroncong, atau mungkin dangdut. Ada banyak pilihan musik, tapi saya ingin membangunkannya dengan musik yang tidak dapat didengar dengan telinga terbuka.

Jika ular di dalam keranjang telah bangun lalu menari, saya ingin pergi ke masa depan. Masa-masa yang tidak saya ketahui seperti apa. Tapi entah kenapa saya yakini, masa itu penuh kebebasan dan kesetaraan. Tidak lagi dibatasi waktu, apalagi ruang. Pada masa itu, manusia terlihat sama di hadapan siapa dan apa saja.

Maksud saya, sama-sama mengerti dan tidak saling menghakimi. Apalagi diikat oleh sesuatu yang halus dan tidak kelihatan. Semacam dunia ideal tanpa pemaksaan untuk menjinjing perahu ke puncak gunung. Sayangnya, sampai saat ini banyak yang tidak sampai hati menambatkan perahunya di pesisir laut. Mohon maaf jika kata-kata ini mengingatkan sesuatu atau seseorang. Saya tidak bermaksud begitu. (T)

Tags: faunakemanusiaanrenungan
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co [Satia Guna]
Cerpen

Subali || Cerpen Agus Wiratama

by Agus Wiratama
January 16, 2021
Esai

Pemimpin dan Pandita

Hidup sebagai rakyat biasa di negara Telaga, maka saya harus mengatakan, pemimpin dan pandita adalah tulang punggung negara. Keduanya memiliki ...

February 5, 2019
Ilustrasi diolah dari sumber foto  Pinterest.com
Esai

Maha Berat Beban Sosial Seorang Sarjana untuk Pulang ke Kampung Halaman

Hallo para sarjana, bagaimana kabarnya? Masih dengan perasaan riuh suasana hari wisuda yang banjir bunga dan ucapan Congratulations dari teman, ...

December 24, 2019
Para juara Lomba Musikalisasi Puisi se-Bali 2017 di Undiksha  Singaraja. /Foto-foto: Mursal Buyung
Ulasan

Yang Setia di Jalan Pedang – Catatan Lomba Musikalisasi Puisi se-Bali di Undiksha

  PAGI-PAGI, Minggu 29 Oktober 2017, di Kampus Bawah Undiksha Singaraja, suara sorak yang tidak terlalu ramai menyemarakkan Lomba Musikalisasi ...

February 2, 2018
pementasan naskah Barabah ini oleh Teater Sadewa dan disutradarai Hendra Utay yang digelar dalam rangka Program Penyajian dan Pengembangan Seni UPTD Taman Budaya Art Center Tahun 2019, Sabtu, 20 Juli malam.  (Foto; Dok Teater Sadewa)
Ulasan

Pentas “Barabah” Teater Sadewa: Hanyut pada Pemanggungan Konteks Lama

Saya tidak tahu pasti bagaimana konteks zaman penulisan naskah “Barabah” karya Motinggo Busye. Saya berusaha melepas pikiran itu untuk menikmati ...

July 21, 2019
Esai

Ciwaratri, Betulkah Lubdaka Masuk Surga?

“Sebuah pelayanan, lebih mulia ketimbang seribu doa.” (Mahatma Gandhi) Dalam perjalanan pulang, dari radio di dalam mobil, saya mendengar pemaparan ...

January 22, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Khas

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

by Cokorda Gde Bayu Putra
January 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

RĀGA: MEMUJA KESADARAN UNIVERSAL SIWA DI KEMULAN

by Sugi Lanus
January 15, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1346) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (307) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (95) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In