16 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Wayan Lotring. /Crop dari Youtube

Wayan Lotring. /Crop dari Youtube

Lotring, Magma Kesenian Bali, dari Tepi…

Gde Hariwangsa by Gde Hariwangsa
February 2, 2018
in Esai
29
SHARES

 

MAESTRO tabuh dan tari Wayan Lotring, sepanjang hidupnya mengabdi pada seni. Waktu produktifnya ia pergunakan untuk mengabdi pada kesenian di seluruh pelosok Bali, dengan berjalan kaki. Tanpa pretensi. Begitulah memang sikap para maestro seni masa lalu di Bali, mereka memiliki totalitas yang tiada tara dalam berkesenian, dalam mendedikasikan diri pada seni.

Bicara pariwisata Kuta, tak berlebihan jika dikatakan kepariwisataan Bali dan Kuta khususnya, yang terus berkembang juga diikuti oleh kemajuan seni budaya. Dan kebudayaan yang berkembang di Kuta, mengarah ke budaya pop. Kendatipun demikian, kesenian tradisi tetap juga terjaga.

Salah satu penjaganya adalah Wayan Lotring dari Banjar Tegal Kuta (1898-1983) dengan karya seninya yang selalu menjaganya. Lotring sangat dihormati dan disebut-sebut sebagai salah satu kekuatan kreatif dan pengaruh besar di balik perkembangan gamelan Bali abad ke-20.

Upaya Lotring mengembangkan palégongan, kebyar, gendér wayang, dan angklung, tak terlepas dari keakrabannya dengan Collin McPhee, seorang komposer, pianis, dan penulis berkebangsaan Kanada.

Selain sebagai seorang penabuh yang luar biasa, Lotring juga dikenal sebagai juru gendér dan juru kendang, dan kemahirannya dalam menguasai pelbagai bentuk tarian nandir, gandrung dan légong. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seorang penyanyi wirama kakawin dan seorang pecinta sastra Bali. Karena kepiawaian Lotring dalam kesenian tradisional Bali, baik sebagai komposer tabuh maupun dalam bidang tari, para pakar seni dunia internasional memberinya julukan ‘jarum emas murni’.

Ia memang banyak melakukan pembaharuan dalam komposisi musik Bali. Pria kelahiran banjar Tegal-Kuta ini terkenal dengan kreatifitasnya yang berani bereksperimen diluar pakem yang berlaku pada zamannya. Musik yang ia buat tidak lagi semata untuk keperluan keagamaan, namun digarap dengan kesadaran kompositoris.

Lotring adalah sosok seniman yang memperkenalkan ragam gamelan palegongan Layar Samah, yang kelak dikenal begitu masyur di Bali. Pergaulannya dengan seniman manca negara seperti Collin Mcphee, banyak memberi inspirasi bagi pembaharuan seni musik dunia. Tahun 1932 adalah perjumpaan Lotring dan Collin Mcphee. Sejak saat itu, kedua komposer handal ini saling tukar dan berbagi pengetahuan.

Seirama dengan pertumbuhan kepariwisataan desa Kuta, Lotring memberi warna bagi pertumbuhan kesenian tradisi, khususnya ; tabuh, tari, dan sastra. Lotring memang seniman multi talent. Sekitar tahun 1906, Lotring belajar tari Nandir di Puri Blahbatuh, Nandir ini kelak berkembang menjadi Legong. Ia juga belajar tari dan tabuh palegongan bersama Anak Agung Rai Perit, Dewa Ketut Belacing dari puri Paang Sukawati, dan pada Anak Agung Bagus Jelantik dari Saba, pada tahun 1917.

Tahun 1920, Lotring mendirikan sekaa palegongan di Kuta. Di sini dia menjadi ketua sekaa, yang kemudian melahirkan penari generasi pertama, seperti Ni Numbreg (Condong), Ni Wayan Dasni dan Ni Wayan Kinceg untuk Legong. Kinceg kelak menjadi istri Lotring. Pernikahan Lotring dan Kinceg, dikaruniai seorang putri yakni Ni Wayan Noni. Tahun 1926, sekaa pelegungan Kuta ini diundang pentas ke Keraton Solo. Karena itulah tari Legong lantas dikenal dengan sebutan Legong Keraton. Di Solo, dia sempat mengajarkan gending Goak Macok, namun sepulang dari Solo Lotring malah terkenang-kenang pada gaya menabuh orang Jawa di Keraton, lalu lahirlah Gonteng Jawa/Solo.

Masih banyak lagi karya yang diciptakan oleh maestro asal Kuta ini. Saat itu, nama Lotring memang identik dengan kegemilangan kesenian Bali tradisional di Kuta. Selanjutnya, Lotring banyak mengajar seni tabuh dan tari ke pelosok-pelosok desa yang ada di seluruh Bali. Ia mendedikasikan hidupnya untuk seni budaya Bali. Sang Maestro ini tak hanya melatih palegongan, tapi juga angklung, gender wayang, bahkan juga pajogedan, gandrung, hingga kekebyaran. Lotring, memang ‘Jarum emas murni’ yang lahir dari pesisir Bali, Kuta.

Sikap Lotring, tak jauh berbeda dengan maestro-maestro yang lain, yang pernah saya temui, seperti ; Ni Ketut Reneng (tari Legong Kraton), Jero Puspa (tari Legong), Ni Ketut Cenik ( Tari Pingit dan Legong Playon), Ni Cawan ( tari Legong), Ni Made Darmi (tari Legong), Ida Wayan Padang (tari Gambuh), Gede Geruh (tari Gambuh), Nyoman Rembang (tabuh), I Wayan Limbak (Kecak), dan masih banyak lagi.

Dalam diri mereka ada ‘daya tak terkira’, selalu berdenyar tanpa henti. Selalu mendidih dan akan menorobos lapisan bumi, keperkasaan gunung. Saya menyebutnya sebagai ‘magma kreatifitas’. Lotring membuktikan itu. Dalam keterpinggiran Kuta saat itu, ia mampu melahirkan karya-karya yang terinspirasi dari alam pesisiran yang melingkupinya. Dan mengabdikan karya-karyanya pada sesama di seluruh pelosok Bali.

Seperti yang diceritakan maestro legong kraton beberapa waktu lalu, almarhumah Ni Ketut Reneng. Beliau menjelaskan, sering ‘ngayah’ ke beberapa daerah seperti Karangasem atau Buleleng dengan berjalan kaki. Adalah ‘kecintaan’ pada seni dan suksesnya suatu upacara di tempatnya ‘ngayah’ yang membuat Reneng bahagia mempersembahkan eksistensi seninya, tanpa pamrih.

Seirama erupsi Gunung Agung, seirama dengan fenomena alam itu, ‘magma kreatif’ juga tengah mendidih di ‘desa internasional’ Kuta. Anak-anak muda Kuta, I Ketut Putra Yasa dan teman-teman sebayanya tengah menggagas perhelatan seni yang kelak akan menandai dan memperkaya eksistensi senirupa Bali, khususnya Kuta. Putra dan kawan-kawannya, seperti ingin memperjelas identitas kesenian Kuta, untuk mendampingi budaya surfing Kuta yang sudah lebih dahulu mendunia sejak tahun 1930-an. Selamat berjuang, Bro. (T/dari berbagai sumber)

Tags: BudayaKutaSeniWayan Lotring
Gde Hariwangsa

Gde Hariwangsa

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co || Satia Guna
Cerpen

Jalan Kehilangan || Cerpen Ozik Ole-olang

by Ozik Ole-olang
January 9, 2021
Ilustrasi foto: Bukalapak
Esai

Tarawih, Sepakbola dan Cinta – Cerita Bulan Ramadan di Kampung

Di antara bulan selama dalam jangka satu tahun, ada bulan yang berbeda dari yang lain. Ya sebut saja bulan Ramadan, ...

May 16, 2019
Anakanak muda serius menyelesaikan ogoh-ogoh di sebuah balai banjar di Bali, meski sedang berlangsung debat capres Pemilu 2019 di TV (Foto: dok Surya Hermawan)
Esai

Debat Capres itu Hanya Hiburan, Yang Serius Tuntaskan Ogoh-ogoh

Debat calon presiden edisi pertama yang sekaligus menjadi jilid kedua debat secara umum telah terlewati, Minggu 17 Febriari 2019, tadi ...

February 18, 2019
Umbu Landu Paranggi/Lukisan Wayan Redika, 2016
Opini

“Mencari Umbu Mencari Suaka Waktu” – Refleksi Bali di Ulang Tahun Umbu Landu Paranggi

  GURU, waktu, Umbu (penyair Umbu Wulang Landu Paranggi) telah menjadi tiga topik yang menyertai perjalanan hidup saya. Mungkin karena ...

February 2, 2018
Foto: FB/Yuni Antari
Opini

“Soroh”: Urusan “Metanding” dan Urusan Kawitan Manusia Pribumi Bali

  DI tengah masyarakat Hindu di Bali kita kerap mendengar kata soroh. Ada dua urusan dimana kata soroh sering disebutkan. ...

February 2, 2018
Foto-foto: Eka
Khas

“Rare Bali Festival”: Ekspresi Anak di Ruang Non Akademik

RATUSAN anak mendadak berlarian dari sisi barat dan timur Taman Lumintang, Denpasar. Mereka menghambur begitu saja di tengah-tengah lapangan. Mereka ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Khas

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

by Cokorda Gde Bayu Putra
January 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

RĀGA: MEMUJA KESADARAN UNIVERSAL SIWA DI KEMULAN

by Sugi Lanus
January 15, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (148) Dongeng (10) Esai (1346) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (307) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (95) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In