EPISODE perdana “Catatan Najwa” yang diunggah ke berbagai lini sosial media sangat menarik. Setelah berakhirnya acara “Mata Najwa” di Metro TV yang fenomenal itu, tayangan “Catatan Najwa” memberi angin segar di tengah kerinduan dan pertanyaan “Ke mana Najwa?”
Ke mana Najwa? Tidak ke mana-mana ternyata. Tetap di media. Hanya saja, media tempat dia bicara, tempat dia menyalurkan kreativitas jurnalistiknya, berbeda dengan media mainstream yang sudah membesarkan namanya. Kini ia berdiri di media yang ia dirikan secara independen agar bisa berdiri secara independen.
Sebelumnya banyak yang mengira ia pindah ke televise lain, seperti kebanyakan politikus dengan gampangnya pindah ke partai lain. Namun desas-desus akan kembalinya Najwa ke layar televisi tidak terbukti, setidaknya sampai sekarang ini. Mbak Nana memilih jalur yang tidak terduga. Keluar dari zona nyamannya di televise, ia berdiri independen melalui berbagai lini sosial medianya yang memiliki ratusan ribu pengikut.
Bagi jurnalis besar semacam Najwa, langlah ini bisa dianggap mengherankan. Namun justru karena ia jurnalis besar maka langkah ke jalur independen bisa disebut sebuah langkah besar. Jarang, jurnalis besar memilih berdikari dan melepaskan diri dari media massa tradisional semacam televisi. Ia berani berdiri secara tidak aman, di lini media sosial yang punya banyak kemungkinan sekaligus ketidakmungkinan tak terduga, termasuk kemungkinan dan ketidakmungkinan sebagai salah satu sumber pemasukan secara ekonomi.
Kita tahu banyak musisi pindah ke jalur indie setelah begitu banyak hal yang hilang di dunia rekaman mayor label. Itu terjadi setelah pita kaset punah, lalu mendengar musik dan lagu melalui CD pun mulai ditinggalkan. Kini banyak penyanyi memilih jalur indie, merekam sendiri, menyebarkan sendiri lagu-lagunya melalui lini media sosial. Banyak yang berhasil, banyak juga yang gagal total.
Nah ini, Najwa Shihab, seorang jurnalis dengan nama yang sangat beken, dengan personal branding yang sangat kuat, berani berdiri independen. Padahal, setelah hadirnya media sosial semacam youtube dan sejenisnya, televisi belumlah mati total dan masih ditonton banyak orang. Bahkan barangkali tawaran-tawaran dari televisi pasti sangat menggiurkan untuk Najwa.
Lalu, kenapa ia memilih lini media sosial, setidaknya untuk saat ini? Mbak Nana, menurut saya, sangat mengerti arahnya untuk masa depan. Penontonnya yang banyak didominasi anak muda, (liat saja banyaknya penonton ketika mata najwa goes to campus). Mbak Nana sepertinya ingin masuk lebih dalam ke ranah anak muda yang mulai jenuh menonton televisi. Maka media daringlah sarana yang dipilih untuk menopang suaranya, mengaspirasikan pendapatnya.
Di jalur indie, Mbak Nana juga bebas menentukan jalannya. Siapa narasumbernya, apa pertanyaannya, bahkan apa kontennya akan lebih luwes. Mbak Nana bisa buat Q&A (tanya jawab) di kanal youtube-nya, yang seakan tak pernah bisa kita tonton di televisi. Barangkali besok ia bisa buat vlog seperti yang sedang beken sekarang ini, atau ikutan main Squisy… (mudah-mudahan yang terakhir tidak).
Banyaknya nama-nama besar yang memilih aktif di sosial media seakan menandakan bahwa media daring ini adalah angin segar bagi mereka yang ingin bebas berkembang. Lalu, apakah akan terbukti TV akan dikalahkan sosial semacam youtube?. Barangkali Mbak Nana akan membuktinya, dan akan membuka sedikit tirainya. (T)