31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Singaraja: Pemuda Muslim, Hindu dan Buddha “Megibung”, Bicara Rohingya – Mereka Sepakat itu Krisis Kemanusiaan

Julio SaputrabyJulio Saputra
February 2, 2018
inFeature

Foto-foto Julio Saputra

781
SHARES

 

PADA pukul 13.00 WITA, Sabtu, Sabtu, 09 September 2017, suasana di Yayasan Nurul Huda yang terletak di Jalan Lingga No. 7A Banyuasri nampak berbeda dari hari-hari biasanya. Bapak-bapak, Ibu-ibu, muda-mudi datang beramai-ramai. Beberapa petugas terlihat mengatur parkir dan tempat parkir, tentu saja tanpa meminta biaya parkir kepada siapapun yang memarkirkan kendaraannya. Ada yang sudah masuk bersama temannya. Ada yang masih malu-malu masuk sambil menunggu teman yang lain masuk.

Hingga akhirnya satu per satu masuk dan mengisi daftar hadir, kemudian duduk bersila atau bersimpuh di atas karpet hijau yang terbentang di halaman tempat tersebut. Beberapa orang terlihat mengatur alat pengeras suara. Sebagian lagi sibuk mengurus terpal yang beberapa kali talinya putus karena angin kencang.

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Om Swastiastu

Namo Buddhaya

Salam Sejatera untuk kita semua

Terlihat dua orang gadis berjilbab duduk bersimpuh anggun di pojok kiri sebelah barat halaman Yayasan Nurul Huda Singaraja sambil mengucapkan dengan lembut salam-salam tadi, menandakan bahwa acara Silaturahmi Antarumat Beragama dalam Menyikapi Konflik Rohingya telah dimulai.

Di samping dua gadis itu, ada seorang perempuan muda dan sepuluh orang laki-laki duduk bersila. Sebagian sudah berumur, sebagian lagi masih terlihat muda, bujang, perjaka, dan sepertinya belum menikah. Sebagian dari mereka menggunakan peci dan sarung. Sebagian lagi menggunakan identitas organisasi masing-masing. Ada pula yang pakai batik.

Masing-masing dari mereka adalah perwakilan dari organisasi keagamaan dan organisasi pemuda keagamaan di Buleleng, yaitu PC NU (Nahtadul Ulama), PC GP ANSOR (Gerakan Pemuda Ansor)/BANSER (Barisan Ansor Serbaguna), PC MUSLIMAT, PC FATAYAT, PC PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), PC IPNU (Ikatan Pelajar Nahtadul Ulama), PC IPPNU (Ikatan Pelajar Puteri Nahtadul Ulama), WALUBI (Wali Umat Buddha Indonesia), DPC PATRIA (Pemuda Theravada Indonesia), PC KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia), PC GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Kabupaten Buleleng yang kemudian tergabung dalam Aliansi Gerakan Peduli Rohingya (AGPR).

Di hadapan mereka, ada sekitar 78 orang yang tergabung dalam salah satu dari 11 organisasi tadi. Sebagian dari mereka juga menggunakan peci dan sarung, sebagian lagi juga menggunakan identitas organisasi masing-masing. Sebagian perempuan memakai jilbab, sebagian lagi hanya memakai ikat rambut biasa. Mereka tampak akrab dan ramah, duduk bersama-sama tanpa membeda-bedakan organisasi atau golongan, kemudian berbagi pandangan terkait konflik Rohingya dan krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang juga saat ini sedang menjadi perhatian dunia.

Berbagi Pandangan

Bapak Imam Munangin,S.IP.,M.Si dari PC NU Kabupaten Buleleng menjadi orang pertama yang berbagi pandangan. Menurutnya, sebagai umat manusia, apa yang terjadi di desa Arakah, Wilayah Rakhine, Myanmar sangatlah di luar batas peri kemanusiaan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur sila ke-2 dalam Pancasila yang bersifat universal.

Bagaimana tidak? Ada 60 ribu lebih etnis Rohingya merasa nyawanya terancam pergi menyelamatkan diri dari daerah konflik, ribuan lebih sudah tewas, menjadi korban pembunuhan secara keji. Ribuan orang pula telah dihilangkan secara paksa. 64% dari etnis Rohingya melaporkan pernah mengalami penyiksaan secara fisik maupun mental, 52% perempuan Rohingya melaporkan mengalami pemerkosaan dan pelecehan seksual lainnya yang mengerikan. Ditambah lagi, dengan penangkapan dan penahanan terhadap ribuan warga Rohingya, perusakan maupun penjarahan.

Beliau juga menilai bahwa konflik tersebut terjadi bukan karena adanya pembersihan terhadap umat muslim di sana. Namun, penyebab utamanya adalah kepentingan ekonomi yang melibatkan lebih banyak pihak luar negara. Myanmar menjadi negara ketiga yang memiliki program eksploitasi besar-besaran sumber daya alam dalam negeri setelah India dan Cina. Kebijakan yang tentu saja mengundang banyak kepentingan investor luar negeri.

Hal ini membuat beberapa negara berkepentingan yang sudah berinvestasi di Myanmar seperti memilih sikap diam atas konflik mengerikan tersebut. Dari dalam, kepentingan ekonomi asing diperkuat dengan kekuatan rezim militer Myanmar. Military-economic interest, atau kepentingan ekonomi militer menjadi momok menakutkan dalam sejarah panjang konflik Myanmar.

Di samping itu, satu hal lagi yang membuat beliau berpandangan bahwa masalah ini terjadi karena kepentingan ekonomi adalah terjadinya eksodus besar-besaran dari Rakhine yang bukan hanya dialami oleh minoritas muslim Rohingya. Migrasi juga dilakukan oleh minoritas Hindu (yang jumlahnya sekitar 9700 orang atau 0,5 % penduduk Rakhine), minoritas animist atau agama lokal (yang jumlahnya sekitar 3400 orang atau 0,136%). Barangkali, yang akan menjadi sasaran selanjutnya adalah minoritas Kristen yang jumlahnya lebih besar dari minoritas muslim Rohingya.

Hal senada juga disampaikan oleh Nyoman Santika dari WALUBI Kab. Buleleng dan Lisna dari KMHDI Kab. Buleleng. Mereka sama-sama mengatakan bahwa konflik yang terjadi benar-benar tidak sesuai dengan ajaran agama. Nyoman Santika mengatakan agama Buddha mengajarkan tentang cinta kasih kepada sesama manusia, bahkan juga kepada semua mahluk hidup. Beliau sangat menyayangkan dan prihatin terhadap konflik yang terjadi.

Ia berharap besar korban musibah kemansiaan di sana segara mendapat pertolongan dan perlindungan secara menyeluruh dan mengajak seluruh umat untuk bersama-sama melakukan aksi solidaritas atau aksi simpatik nantinya untuk membantu korban Rohingya. Beliau juga berharap konflik Rohingya tidak menjadi pemicu masalah baru di Indonesia yang berpotensi membebani keharmonisan dalam masyarakat.

Lisna (entah Lisna siapa, catatan tentang nama lengkapnya hilang begitu saja) juga mengatakan hal yang sama seperti apa yang sudah disampaikan oleh Nyoman Santika. Tragedi kemanusiaan di Rakhine, Myanmar sangatlah bertentangan dengan ajaran Tri Kaya Parisudha (Tiga Perbuatan Suci), Tri Hita Karana (Tiga Sebab Kebahagiaan) dan Tat Twam Asi. Ketiga ajaran tersebut sangat berpengaruh dalam menjalani hidup dan kehidupan sebagai umat manusia dan konflik Rohingya sama sekali tidak mengandung nilai-nilai kebaikan dari ajaran agama manapun.

Pernyataan Sikap

Setelah sama-sama berbagi pandangan satu sama lain, mereka sepakat bahwa kejadian di Rakhine, Myanmar merupakan sebuah musibah kemanusiaan, bukan tragedi berlatarkan SARA yang selama ini digembargemborkan untuk menimbulkan konflik baru.

Oleh karena itu, Aliansi Gerakan Peduli Rohingya (AGPR) yang terdiri dari keluarga besar NU (Nahtadul Ulama), GP ANSOR (Gerakan Pemuda Ansor)/BANSER (Barisan Ansor Serbaguna), MUSLIMAT, FATAYAT, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IPNU (Ikatan Pelajar Nahtadul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Puteri Nahtadul Ulama), WALUBI (Wali Umat Buddha Indonesia), DPC PATRIA (Pemuda Theravada Indonesia), KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Kabupaten Buleleng menyatakan sikap yang ditandatangani bersama sebagai berikut:

  1. Meminta kepada masyarakat Indonesia untuk lebih jernih melihat krisis kemanusiaan yang ada di Myanmar
  2. Tidak terjebak dengan isu sesat yang kemudin berpotensi melakukan aksi balasan kepada mereka yang tak bersalah
  3. Indonesia adalah negara yang aman dan damai, sehingga semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga persatuan dan kesatuan demi utuhnya NKRI
  4. Berharap pemerintah mau mewakili keresahan masyarakat Indonesia dan berani menawarkan diri menjadi mediator sebagai ruang pencarian solusi atas masalah yang tak kunjung henti
  5. Atas nama kemanusiaan, meminta pemerintah Myanmar untuk segera menghentikan apa yang terjadi di Rohingya

Doa dan Megibung Bersama

Acara tersebut dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin menurut agama Islam, namun tetap tidak mengurangi makna doa bagi agama lain. Mereka sama-sama mendoakan agar para korban segera mendapat perindungan dan pembelaan, konflik Rohingya segera menemui titik akhir, agar arwah para korban yang meninggal diterima Tuhan Yang Maha Kuasa, dan tentu saja agar tidak lagi ada targedi kemanusiaan di belahan dunia manapun.

Belum lama berlalu setelah doa selesai dipimpin, tiba-tiba ada yang berkata lagi lewat pengeras suara “Tolong ambil perlengkapan dan makanannya ya”. Ternyata acara akan ditutup dengan Megibung bersama. Hadirin pun mengubah posisi duduknya seperti barisan ke samping dan berhadap-hadapan satu sama lain.

Seseorang dengan sabar menuangkan nasi dan lauk pauk berupa telor dadar dan tempe lengkap dengan sambal dan sayur bening. Sederhana memang, namun penuh makna karena dinikmati bersama. Ada yang makan sambil tertawa, bercanda dan semuanya terlihat bergembira. Megibung memang merupakan lambang kebersamaan, dan menjadi salah satu cara untuk menjaga kerukukan umat manusia, terlepas dari apapun agama, suku, dan rasnya. (T)

Previous Post

Obituari Nyoman Gunarsa: Menembus Perancis dan Warisan Budaya

Next Post

Jika Sarjana Pertanian jadi Pegawai Bank, Apakah Kampus Masih Penting?

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post

Jika Sarjana Pertanian jadi Pegawai Bank, Apakah Kampus Masih Penting?

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co