17 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Youtube

Youtube

Saat Fidget Spinner Menyerang, Orang Tua pun Rogoh Dompet Demi Mainan Tak Dipahami

Eka Prasetya by Eka Prasetya
February 2, 2018
in Esai
10
SHARES

SEBUAH mainan baru kini sedang naik daun. Namanya fidget spinner. Jika di-Bahasa Indonesia-kan nama mainan ini adalah “pemintal gelisah”.

Seperti virus, mainan ini mewabah di kalangan anak-anak. Sebagian besar anak ingin memiliki mainan ini. Biar kekinian katanya. Anak-anak yang tidak punya, tentu merajuk biar dibelikan orang tuanya. Sampai ngambul jika perlu.

Akibatnya, mau tak mau orang tua memenuhi keinginan anaknya. Sering kali dompet orang tua dibuat meringis ketika membelinya. Harga sebuah spinner bisa mencapai Rp 120 ribu. Kebanyakan dijual pada kisaran harga Rp 70 ribu. Meski ada juga yang sebenarnya hanya Rp 20 ribu saja.

Seorang teman bahkan sempat ngerengkeng ketika anaknya minta dibelikan fidget spinner. Dia harus mengeluarkan uang Rp 210 ribu untuk membeli tiga buah mainan itu. Padahal beberapa hari sebelumnya, dia baru selesai melancong ke Jakarta dan mengabaikan mainan itu.

“Menyesal aku nggak beli waktu di Jakarta kemarin. Harganya cuma Rp 30 ribu. Di Buleleng beli Rp 70 ribu satu. Naskleng,” ujarnya.

Mainan ini benar-benar aneh. Bentuknya seperti cakram. Mainnya cukup dipentil-pentil begitu saja supaya mau berputar. Sungguh permainan yang sangat absurd. Nyaris tanpa seni, keindahan, apalagi ketangkasan.

Selama beberapa hari saya melakukan riset kecil-kecilan di YouTube. Berusaha mencari berbagai macam trik bermain fidget spinner. Hasilnya tidak ada yang signifikan.

Trik yang dimainkan hanya memindahkan spinner dari jari tengah, ke jari manis, jari kelingking, balik lagi dipindahkan ke jari tengah. Ada juga trik lain, seperti melemparkan spinner ke udara lalu menangkapnya lagi. Intinya permainannya pun sama, hanya pentil-pentil begitu saja biar berputar.

Ketimbang tutorial trik yang serius, saya justru lebih banyak menemukan parodi tentang fidget spinner. Barangkali mainan ini memang bukan mainan serius. Hanya untuk menghilangkan kebiasaan buruk, supaya tak terbiasa gigit jari.

Jauh lebih kreatif bermain yoyo. Yoyo menuntut sebuah ketangkasan dalam memainkan trik. Begitu banyak trik yang bisa dicoba saat memainkan yoyo. Kalau mau belajar, silahkan tonton YouTube.

Saking banyaknya trik dalam memainkan yoyo, permainan itu dikompetisikan. Tingkat kompetisinya bahkan sudah level dunia. Bukan sekadar kompetisi tarkam.

Yoyo bukan sekadar mengajarkan ketangkasan, namun juga kreatifitas. Yoyo berbahan kayu misalnya. Dengan sedikit kreatifitas tambahan, bisa dipasangi batu api. Ketika menyuntuh aspal, batu api itu bisa memunculkan percikan api. Selain itu harga yoyo – yang terbuat dari kayu – harganya tak sampai buat dompet meringis.

Percayalah, bermain yoyo jauh lebih mengasah saraf sensorik dan saraf motorik pada anak maupun dewasa. Ketimbang bermain fidget spinner yang hanya dipentil-pentil begitu saja biar bisa berputar. Dari pada pentil-pentil fidget spinner lebih asyik pentil-pentil yang lain. Eh! (T)

Tags: anak-anakpermainan
Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Cok Sawitri saat pementasan Arja Siki "Kampanye Calon Gubernur Air" di Bentara Budaya Bali, Sabtu 18 Maret 2017
Ulasan

Kampanye Cagub Air: Pilih yang Sedang Tidak Haus! – Dari Arja Siki Cok Sawitri

TEPUK tangan bersahutan usai tarian “Sesapi Ngundang Ujan” dipentaskan di atas panggung. Pandangan mata ratusan pengunjung di Bentara Budaya Bali ...

February 2, 2018
Istimewa
Acara

Film “Sekala-Niskala” Pulang ke Tanah Bali dan Retrospektif Kamila Andini

PADA tanggal 9 dan 11 Februari 2018, film ‘Sekala Niskala’ pulang ke tanah Bali, tempat yang menjadi latar belakang serta ...

February 9, 2018
Esai

“Mecik Manggis”, Kunci Prestasi Fiksi

Kebodohan akan mengakibatkan kegagalan, Benarkah hal itu? Apa kabarnya “saat ini” dengan sebuah kejujuran yang justru menjerumuskan talenta ke jurang ...

October 7, 2019
Ilustrasi dikroping dari akun FB De Punk Gen
Esai

Mbloooo, Hari ini Valentine, Mblooo, Mari Ngisi TTS atau Berdoa agar Hujan

SEMUA orang tahu kalau hari ini, tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari merayakan kasih sayang. Hari-hari sebelumnya di sepanjang jalan ...

February 14, 2018
Ilustrasi diolah dari sumber gambar Google
Cerpen

Tuhan Maha Tahu, Tapi Dia Menunggu | Cerpen Leo Tolstoy

Diterjemahkan oleh Juli Sastrawan dari cerpen berjudul God Sees The Truth, But Waits karya Leo Tolstoy dari Best Russion Short ...

March 31, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In