23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Berduaan dengan Aida – Cerita Wartawan dan Anaknya, juga Buku, Syahrir dan Hatta

Heyder Affan by Heyder Affan
February 2, 2018
in Esai
39
SHARES

AKU senang, karena bakal berduaan kembali dengan Aida, anakku. Saat itu, akhir pekan — 5 Juni 2005. Itulah momen yang kutunggu-tunggu. Istriku, Ika, dan teman-temannya, pada hari itu, mesti menyelesaikan acara diskusinya.

Aku sudah membayangkan kira-kira acara apa yang akan kami lakukan berdua — dan, inilah pekerjaan yang sungguh mengasyikkan! Ke kebun binatang lagikah? Atau ke museum, atau ke toko buku? Atau menonton pertandingan sepakbola di Lebakbulus — ha, ha, untuk yang terakhir ini, istriku pasti memprotesnya, “Bagaimana kalau ada tawuran?”

Apapun, berjalan-jalan dengan Aida adalah kesenangan baruku — selain membaca dan mengutak-atik kliping sepakbola, tentunya. Kalau ditanya, di mana letak kesenangannya, aku akan mengatakan, selama perjalanan itu, yaitu di saat-saat mendengarkan celoteh, pertanyaan-pertanyaan jujurnya, serta tawa Aida — juga mungkin rengek manjanya.

Rengek manjanya? Heem, anakku — nama lengkapnya Aida Ameera Alkaff — memang luar biasa manjanya — apalagi bila dia ada di kerumunan, sementara dia tahu, aku dan Ika ada di sampingnya. Dia akan segera menggelayut, entah ke mama atau walidnya — istriku dulu yang usul agar Aida memanggilku Walid, kata lain dari ayah, dari bahasa Arab. Harus kuakui, kadang-kadang tingkahnya menyebalkan, utamanya bila anakku ini seolah berperan seperti bayi, lewat ucapan-ucapannya.

Itulah Aida. Meski terkadang membuat jengkel, tapi tatkala melihat bulat matanya yang bening, dan kaki kecilnya yang lincah meloncat-loncat, serta tangannya yang tiba-tiba merangkul leherku, hati siapa yang tidak akan luruh. Dan, aku paling merasa sedih, kalau tiba-tiba melihat dia lesu dan terbaring sakit — sedih sekali!

Tapi, dalam banyak hal, memang dibutuhkan kesabaran luar biasa, selama berduaan dengan Aida. Kesabaran untuk memahami bahwa Aida saat itu adalah seorang bocah berumur 3 tahun 6 bulan, yang belum banyak tahu tentang apa itu hak dan kewajiban. Inilah tantanganku, untuk pandai-pandai menyelami apa yang ada di benaknya — kalau sudah begini, aku sadar, mesti banyak tahu lagi tentang psikologi anak-anak.

Sebagai wartawan yang jam kerjanya bisa sampai larut malam, aku mesti mencari akal, bagaimana pertemuanku dengan Aida, tetap terjaga, setidaknya dalam sepekan, aku bisa seharian bersama dia pada Sabtu dan Minggu. Inilah yang dulu menjadi kesepakatan antara aku dan istriku, kecuali ada masalah pekerjaan yang mendesak untuk didahulukan. Makanya, aku sampai tidak tega meninggalkan istri dan anakku, bila harus piket ke kantor pada Sabtu atau Minggu — itulah sebabnya, aku beberapa kali mengajak anakku dan istri ke kantor, saat piket. Jadilah ruangan kantorku sedikit berantakan karena kehadiran Affan junior.

Terakhir Aida kuajak ke kebun binatang Ragunan, beberapa pekan lalu. Selama di sana, aku berusaha menikmati segala ucapan dan tingkah-lakunya. Kuperankan diriku seolah-seolah seumur dengan dia. Aida loncat-loncat diantara gundukan tanah, aku ikut pula. Dia menirukan suara macan tutul, aku ikut pula mengaum. Aku bahagia sekali kalau dia tertawa lepas. Segala pertanyaan yang muncul dari mulut mungilnya, akan kujawab — meski dalam banyak hal aku menjawabnya dengan kalimat ”Walid belum tahu ya, nanti kita tanya mama atau lihat buku ya.”

Sebelumnya, anakku pernah kuajak keliling museum nasional di depan Monas. Dia pernah takjub saat kuajak naik bus butut, meski kadang-kadang keluar kalimat polosnya “Panas, Walid!” Kami pernah pula hampir jatuh di dalam busway, akibat pegangan tangannya, jebol.

Yang mengasyikkan, Aida sudah mengetahui di mana dia harus mencari rak buku anak-anak, di toko buku Gramedia, Pondok Indah Mall — bila dia kugiring ke rak buku filsafat (Hah! Aida di usia 2 tahun, sudah sering mengucapkan Nietzche, dan menirukan gerakan mulutnya, seraya membayangkan kumis filosof urakan itu bergerak ke sana-sini) atau sastra, dia akan protes “Ini bukan buku anak-anak”. Otomatis, aku balik badan, kembali ke rak buku anak-anak. Tentu saja, pernah pula kami berdua menghabiskan waktu dengan bermain di sejumlah mal — seharian main permainan, sambil menunggu mamanya yang tengah pijat.

Kalau sudah menemukan kenikmatan berjalan berdua dengan anakku, aku biasanya teringat secuil sejarah yang jarang diungkap, yaitu kisah Bung Hatta dan Bung Syahrir, tentang buku dan anak kecil. Kisah ini terjadi ketika mereka, di tahun awal 40-an, harus meninggalkan Bandaneira menjelang Jepang masuk Maluku — dua orang itu diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke pulau itu.

Syahdan, dalam hitungan menit, dua orang itu harus segera meninggalkan pulau itu, dengan sebuah pesawat kecil yang disediakan pihak Belanda. Sebuah pilihan harus diambil, siapa dan apa-apa saja yang harus didahulukan, karena ruangan pesawat sungguh terbatas. Beberapa saksi mata menulis, Hatta yang digambarkan berwatak serius, dibuat frustasi karena gagal membawa ribuan bukunya — dalam beberapa peti. Sebaliknya, masih menurut saksi mata itu, Syahrir merelakan bukunya ditinggal — konon, buku-bukunya habis dibagikan kepada anak-anak di sana, usai dibaca.

Syahrir, yang digambarkan lebih memilih berenang seharian ketimbang membaca buku di kamar, akhirnya memilih mengajak seorang anak lelaki ke dalam pesawat — belakangan, anak kecil itu diangkatnya sebagai anak angkatnya. Sebaliknya, Hatta masih berpikir keras: bagaimana buku-buku itu bisa segera dikirim ke Jawa. “Syahrir lebih mencintai anak-anak ketimbang buku,” itulah tafsir seorang penulis, mengomentari kisah tersebut.

Aku tak bermaksud membandingkan pengalamanku dengan kisah dua orang itu. Tapi, rasanya sulit, untuk melupakan kisah itu, ketika kenikmatan timbul di saat saya berdua dengan Aida. Mudah-mudahan kenikmatan yang kuperoleh, juga dirasakan Aida. (T)

Tags: anak-anakBukucintakasihwartawan
Heyder Affan

Heyder Affan

Penyuka jalan-jalan, penikmat sastra, dan gila bola. Tulisannya bisa dilihat secara lengkap di heyderaffan.blogspot.com

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Foto Kyai Madura dan (Wakil) Presiden – Catatan Harian Sugi Lanus

MALAM sebelum Presiden RI memberi penghargaan ke Kyai D. Zawawi Imron, saya makan malam dengan beliau. Beliau bercerita 10 humor ...

December 10, 2018
Sugi Lanus
Esai

Sang Jiwa & Suara Aksara –Penjelasan Singkat Upakara Ngeringkes dan Ragam Kajang

– Catatan Harian Sugi Lanus, 17 Mei 2019. . Alkisah, Sang Jiwa diperintahkan Sang Hyang Titah pencipta dan pengatur semesta ...

May 17, 2019
Esai

Semua Sekolah Favorit, Zonasi-pun Alami

“Sering aku hitung tahun-tahun yang harus aku jalani sebelum memperoleh kemerdekaan, bagiku seakan-akan sekolah adalah sebuah penjara...” Demikian kerisauan hati ...

June 27, 2019
Foto: koleksi penulis
Ulasan

Desa Mandiri dalam Liga Voli Antarkampung – Bikin Sendiri, Tonton Sendiri, Bayar Sendiri

JIKA malam-malam lewat di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, tepatnya di kawasan Desa Perean, Tabanan, pada akhir November hingga Desember ini, terutama ...

February 2, 2018
Ilustrasi foto: FB/Sugi Lanus
Opini

“Kel Uwu”, Menakar Harta, Menakar Makna Kemakmuran – Renungan Buda Cemeng Klawu

  Buda Cemeng Klawu, Rabu, 2 Agustus 2017, merupakan rerahinan gumi. Hari ini merupakan hari suci Puja Wali Betara Rambut ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In