26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto ilustrasi: alkupra.wordpress.com

Foto ilustrasi: alkupra.wordpress.com

“Rumah” bagi Anak Punk

Angga Wijaya by Angga Wijaya
February 2, 2018
in Esai
27
SHARES

Mereka yang tak berumah, tak akan membangun lagi
Mereka yang sendiri, akan lama menyendiri,
akan jaga, membaca, menulis surat yang panjang,
dan akan melangkah hilir mudik di jalanan
gelisah, bila dedaunan berterbangan.

TULISAN di atas adalah bait terakhir sajak ”Satu Hari di Musim Gugur” karya Rainer Maria Rilke, penyair Jerman yang saya kagumi. Mereka yang tak berumah, tak akan membangun lagi, bagian sajak yang bisa jadi merupakan gambaran kehidupan pribadi sang penyair yang kerap berpindah tempat dan alamat.

Namun kali ini saya melihat pemandangan lain. Sekelompok anak muda, laki-perempuan sedang duduk bergerombol di pinggir jalan dengan dandanan yang unik; rambut bercat, bercelana jeans ketat, agak lusuh, membawa gitar kecil. Mereka menyebut diri mereka anak punk dan apa yang mereka lakukan mereka sebut nyetrit, yang artinya hidup di jalanan. Mereka tak berumah, atau tepatnya meninggalkan rumah, pergi dari rumah, lalu memilih hidup menggelandang dari satu kota ke kota lain. Dari satu komunitas punk ke komunitas punk yang lain.

Punk adalah sesuatu yang baru di Indonesia. Ia berasal dari Barat, tepatnya London, Inggris. Punk merupakan sub-budaya yang berawal dari gerakan anak-anak kelas pekerja yang gelisah melihat keadaan sosial-politik yang karut-marut yang dipicu oleh kemerosotan moral tokoh politik yang memicu tingkat penggangguran dan kriminalitas yang tinggi.

Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial bahkan agama.

Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar 1970-an, dan mengalami kejayaan pada 1990-an. Tak beda dengan di negara lain, di Indonesia punk dianggap sebagai gerombolan remaja pembuat onar, atau sekedar aliran musik keras yang tak jelas.

Namun ada yang menarik dari anak-anak Punk. Berbekal semangat DIY (do it yourself) komunitas punk di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Malang mulai merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran.

Kemudian usaha itu berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro. CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Dalam perjalanannya Punk akhirnya menjadi sebuah counter culture atau budaya tandingan. Komunitas punk mempunyai budaya, aturan dan simbol-simbol yang diciptakan sendiri, yang berbeda dengan mainstream yang berlaku dalam masyarakat secara umum dimana komunitas punk berada.

Punk kemudian memberikan sebuah alternatif gaya hidup yang kental dengan nilai anti kemapanan dan anarkisme. Anarkisme yang tidak berarti sebagai sebuah tindak perusakan, perkelahian, atau kekerasan massal, namun anarkisme sebagai sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi negara adalah sebuah bentuk kediktaktoran legal yang harus diakhiri.

Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti hidup tanpa aturan yang mengekang, baik dari masyarakat atau perusahaan rekaman. Filosofi semacam inilah yang lazim mereka sebut sebagai DIY (do it yourself/lakukan sendiri). Sedapat mungkin tidak bergantung pada orang lain, juga tidak membeli barang-barang yang masih bisa diadakan sendiri.

Tidak sekadar kabur dari rumah dan menggelandang di jalanan, memang. (T)

Baca juga: Skena Musik Bawah Tanah Singaraja

Tags: gaya hidupmusikpunkRumah
Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Pemuda kayoman Pedawa tak akan henti-henti menanam pohon
Kilas

Sambut Tahun 2020, Pemuda Kayoman Pedawa Tak Henti Tanam Pohon

Pecinta Alam Kayoman Pedawa menanam pohon bersama tokoh masyarakat Dusun Asah, Babinkantibmas, Babinsa Desa Pedawa,  Kepala banjar dinas se- Desa ...

January 2, 2020
Adegan film Hanna And Alice (2004)/net
Esai

Betapa Gelisah Aku Kehilanganmu – Surat Pendek untuk Sahabat Terbaik

PERSAHABATAN, tidak pernah ada yang tahu kapan percisnya dimulai. Tidak ada tanggal khusus seperti orang berpacaran. Semuanya dimulai begitu saja. ...

February 2, 2018
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Penyelamat Bapak

Cerpen: Oktaria Asmarani SETIAP pukul setengah lima pagi, bapak selalu keluar rumah lewat pintu samping. Ia hendak sembahyang. Agak aneh ...

February 2, 2018
Esai

Tirtayatra ke Jawa, Rekreasi atau Panggilan Hati?

Tirtayatra ke Gunung Bromo Kabut mulai turun menyelimuti pegunungan Tengger sore itu. Senja mulai membayang, sang surya tampak bersembunyi di ...

July 18, 2019
Esai

Selamat Ulang Tahun Bob Dylan: Panjang Umur Seni dan Perlawanan

BAGI sebagian orang, umur 76 tahun mungkin adalah waktu yang sehat untuk rehat dari segudang aktivitas yang menguras tenaga. Duduk, ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Menjangan Seluang [Foto: Michael Gunther]
Esai

Kenapa Orang Bali Tidak Memuja Arca-Lukisan Penulis Kitab?

by Sugi Lanus
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1413) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In