12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Saraswati, Krisna-Arjuna, dan Guru Tercinta – Renungan Kritis Pendidikan Kita

I Wayan ArtikabyI Wayan Artika
February 2, 2018
inOpini
880
SHARES

MASKOT sekolah di Bali Dewi Saraswati. Patung megah dewi ilmu-pengetahuan dibangun di hampir setiap sekolah. Warga sekolah memuja dewi ilmu. Ironisnya, Saraswati seakan dibuat mati, tidak diaktualisasi dalam belajar dan mencintai ilmu.

Kecantikanya sepertinya tidak mampu menarik minat cinta siswa terhadap ilmu dan belajar. Belajar sebagai paksaan dan bukan cinta penuh gairah setiap insan sekolah. Ilmu, pengetahuan, dipahami sebatas teori dan hafalan. Berkah ilmu bagi harkat dan martabat kemanusiaan sebagaimana termaktub dalam surat pendek Albert Einstein (1938) dan kebijaksanaan yang ditawarkan karena menjadi api bagi kehidupan manusia, tidak pernah tercapai.

Ilmu dan pengetahuan tidak bertuah sebagaimana ungkapan Foulcault, pengetahuan itu kekuasaan. Siswa mengetahui plastik terurai setelah ratusan tahun namun tetap membuang plastik sembarangan. Pelajaran di sekolah tidak mampu membentuk tindakan siswa sejalan dengan pesan aksiologi ilmu apalagi cara kerja ilmu (epestemologi). Hubungan segitiga logika, sikap, dan tindakan-nyata terhenti pada ingatan dangkal atau hafalan tes pilihan ganda.

Sekolah tidak sepenuhnya lembaga ilmu memang, lebih cocok sebagai lembaga belajar formal administrasi belajar. Di sekolah, belajar diformalkan, sistematis, dan politis. Hakikat belajar otentik dalam kehidupan hilang sama sekali. Peran guru mengalami dekadensi dan stagnasi. Para guru menderita berbagai persoalan jiwa, seperti merosotnya dedikasi yang tampak dalam ketidakberdayaan menjalin hubungan humanis dengan para murid.

Dewi Saraswati kurang tepat sebagai maskot belajar. Yang lebih cocok, Krisna dan Arjuna ketika berdialog panjang dalam Bhagavad-gita. Krisna guru dan Arjuna murid. Krisna menuntun Arjuna pemberani (bertindak) namun bertolak belakang dengan tindakan guru dewasa ini, mendidik siswa jadi penakut dan patuh.

Guru merasa profesional setelah menginformasikan hal teknis dan teoretis, minus tindakan nyata. Karena kegelapan jiwa para guru, tidak terjangkau olehnya mengembangkan kesadaran diri siswa atas hidup otentik. Seluruh pertanyaan guru kepada siswa, hafalan, ingatan dangkal, tingkat terendah aktivitas berpikir manusia menurut taksonomi Bloom, disampaikan dengan retorika intimidasi. Jangan harap siswa menerima tawaran berpendapat mengenai filosofi eksistensi dalam Bhagavad-gita, “Tidak pernah ada suatu waktu dimana Aku tidak ada […] (seloka II.12) atau “Apa yang tidak ada tidak pernah akan ada. Apa yang ada tidak pernah tidak ada […]” (seloka II.16].

Guru berceramah sepanjang hayat dan siswa pasif tetapi Krisna menyampaikan pengetahuan suci, lewat percakapaan. Memang segala alasan dimiliki para guru bergeming pada ceramah. Segi politik pendidikan, administrasi rumit, dan jumlah siswa terlalu banyak, membenarkan hal itu. Dalam ceramah otoriter, ilmu dan pengetahuan mengalami instanisasi.

Pengetahuan instan tidak mampu mengubah apapun sehingga sekolah menerima “gugatan” sosial, para tamatan tetap saja “bodoh”. Untuk membuat Arjuna bangkit atau bertindak, perintah tidak diperlukan oleh Krisna. Namun sebaliknya bagi sekolah. Guru seakan tukang perintah.

Krisna memadukan konsep (pengetahuan tertinggi), sikap (keyakinan), dan tindakan otentik untuk membangkitkan Arjuna. Jika akhirnya Arjuna bertindak dalam perang besar di antara para sanak saudara, bukan karena perintah tetapi tuah pengajaran yang diterimanya dari Krisna. Kiranya tujuan akhir pendidikan: menyiapkan siswa hidup di dunia nyata di atas landasan integrasi pikiran, hati, dan tangan/kaki. Keadaan ini disebut inkulturasi oleh Romo Driyarkara.

Proyek perbaikan mutu pendidikan, dari sertifikasi guru berbagai perubahan kurikulum hingga Kurikulum 2013, belum mampu memotong lingkaran setan: tujuan belajar naik kelas dan lulus, ditentukan oleh kemampuan siswa menjawab soal tes objektif.

Terhadap hal ini, kata Krisna kepada Arjuna, “Hanya pada pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya” (Bhagavad-gita, seloka II.47), bisa dijadikan dasar. Guru mengambil peran besar pada proses belajar dan sekaligus menjadi bagian dari proses itu.

Bukan sebaliknya, guru menggiring siswa mengabaikan proses, mencapai hasil belajar daftar angka (nilai), wujud nyata orientasi pembelajaran pada hasil. Pernyataan Krisna bertentangan dengan landasan belajar berkiblat pada tujuan dangkal. Seharusnya, tujuan belajar berkiblat pada pengalaman otentik unggul.

Otoritas dan kegelapan jiwa guru juga sangat buruk bagi pendidikan. Guru mengintimidasi siswa atas nama disiplin visi hampa, mengambil seluruh waktu untuk berceramah, memberi rasa bosan dan muak siswa sehingga siswa bisu, apatis.

Namun Krisna Guru Agung menjadikan Arjuna kritis terhadap dirinya, “Jika Engkau menganggap bahwa jalan pengetahuan lebih mulia dari jalan perbuatan, mengapa Engkau mendesak aku untuk melakukan perbuatan yang biadab ini, O, Krisna?” tanya Arjuna (Bhagacad-gita, seloka III.1).

Sedikit dari mutiara pendidikan yang berkilauan dalam Bhagavad-gita yang diacu esai ini, untuk menunjukkan, pemilihan Dewi Saraswati sebagai maskot pendidikan (di Bali) kurang relevan jika dibandingkan dengan hubungan Krisna dan Arjuna dalam Bhagavad-gita. Krisna dan Arjuna, hubungan guru dan murid yang dinamis. Seperti itulah sedikitnya guru mengajar di kelas. Ketika guru merasa sudah bekerja keras dengan “ngomong” satu kali namun ternyata murid bergeming, sehingga tidak perlu lagi “ngomong” kedua, ketiga, dan seterusnya.

Guru sekaliber Krisna membutuhkan 700 seloka, untuk membuat Arjuna bertindak. Semua siswa tahu kebenaran ilmu namun menjadikan siswa meyakini kebenaran ilmu, membutuhkan kerja keras guru sehingga pengetahuan dan keyakinan atas kebenarannya berubah menjadi energi bagi siswa dalam bertindak. Di situlah peran guru, membangun keyakinan sehingga siswa memetik berkah pengajaran: senyawa teori, sikap, dan tindakan pada dirinya. (T)

 

Tags: bhagawad gitaguruPendidikansekolah
Previous Post

Teater Menyepi Tak Cuma Denpasar, di Bali juga, Jong! Tapi Tunggu Dulu…

Next Post

Masa Depan Kekuasaan Preman di Negeri Kita

I Wayan Artika

I Wayan Artika

Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum. | Doktor pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Penulis novel, cerpen dan esai. Tulisannya dimuat di berbagai media dan jurnal

Next Post

Masa Depan Kekuasaan Preman di Negeri Kita

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co