9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Para Perintis Pers Bali & Kaum Intelek Bali Utara

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Foto: Mursal Buyung

168
SHARES

TAHUN 1920-an sampai tahun 1950-an bisa dikatakan masa gemilang intelektualitas Buleleng, Bali Utara. Pada masa tersebut intelektual Buleleng bermunculan dan menerbitkan berbagai jurnal kebudayaan, yaitu:Shanti Adnyana(1923), Bali Adnyana(1924-1929), Surya Kanta(1925-1927), Bhawanagara(1931-1935), Djatajoe(1936-1941), dan Bhakti (1952-1954).

Penerbitan tersebut adalah cikal-bakal pers di Bali. Isi dan pergolakan pemikiran yang termuat dalam jurnal dan majalah tersebut yang menunjukkan visi kebudayaan mereka sangat reformis dan meloncat jauh ke depan.

Tweede Klasse School, cikal bakal pemikir Buleleng

Kalau kita cermati, cikal bakal kelahiran para intelektual Buleleng adalahTweede Klasse School.Sekolah dasar ini didirikan tanggal 1 Agustus 1875, merupakan sekolah pertama di pulau Bali. Selanjutnya Pemerintah Belanda mendirikan juga mendirikanErste Inlandsche Schoolpada tahun 1913, dan diikuti dengan pembukaan sekolah Belanda bernamaHollandsche Inlandsche School (HIS). Ketiganya di Singaraja, Buleleng.

Setelah berselang 10 tahun dari pendirianErste Inlandsche School, atau 48 tahun setelah pendirianTweede Klasse School, tumbuh cukup banyak intelektual di Buleleng. Ini terbukti dengan munculnya organisasi modern yang beranggotakan kaum terpelajar yang aktif melakukan gerakan sosial.

Shanti dan Shanti Adnyana, organisasi modern dan newsletter Buleleng 1923

Pada tahun 1923, lahir organisasi itu bernamaShanti. Sebuah organisasi yang beranggotakan intelektual Buleleng yang menerbitkankalawarta(newsletter) bernamaShanti Adnyana, terbit bulanan memuat masalah pendidikan dan Agama Hindu Bali (Agama Tirtha).

Terbitan ini disebarkan terutama di kalangan pegawai dan guru. Shantibukan hanya menerbitkan majalah, tapi juga merupakan sebuah organisasi pergerakan yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, yang memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan. Pengurusnya antara lain: Ketut Nasa, Nyoman Kajeng, I Gusti Putu Jlantik, dan I Gusti Putu Tjakra Tenaja. Ketika Ketut Nasa mengundurkan diri dariShanti Adnyana,kalawatraini berhenti terbit.

Tidak lama berselang, tanggal 1 Januari 1924,Shanti Adnyanaberubah menjadiBali Adnyana, sebuah majalah yang terbit tiga kali sebulan yaitu tiap tanggal 1, 10, dan 20, diasuh I Gusti Tjakratanaya dan I Gusti Ketut Putra.

Ketut Nasa yang berhenti dariShanti Adnyanamenghimpun kawan-kawannya yang kebanyakan berprofesi sebagai guru dan tanggal 1 Oktober 1925 mendirikanSurya Kanta, menerbitkan majalah bulanan yang juga bernamaSurya Kanta, yang selanjutnya bersaing panas dengan majalahBali Adnyana.

Bali Adnyanaberpikir feodal, sementaraSurya Kantamemperjuangkan persamaan hak dan menentang feodalisme, mendukung sistem pendidikan Barat, mengetengahkan reformasi adat dan upacara agama, membincangkan persoalan koperasi dan kesejahteraan rakyat jelatah.

Mereka menentang kepemimpinan yang elitis dan feodal. Mereka menyambut ide pembaharuan di Jawa dan para pemuda Indonesia di negeri Belanda, yang mengutamakan lahirnya “bangsawan pikir” (menjadi terhormat dengan pendidikan dan pemikiran), bukan sekedar “bangsawan darah” (minta dihormati dan menjabat karena faktor kelahiran semata).

Kemajuan berpikir dan pergolakan kebudayaan Buleleng periode 1924-1927

MajalahBali Adnyanamewarnai wajah Singaraja dengan pemihakannya pada feodalisme dari tahun 1924 hingga tahun 1929. MajalahSurya Kantaeksis menentang feodalisme dan menyajikan pemikiran reformis, terbit dari Oktober 1925 sampai September 1927.

Tahun 1931 di Singaraja terbit majalahBhawanagara. Majalah ini berbahasa Melayu, diterbitkanYayasan Kirtija Liefrinck van der Tuuk. Majalah ini mendapat dukungan pemerintah kolonial, tahun 1931 terbit edisi perdanaBhawanagara, dengan tebal 40 halaman. Dr. R. Goris bersama I Gusti Putu Djlantik, I Gusti Gde Djlantik, I Nyoman Kadjeng, dan I Wajan Ruma, menjadi redaktur majalah ini. Majalah ini punya tag-line: “soerat boelanan oentoek memperhatikan peradaban Bali”

Bhawanagarayang tutup pada tahun 1935 digantikan oleh kehadiran majalah kebudayaan bulananDjatajoe. Mulai terbit 1936, diterbitkan oleh organisasi bernamaBali Darma Laksana. KelahiranDjatajoedisebutkan dipengaruhi oleh majalahPoedjangga Baroe, penuh dengan nuansa kesastraan dan pemikiran kebudayaan yang lebih meng-indonesia. Pemimpin redaksi pertamaDjatajoeadalah I Goesti Nyoman Pandji Tisna, kemudian dipimpin oleh Nyoman Kajeng dan Wayan Badra.

Majalah ini terbit sampai 1941. I Goesti Nyoman Pandji Tisna kini terkenal dengan novelnyaSoekresni Gadis Bali; sampai kini terjemahan kitabSarasamuscayaoleh Nyoman Kajeng beredar dengan puluhan kali cetak ulang; dan artikel-artikel Wayan Badra yang ditulis dalam bahasa Belanda dimuat di berbagai jurnal kebudayaan nasional dan international yang menunjukkan kaliber intelektualitasnya.

Buleleng periode 1950-an, periode multipartai

Pada periode tumbuhnya puluhan partai di Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno, dua intelektual Singaraja, Putu Shanti dan Ketut Widjana menggagas menerbitkan majalahBhakti, dengan slogan: “Majalah untuk Umum-non-Partai berdasarkan Pancasila”. Putu Shanti sebagai penanggung jawab dan Ketut Widjana sebagai pemimpin umum.”

Majalah ini diterbitkan olehYayasan Kebhaktian Pejuang, terbit selama 2 tahun, dari tahun 1952 sampai 1954. Dalam kurun waktu yang bersamaan (1953 hingga 1955), I Gusti Bagus Sugriwa, tokoh dan intelektual Bali asal Buleleng, menerbitkanMajalah Damaidi Denpasar.

Kini jurnal kebudayaan semacam itu tidak ditemukan lagi di Buleleng. Semenjak kepindahan pusat pemerintahan Bali dari Singaraja ke Denpasar. Meredup pula “kadar” intelektualitas Buleleng.

Gedung Kirtya, saksi bisu meredupnya intelektualitas Buleleng

Yang masih tertinggal di jantung kota Singaraja adalah sebuah pusat naskah lontar dan buku-buku tua Bali bernamaGedong Kirtya, sebuah perpustakaan tua yang didirikan tahun 1928, yang menyimpan ribuan halaman pemikiran para intelektual Bali dari berabad-abad lalu (kurang lebih bentuk 3.000lontar), prasasti-prasasti Bali Kuno, manuskrip kertas dalam bahasa Bali dan huruf Romawi, termasuk dokumen-dokumen dari zaman kolonial (1901-1953), juga majalah dan jurnal yang terbit di Buleleng (1920-1955).

Perpustakaan ini vacuum aktivitas kreatif dan terseok rawan bangkrut. Banyak salinan lontar dan lontar asli yang dulu pernah tercatat ada di sana kini tak jelas rimbanya. Jurnal-jurnal kebudayaan itu lenyap dalam senyap.

Seiring dengan meredupnya “kadar intelektual” Buleleng, posisi strategis Gedong Kirtya sebagai pusat kebudayaan sudah terlupakan. Diabaikan.

Buleleng kini lebih riuh dengan urusan kekuasaan yang “sepi intelektualitas”, Pilkada dan kasak-kusuk politik internal pemerintahan di Buleleng tampaknya telah menyita perhatian dan menjadi kegandrungan kaum terpelajar Buleleng. Kejayaan intelektualitas Buleleng yang pernah terjadi tahun 1920-an hingga 1950-an hanyalah sebuah romantisme Buleleng. (T)

*Tulisan ini pernah dimuat di Bali Post

Tags: bulelengpersPolitik
Previous Post

“Bullying” di Sekitar Kita – Menyakitkan atau Bikin Bangkit

Next Post

Untuk Perbaiki Bali, “Ngiring Sareng-sareng Dados Balian”

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Untuk Perbaiki Bali, “Ngiring Sareng-sareng Dados Balian”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co