28 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Wayan Redika, Rajah 2

Wayan Redika, Rajah 2

Nuryana Asmaudi SA# Lelaki Abstrak, Perempuan di Pediangan, Pewarta Cinta

Nuryana Asmaudi SA by Nuryana Asmaudi SA
February 2, 2018
in Puisi
15
SHARES

LELAKI ABSTRAK

 

Pada hamparan kanvasmu balon-balon meletus

menjadi wara-warni pelangi gugusan mega

awan pudar langit terhimpit mendung ditimpa matahari

siluet senja halimun anggun burung terbang oleng

gulita gurita malam raut leak seringai butakala

rumah reot kubah tua sarang laba-laba pohon tumbang

ngarai bebukitan bunga mekar bibir ranum kebaya tanggal

ranjang bergetar rimbun hijau semak kering daun gugur

ranting luruh kafilah garis patah abstraksi hati leleh.

 

Kau menari di sana menjadi bayangan tak teraba

menjadi kata tak terucap menjadi noktah tak terbaca

Aku si tuli bisu menyaksikanmu menjadi juru kunci

ranah sunyimu: penjaga kebun bercinta dengan pohon

perawat taman yang tak sempat menikmati bunga mekar

Kupu-kupu dungu kalah berebut madu dengan kumbang liar

Pungguk merindukan-dirindukan bulan di taman

malam zikir cinta di Snerayuza.

 

PEWARTA CINTA

 

Dara itu masih terlalu muda dipinang cinta

darimana segala bermula

mula tak berakhir hulu tak berhilir

tapi titah telah tertatah sekar terlanjur mekar

di taman takdir tersurat cerita dalam lontar

 

kepada bumi yang membesarkan ia berkata:

kesabaranku belum sampai pada-Nya!

bumi yang sedang berduka berfatwa:

“Kerelaan membuka jalan cinta

yang menganugerahi keutamaan

cinta yang memberimu firman.

Butakan matamu tulikan telingamu

pada segala yang bikin sakit

karena di sana maut numpang lewat

Langit memberkati. Ibu merestui!”

 

karma baik tak berakhir pada jalan buruk

cinta memilih permaisuri anak asuh bumi

bumi yang tersakiti berabad menanti

para khalifah penuntun jalan fitrah

syuhada yang menyediakan dirinya

jadi tumbal penyelamat kehidupan

 

Kau yang dijanjikan waktu tanyakan

kepada cinta yang mempermaisurimu:

titah apa hendak difirman?

 

Dara penggema gentakala pewarta cinta

sulukkanlah kasih di bumi lara.

Sebelum pergi singgah dulu

di rumah rindu peziarah kalbu

berbincang dengan waktu

membuka gerbang siang

menguak rahasia malam

malam berbunga-bunga

Malam Yang Cinta

 

 

 LELAKI PEMIMPI

 

Kenangan kanak-kanak itu hadir kembali

dalam mimpinya: “Angin nakal, Bu

ia renggut layanganku dibawa ke barat

tapi besok kami akan bermain layangan lagi,”

ia dengar temannya mengadu pada ibunya

 

Bocah miskin-nelangsa yang sering kalah berebut mainan

tak bisa membuat layangan tak mampu membeli benang

tapi ingin bermain layangan seperti temannya yang lain.

Ia cari daun gadung diterbangkan dengan serat batang pisang

“Lihat Mak, layanganku bisa terbang!” pekiknya girang.

Emak tersedusedan melihat layangan daun gadung

anak lanang terbang sempoyongan.

 

Kenangan kanak itu datang lagi dalam mimpi semalam

bayangan suram masa silam si lanang lajang

serupa suratan hidupnya yang gagal sekarang

hingga subuh membangunkannya dengan azan

 

Subuh tak sampai hati membiarkan lelaki

pemimpi itu mati terbunuh mimpinya sendiri.

 

 

PERAWAT IKAN

 

Perawat ikan itu meninggalkan perusahaan yang

tak menghargai karyawan. Ikan-ikan mogok makan

karena kangen. Akuarium besar tempat tinggal induk ikan

pecah ditubruk kucing bunting ngidam lohan.

 

Perawat ikan membaca tulisan di koran:

“Ribuan ikan hias mogok makan karena ditinggal

 pergi perawatnya. Pemilik perusahaan ikan hias

 (juragan kikir yang sombong) frustasi

lalu gantung diri di kebun kemangi.

 

“Ini pasti bukan kabar burung, tapi kabar ikan

Bukan pula mimpi, tapi cerita ilusi seorang

lelaki sepi yang mendambakan istri.”

Perawat ikan yang telah kembali ke azal sunyi

terkekeh-kekeh: “Sayang aku telah bersuami

sayang aku telah dipermaisuri puisi!”

 

 

PEREMPUAN DI PEDIANGAN

 

perempuan di pediangan itu mungkin api

yang menjaga bara agar tetap nyala

sebab hawa begitu dingin

setelah ditinggal adam

 

sewaktu-waktu ia pasti bosan menyala

menyembunyikan sisa bara atau benar-benar mati

menjadi abu dipermainkan angin atau ditelan hujan

hingga kau kehilangan kehangatan dan bara jiwa

 

tak ada lagi cahaya tak ada lagi bara cinta

dan kau menggigil dalam kegelapan

diterkam dingin dicekik sunyi

diri yang tak lagi kau kenali

 

 

KEPADA MARIA

 

Kita telah memulai sejak lama Maria

dan cinta tak pernah berakhir.

Di negeri jahiliyah jasad kita akan dijagal

Darah bercucuran. Menjelma domba

Menjadi biri-biri gembala

Bergolong-golong. Bermarga-marga

Domba-domba sahaya di bukit cahaya

Biri-biri bestari di lembah sunyi

Yang tak gentar melawan lapar

Tak takut direnggut maut.

 

Roh kita mi’raj ke langit. Ke mihrab jiwa

Bergandengan-bermesraan sepanjang jalan

Serupa laron kehilangan sayap beriringan

ke lobang persemayaman menyatu dengan tanah

Hingga masa kebangkitan menjadi laron lagi

atau menjelma makhluk lain. Menjalani

hidup baru di taman-taman hati.

 

Cinta adalah bunga Ilahi, Maria

Tak layu dirayu waktu. Tak gugur di liang kubur

Maka rekah-rekahkan cinta. Mendawamkan

zikir dan nyanyian Kudus dengan kekhusukan

iman dan ketabahan hati sebelum tiba saat

jasad kita dijagal para algojo jahiliyah.

 

Kita telah mengawali segala dengan cinta

Dan takkan pernah mengakhirinya

Sebab cinta hidup selamanya.

 

Tags: Puisi
Nuryana Asmaudi SA

Nuryana Asmaudi SA

Baru saja menerbitkan buku kumpulan puisi "Doa Bulan untuk Pungguk" (Akar Indonesia, 2016). Selain menulis puisi juga menulis esai dan cerpen. Kini menjadi wartawan dan tinggal di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Dalang Cilik Narend di Festival Tepi Sawah 2019/ Foto: Gandhi
Khas

Mebalih Dalang Cilik Narend di Festival Tepi Sawah

Setahun sudah tidak menulis di Tatkala.co sehingga saat bertemu dengan sang CEO di Festival Tepi Sawah saya ditodong langsung untuk menulis lagi. ...

July 10, 2019
Foto ilustrasi: Sanggar Tindak Alit Badung. /Foto: Sulastriani Wayan
Opini

Konsep Catur Guru, Pendidikan Karakter, dan Penanaman Nilai Anti Korupsi

  PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ...

February 2, 2018
Pura Paluang (Pura Mobil). Sumber foto: nusapenidapanoramic.com
Opini

Pura Mobil di Nusa Penida dan Riak Teologi Lokal

Umat Hindu Bali sempat digemparkan oleh keberadaan Pura Paluang. Pasalnya, pura mistis yang berlokasi di Dusun (Banjar) Karang Dawa, Desa ...

August 11, 2020
Acara

Hope & Freedom – Run for Mental Health

Hope & Freedom – Run for Mental Health adalah kegiatan Virtual Charity Run yang akan diadakan secara serempak oleh beberpa ...

January 7, 2021
Lukisan Nyoman Erawan
Puisi

Surya Gemilang# Di Persimpangan Pendapat, Puisi Menulis Aku

DI PERSIMPANGAN PENDAPAT di desa ini anak-anak tak berhak menghentikan kematian anak-anak hanya boleh bermain dengan ketegangan kelamin dan keasaman ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Moch Satrio Welang dalam sebuah sesi pemotretan
Kilas

31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

by tatkala
January 27, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
dr. Putu Arya Nugraha, penulis, yang juga Direktur RSUD Buleleng, divaksin, Rabu 27 Januari 2021
Esai

Berbagai Kekeliruan Tentang Vaksin

by Putu Arya Nugraha
January 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (193) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In