Saya adalah salah satu dari banyak orang yang sangat menikmati momen KKN, meski saya tidak mengetahui detail kisah KKN kalian satu per satu tapi saya berusaha mewakili rasa rindu kalian dengan tulisan ini. Cobalah baca tulisan isi sambil mendengarkan lagu khas yang sering kalian putar ketika KKN bersama teman-teman kalian.
TAHUN ajaran baru telah di mulai. Ada gaya hidup baru yang tumbuh serta atmosfer baru yang mengudara. Mahasiswa baru telah melepas atribut ospeknya dan mulai menapak di kampus yang baru, sementara mahasiswa semester 2, 4, dan 6 sudah naik ke semester 3, 5, dan 7.
Bagaimana dengan mahasiswa KKN? Apakah cerita semasa KKN masih mereka kenang atau telah ditutup rapat-rapat seiring dengan cinta lokasi yang tiba-tiba kandas karena masa aktifnya telah habis? Maaf jika cinta kalian harus berakhir karena saya masih meyakini bahwa di buku pedoman KKN ‘ajang mencari jodoh’ memang tidak tertera. Maka, terimalah takdir kalian.
Tanggal 27-28 Agustus 2016 adalah tanggal yang kalian tunggu untuk mengakhiri segala tetek bengek KKN, sebut saja hari itu adalah Ujian KKN. Ada yang senang karena bisa cepat-cepat pulang kampung untuk bertemu sanak saudara atau bertemu sahabat jika punya, atau bertemu pacar jika belum putus akibat uji coba kesetiaan KKN, ada juga yang termenung karena KKN akan segera berakhir.
Termenung bukan hanya karena akan berbisah dari yang selalu ada atau yang istimewa, tapi juga akan sangat merindukan momen-momen kebersamaan bersama teman-teman selama di posko dengan segala suka-duka yang terselip di dalamnya. Kalian yang mana? Kalau saya pastinya yang kedua karena saya sudah lulus uji coba kesetiaan KKN. Haha.
Sambil mengetik laporan, artikel, atau mengurusi jurnal dan juga LPJ yang seakan tiada akhir, lalu kalian mulai berangan dan memutar balik waktu di pikiran kalian untuk sekedar menyapa kembali momen yang telah kalian lalui bersama teman-teman.
Kalian akan mengenang kebiasaan-kebiasaan yang pernah kalian lakukan, seperti bangun pagi, senam atau jogging bersama, minum kopi atau energen sambil duduk bersila, jadwal piket bergilir, tugas memasak, mencuci piring, menunggu baju kering atau tentang siapa giliran membawa baju kotor ke tempat laundry, mendengarkan musik yang itu-itu saja sampai kalian hafal lirik-tempo-beatnya dan akhirnya lagu itu menjadi lagu khas KKN kalian, sampai ke hal-hal konyol yang terkadang membuat kesal atau malah menambah rindu.
Ada yang kentut sembarangan, sendawa berlebihan, menguasai tempat tidur yang sempit, kalah bermain kartu sampai diharuskan memakai helm diolesi bedak atau kopi, menertawakan hal-hal yang tidak penting, membuat jargon-jargon khusus yang isi dan artinya hanya kalian yang tahu, sampai saat-saat menyedihkan ketika air di posko kalian mati dan kalian harus numpang mandi di rumah-rumah warga atau terpaksa mandi di sungai.
Ketika KKN mungkin tempat tidur kalian akan lebih sempit dari sebelumnya, kasur dan bantal kalian tidak seempuk kasur dan bantal di rumah atau di kost. Di kiri-kanan kalian ada wajah-wajah dengan nafas bau atau dengkur yang keras, wajah-wajah konyol ketika tidur lelap dan ketidaknyamanan lainnya.
Tapi, pernahkah kalian berpikir jika ketika kalian tiba-tiba terbangun di kamar kalian dan kalian sendiri. Lalu kalian menoleh kiri dan kanan, sudah tidak ada lagi wajah-wajah menyebalkan yang menghiasi malam dan pagi kalian selama satu bulan?
Tidak ada lagi seruan khas yang setiap pagi membangunkan kalian. Tidak lagi duduk melingkar dan makan bersama. Pernahkah kalian berpikir akan seakrab ini dengan teman-teman KKN kalian? Atau bagaimana jadinya ketika keakraban itu tiba-tiba lenyap saat ujian berakhir? Tentu kalian akan kembali pada rutinitas masing-masing bukan?
Kalian masih mengetik laporan jahanam itu, baru sampai di laporan cluster. Lalu, kalian ingat wajah-wajah teman kalian satu-satu beserta kebiasaan mereka. Ingat cara mereka tertawa, mengejek, atau menangis.
Ingat kemampuan-kemampuan aneh mereka, ada yang suka kerauhan atau sering melihat penampakan hantu hingga bulu kuduk kalian bergidik dan kalian menjadi paranoid, tidak berani ke kamar mandi sendiri. Ingat program kerja yang berhasil atau terkendala tapi kalian selalu kompak dan ada rasa bangga ketika program kalian akhirnya berhasil dan selesai.
Ingat Pak Kades yang baik hati sampai yang jarang memperdulikan kalian, atau warga yang selalu membawakan kalian makanan gratis ke posko terlepas dari niat baik atau niat “tersembunyi” di baliknya. Sambil mengingat hal-hal itu, lalu kalian tersenyum sendiri.
Perpisahan KKN merupakan momen yang antara kalian menunggu-nunggunya atau takut jika hari itu akan tiba. Diam-diam kalian saling bersandiwara pada teman-teman bahwa kalian sangat menunggu datangnya hari perpisahan itu hanya karena gengsi jika mereka tahu bahwa kalian sangat sedih bila berpisah dengan teman-teman menyebalkan itu.
Lalu, kalian tetap saja sok sibuk mendekorasi panggung sambil sesekali memandangi teman-teman yang juga sok sibuk mendekorasi. Tapi ternyata diam-diam kalian saling mencuri pandang, yang cinlok juga akan sok perhatian dengan cinlokannya.
Bisa jadi mereka juga sudah memikirkan dari jauh-jauh hari tentang perpisahan itu, lalu tiba-tiba akan ada yang baper. Ketika acara perpisahan selesai kalian berkumpul mengadakan rapat evaluasi atau sekedar merayakan perpisahan secara pribadi.
Ini momen yang sangat saya benci, akan ada yang menangis di sana-sini, berpelukan sambil bermaaf-maafan, lalu salah satu dari mereka akan nyeletuk sendiri. “Ingat tidak ketika pertama kali kita terjun ke tempat ini? Dan kita blablabla..” lalu tangis akan pecah kembali.
Laporan kalian sudah selesai bahkan sudah ter-upload. Tiba saatnya kalian ujian. Dosen penguji sudah siap dengan berbagai pertanyaannya. Kalian berusaha menjawab dengan berbagai daya upaya. Dan ujian pun selesai.
Ketika itu, kalian sudah tidak memiliki kata-kata indah lagi untuk dibagi. Kalian terdiam dan hanya bisa melihat kebersamaan ini untuk yang terakhir kalinya. Kalian akan tersenyum atau tertawa satu sama lain, entah itu tawa manis atau pahit hanya kalian yang tahu.
Kalian berkemas dan dalam hati akan selalu ingat letak tidur, letak benda atau baju yang tergantung di sana-sini. Kamar itu kan kosong kembali. Posko itu akan sepi seperti biasa.
Warga mengucapkan selamat tinggal dan terimakasihnya, anak SD berdatangan membawa surat yang mereka tulis sendiri atau kado sederhana untuk disimpan. Kalian akan terharu dan menangis lagi, ada juga yang memaksakan diri untuk tegar.
Lalu, tiba saatnya kalian pulang meninggalkan desa, rasanya ada sesuatu yang hilang ketika kalian melewati batas desa. Bukan masalah barang-barang kecil atau potongan sabun yang sengaja kalian tinggalkan di sana, bukan juga masalah cinta lokasi yang harus kalian sudahi. Tapi lebih kepada hati yang tertinggal di lokasi KKN beserta kenangan yang terselip di dalamnya.
Dan kita tak akan malu untuk menangis, mengenangnya. (T)