12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nyawa “Buleleng Festival” itu Bernama Legong Tombol

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inFeature

Foto: Yogi Sancaya

103
SHARES

BEGITU puluhan penari memasuki panggung di depan Tugu Singa Ambara Raja, sore menjelang senja di Singaraja terasa lebih berwarna dari biasanya. Warna-warna itu bukan hanya memancar dari mata penari yang penuh cahaya, juga dari pantulan cahaya senja yang jatuh di wajah mereka. Denyar gamelan membuat semua keindahan menjadi sangat sempurna.

Puluhan penari itu sedang menarikan Legong Tombol pada panggung pembukaan Buleleng Festival (Bulfest) ke-4, Selasa (2/8) sore. Mereka tak sekadar menari. Mereka menebarkan pesona, sekaligus memberi nyawa secara mendalam kepada panggung Bulfest.

Legong Tombol bahkan bisa disebut sebagai nyawa sesungguhnya dari Bulfest. Tarian itu dinamis tapi tetap manis. Tarian itu klasik tapi energik. Kuno tapi tidak canggung. Demikian juga karakter Buleleng yang sebenar-benarnya. Jika diseret kepada visi dan misi penyelenggaraan Bulfest, Tari Legong Tombol adalah refleksi sesungguhnya dari visi-misi itu.

Tari Legong Tombol adalah bentuk garapan tari yang sudah tua dan sempat punah. Lalu digali, dilestarikan, dan dikembangkan dengan penambahan jumlah penari, mungkin juga pengembangan kostum. Artinya, tarian itu muncul dari upaya panjang dan keras, sampai akhirnya tiba di panggung Bulfest yang gemerlap. Harta karun budaya yang digali dari liang kubur, lalu direkonstruksi dan direinterpretasi, lalu dilestarikan, dan dikembangkan sekaligus diperkenalkan kepada pewaris-pewaris berikutnya.

Awalnya tarian itu diciptakan maestro legong, Wayan Rindi. Lahir di lingkungan Kerajaan Karangasem sekitar tahun 1950-an. Iringannya saat itu gamelan palegongan dan semara pagulingan. Tarian itu biasanya ditarikan untuk menyambut tamu kerajaan dan untuk membuka sebuah acara. Akibat situasi politik, tarian itu tak dipentaskan lagi di lingkungan Kerajaan Karangasem.

Wayan Rindi kemudian membawa Tari Legong Tombol itu ke Desa Banyuatis sekitar tahun 1959. Di Banyuatis tarian itu dihidupkan kembali bersama keluarga Pan Manikan. Tentu disesuaikan lagi dengan karakter Buleleng. Misalnya saat itu tarian diiringi gamelan gong pacek milik Pan Manikan. Legong Tombol pun seakan lahir kembali dan hidup di Banyuatis. Sekitar tahun 1960, tari itu sempat dibawakan oleh penari-penari Banyuatis di Istana Tampaksiring untuk menyambut Presiden Soekarno saat itu.

Namun, seperti juga sejumlah tarian lain, pamor Legong Tombol terus memudar. Salah satu penyebabnya adalah konflik politik dan juga masalah regenerasi. Sampai akhirnya tarian itu punah dan tak banyak yang mengingatnya.

Beberapa tahun lalu, ada keinginan dari sejumlah tokoh Banyuatis untuk menghidupkan kembali Tari Legong itu. Keinginan itu muncul setelah di desa itu dibangun semacam pusat pengembangan seni Gerbang Nusantara. Upaya itu diberkati karena di Banyuatis ternyata masih ada penari Legong Tombol yang masih hidup. yakni Men Gumbring. Selain itu ada juga seorang tua, Bapa Gede Suweca, yang masih bisa mengingat dengan baik nada-nada gamelan Legong Tombol itu.

Upaya rekonstruksi itu semakin mendekati sempurna ketika Yudi Gautama, salah seorang penggagas sanggar Gerbang Nusantara, bertemu dengan Ida Ayu Wimba Ruspawati. Kepada akademisi seni itu, Yudi menceritakan tentang keinginannya untuk menghidupkan kembali Legong Tombol di desanya.

Ida Ayu Wimba pun menanggapi dengan senang, bahkan rekonstruksi itu kemudian dijadikan bahan penelitian sekaligus objek disertasi untuk pendidikan doktoralnya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dengan bantuan tambahan dari I Gusti Ngurah Eka Prasetya, pengelola Sanggar Santhi Budaya, Singaraja, tarian yang sudah punah itu akhirnya bisa hidup kembali. Ida Ayu Wimba pun lulus disertasi dengan nilai sangat memuaskan. Semua klop, semua bergembira.

“Semua senang. Kita saling bantu untuk menghidupkan kembali seni legong yang sudah sempat punah sejak sekitar empat puluh tahun,” kata Yudi Gautama di sela-sela acara pembukaan Bulfest.

Yudi lebih gembira lagi, karena kedua pemukul kendang pada tabuh legong itu adalah anaknya sendiri. “Saya senang, anak-anak saya, yang tentu saja masih muda, ikut andil menghidupkan Tari Legong Tombol,” ujarnya.

Tentu saja kegembiraan itu bertambah lagi ketika upaya dan hasil bagus itu mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng. Salah satu bentuk perhatiannya adalah menampilkan Legong Tombol di panggung utama pada acara pembukaan Bulfest ke-4 di depan Tugu Singa Ambara Raja. Puluhan penari membawakan tarian itu dengan sempurna, seperti film saja, keindahan masa lalu itu seperti diputar kembali dengan warna yang lebih cemerlang.

Akhirnya banyak orang tahu, Buleleng juga punya tari pelegongan yang tentu saja berbeda dengan pelegongan di Bali Selatan. Di Buleleng, sesuai dengan karakternya, legong bisa tampak lebih keras, dinamis dan kadang gerakannya tak terduga, tapi tetap menampilkan kesan manis-mendayu sebagaimana tari pelegongan pada umumnya.

Legong Tombol bukan hanya layak menjadi tari utama di Bulfest, bahkan bisa membuat Bulfest menemukan jalan mulus untuk tetap berada pada jalur kebudayaan. Legong Tombol bisa dijadikan contoh soal, bagaimana sebuah kesenian digali, dihidupkan, dan diberi tempat pada panggung megah — sebuah panggung yang dibangun bukan dengan niat bersenang-senang semata, melainkan juga dengan niat luhur menegakkan kembali karakter budaya sebuah bangsa. Bangsa itu bisa disebut Buleleng. (T)

Tags: balibulelengbuleleng festivallegongSeniseni tari
Previous Post

Kumpulan Cerpen Triyanto Triwikromo: Konstruksi Struktural Sayap Anjing

Next Post

Mahasiswa Baru Siap-siaplah Hadapi Basa-Basi Orientasi Kampus

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Mahasiswa Baru Siap-siaplah Hadapi Basa-Basi Orientasi Kampus

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co