31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Curangologi: Filsafat Curang Seri 1 – Gambar Umbul

HartantobyHartanto
February 2, 2018
inOpini

Istimewa

11
SHARES

 

SUNGGUH, saya sendiri tidak tahu. Mengapa tiba-tiba ingin memikir lebih dalam soal curang. Yang jelas tak ada kaitan dengan pilkada masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Apakah karena kian maraknya tersangka korupsi, baik yang OTT, terlapor, terdakwa, tersangka, tersadap, ‘tersembunyi’, ‘terlindungi’, dan ‘ter’ – ‘ter’ lainnya ? Atau karena adanya ‘model baru’ dalam kompetisi olah raga – yang secara vulgar, memberi hadiah point pada sebuah klub peserta kompetisi ? Saya tak terlalu paham. Saya hanya ingin menulis saja, meski saya bukan ahli pilkada, pilpres, korupsi, dan juga bukan ahli analisa olah raga.

Sesuai konvensi umum, curang adalah suatu tindak ke-tidak benar-an. Menurut saya, ini berlaku universal. Saya belum pernah mendengar sebuah negara pun yang membenarkan tindak kecurangan. Ia, senantiasa berkait dengan ambisi/keinginan seseorang atau kelompok, untuk meraih sesuatu keuntungan atau kemenangan. Entah menang dalam mengkorup hak yang bukan haknya, memanipulasi sesuatu untuk keuntungan diri pribadi atau kelompok.

Kecurangan juga tak terlepas dari ambisi pemenangan tender proyek, persaingan bisnis, pertandingan olah raga, aneka pemilihan, kompetisi sepak bola, pilkada, pilpres dan bidang-bidang hidup lainnya. Kendati demikian, saya masih percaya ada ‘kejujuran’ diantara tumbuh suburnya tindak curang dalam kehidupan manusia.

Curang, tak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia, kendati tindakan curang acap bertentangan dengan ajaran etika, moral, budi pekerti, agama, dan norma-norma lainnya dalam kehidupan manusia. Memang, terkadang dalam menilai suatu tindakan curang, tidaklah mudah. Sebab, satu sama lain selalu ingin memiliki kebenarannya sendiri. Maka betapa tidak mudahnya menilai salah-benar tentang suatu ‘kebenaran’ itu.

Arti curang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). cu·rang a tidak jujur; tidak lurus hati; tidak adil: orang yang munafik senantiasa berhati –;

men·cu·rangi v berbuat curang terhadap seseorang; menipu; mengakali;
ke·cu·rang·an n perihal curang; perbuatan yg curang; ketidakjujuran; keculasan.

Saya juga bingung, mengapa kata curang lebih banyak sinonimnya dari pada antonimnya. Sinonimnya ; bengkok, cerdik, kerangkeroh, keroh, korup, lancung, lengit, licik, licin, main kayu, main sabun, patgulipat, serong. Sementara antonimnya hanya ; jujur. Biarlah ahli bahasa yang membahasnya.

Pelajaran tentang curang, saya dapatkan dari permainan gambar umbul di masa kecil. Permainan kuno ini tentu bukan didapat dari download di AppStore, Google Play, dan lain sebagainya. Entah dari mana asalnya permainan ini, yang jelas kita mendapatkan pengetahuan permainan ini dari kakak-kakak kita. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan tentang ‘teknologi kecurangan’ dalam permainan ini.

Gambar umbul terbuat dari karton duplex ukuran A3 atau F4 dengan gramatur 250 gr, atau karton BC 220 gr. Gambar yang tercetak di atasnya, merupakan sebuah cerita film layar lebar yang populer saat itu, antara lain ; Ivan Hoe, Hercules, Spartagus, Zoro, Cleopatra, Flash Gordon, Robin Hood, James Bond, Jango, dan lain sebagainya. Ada juga tentang tokoh-tokoh wayang dan tokoh-tokoh komik seperti; Gundala Putra Petir, Si Buta Goa Hantu, Mahesa Wulung, Pendekar Bambu Kuning, Siti Gahara, Mahabarata, dan masih banyak lagi. Itu di tahun 1960-70 an. Belakangan, gambar umbul banyak mengambil cerita dari film-film serial televisi, seperti Bonanza, Hawai Five’O, The Saint, si Unyil, Doraemon, dan lain sebagainya.

Umbul, adalah permainan cukup populer di masa kecil saya. Teknis permainannya amat mudah. Kita dan lawan kita masing-masing menjagokan ‘gacuk’ dua lembar gambar umbul. 4 gambar dijadikan satu dijepit antara jari tengah dan telunjuk, dan ditekan oleh ibu jari, lalu dilentingkan ke udara. Nah, kalau misalnya kedua gambar umbul kita jatuhnya menghadap atas, dan kedua gambar lawan atau salah satu tertelungkup, maka kitalah yang menang. Jadi mayoritas yang gambar umbulnya menghadap ke ataslah yang menang. Taruhannya variatif, bisa 5 lembar atau 10 lembar gambar umbul. Jumlah peserta yang bermain bisa bervariatif, tidak hanya 2 orang. Peraturan taruhannya pun, bisa diatur secara fleksible.

Yang namanya permainan tak terlepas dari kecurangan. Seperti yg sudah saya sebutkan di atas, pada permainan inilah saya mulai diperkenalkan dengan teknologi kecurangan. Berbagai teknologi kecurangan, dari yang vulgar sampai yang halus, saya pelajari. Yang vulgar namanya ‘lap-lip’, ini menempel gambar yang sama di belakang gambar – sehingga, ketika gambar umbul jatuh ke tanah selalu dalam posisi gambar di atas. Karena kedua sisinya bergambar. Karena terlalu vulgar, teknologi ini jarang dipakai.

Teknologi yang lain adalah melumuri sisi belakang gambar dengan putih telur, lantas di jemur. Logikanya, sisi belakang memiliki berat yang lebih, hingga ketika jatuh ke tanah, lebih sering telentang menghadap ke atas. Trik yang lain, ketika kita mendapat giliran melempar/melentingkan gambar umbul, kita tekuk sedikit ‘gacuk’ kita – dengan demikian, entah ada gaya fisika apa, memang ‘gacuk’ kita jatuhnya sering menghadap atas.

Begitulah yang saya ingat tentang ilmu pengetahuan curang yang hadir ke dalam diri di usia dini, dengan tujuan keuntungan pribadi. Pelajaran budi pekerti maupun etika memang sudah didapat dari keluarga, sekolah, dan pelajaran agama. Namun, pada sisi lain, dalam bertingkah-laku sebagai perseorangan di lingkungan sosial, banyak pula pengetahuan yang kita serap. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan curang.

Apakah serapan ilmu pengetahuan kecurangan itu bisa dimaafkan mengingat pada saat itu kita-kita masih usia kanak? Dan secara alamiah, pengetahuan itu turun-menurun dari lingkungan sosial yang ada. Bahkan merupakan ‘nilai’ yang berharga sebagai sarana menuju ‘kemenangan’ untuk keuntungan pribadi? Terkadang, saya ingin mengkoreksi apakah naluri curang itu sudah terlanjur melekat dalam bawah sadar kita. Atau memang justru di-melekat-kan dalam kesadaran kita? Tanya ini belum terjawab.

Lantas mengapa teknologi curang di jaman ini kian canggih dan kian vulgar saja? Melebihi kevulgaran teknologi ‘lap-lip’ tadi. Begitu banyaknya kecurangan yang vulgar bermunculan dalam kehidupan nyata, hingga mengingatkanku pada masa kanak-kanak yang indah. Tentu, teknologi curang saat itupun termasuk dalam kenangan indahku. Hal ini lah yang menarik minatku untuk mempelajari lebih dalam tentang ‘curangologi’. Meski ketika aku cari di google maupun wikipedia tak kutemukan istilah tersebut, tak apa-apa. Kelak, mungkin ketemu dengan sendirinya. (T)

LANJUTKAN BACA:Curangologi: Filsafat Curang Seri 2 – Sekuni Milenial

 

Tags: Bahasagaya hiduppermainanSeni
Previous Post

Catatan Harian Sugi Lanus: Bisnis Lontar

Next Post

Taru Bukit

Hartanto

Hartanto

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

Next Post

Taru Bukit

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co