WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan di Gedung Kertagosana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Sabtu, 24 Mei, mulai pukul 15.00 wita hingga 22.00 wita.
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi adalah mahasiswa Universitas Udayana yang selama ini punya banyak prestasi baik di bidang bahasa maupun dalam dunia kreativitas lainnya.
Puncak acara Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dilaksanakan Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali sebagai bentuk perjuangan menuju masa depan sastra yang cerah, dan berlanjut pada perjuangan memuliakan sastra sebagai sumber pengetahuan utama.
Acara itu dihadiri Bupati Badung beserta jajaran pemerintahan, undangan pageant, hingga pendukung dari masing-masing finalis.
Terdapat beberapa sesi dalam acara ini yaitu dilaksanakan rangkaian resmi berupa penayangan video finalis Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 hingga sambutan dari Bupati Badung yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung yakni Drs. I Gde Eka Sudarwitha, S.Sos., M.Si sekaligus membuka acara secara resmi.

Acara diawali dengan pagelaran tarian pembuka dari sepuluh pasang finalis Pildubas 2025 pada pukul 19.50 Wita. Seluruh finalis menarikan tarian sastra dan bahasa dengan balutan pakaian nasional. Menyerukan suara sastra dalam paduan alunan musik dan lagu nusantara.
Kemeriahan bergema dari riah riuh penonton yang sangat antusias. Acara berlanjut dengan penampilan kepiawaian menari, seluruh finalis melangkah satu per satu mulai memperkenalkan diri dan asal lembaga yang membawa mereka melaju dalam pemilihan ini.
Berbagai latar belakang akademik dari seluruh finalis, menjadi cerminan dari komitmen belajar yang tumbuh sedari dulu.
Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2025, bukan sekadar acara pemilihan dan perlombaan. Acara ini diinisiasi oleh kepedulian kuat pada sastra dan bahasa. Wujud nyata dari kepedulian ini mengantarkan komitmen besar dari Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali untuk menyelenggarakan acara ini. Mencari para sosok generasi muda yang mau melanjutkan perjuangan, juga mengabdi bersama pada bahasa.
“Generasi muda bukan hanya penerus tapi pelopor pelestarian bahasa. Hari ini bukanlah akhir tapi awal bagi para finalis untuk membuktikan komitmennya” ujar Ida Ayu Sri Laksmi, Ketua Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali.
Usai seluruh rangkaian pembuka dan perkenalan finalis terlaksana, acara berlanjut pada pengumuman 6 Besar Finalis Duta Bahasa Provinsi Bali 2025. Para 6 besar finalis kembali dinilai kemampuannya dengan menjawab pertanyaan seputar isu kebahasaan yang diundi dalam mangkuk undian.
Para finalis diberikan waktu menjawab pertanyaan dan menunjukkan wawasannya selama 30 detik. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman dan penalaran para finalis terkait berbagai isu bahasa dan sastra di masyarakat.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Elis Setiati, S.Pd., M.Hum. menekankan eksistensi dari keberadaan acara ini. Baginya Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali tidak sekadar pemilihan biasa, tapi ajang yang mencetak generasi muda siap guna dalam segala keperluan pelestarian bahasa dan sastra.
Pentingnya peran dari duta bahasa kelak, menjadikan pemilihan ini dilakukan dengan serangkaian penilaian yang komplek. “Dari ratusan orang yang mendaftar, kegiatan ini paling digemari. Kami tidak memilih yang tercantik tapi yang memiliki keberanian, wawasan, dan penguasaan bahasa. Karena mereka akan menjadi anak-anak sekaligus kekuatan kami,” tegas Elis Setiati.
Setelah penilaian 6 besar finalis terlaksana, acara dilanjutkan dengan pengumuman finalis yang berhasil lolos ke babak 3 besar. Tak seperti biasa, hal unik ditampilkan dalam pengumuman 3 besar finalis dengan kehadiran pelakon sosok dewi saraswati. Dewi bertugas menyampaikan pesan terkait nama-nama finalis yang terpilih. Mencerminkan telah diserahkannya kewajiban besar untuk pelestarian bahasa dan sastra pada setiap insan yang dipilihnya. Setiap aspek dalam acara lekat mengisyaratkan terkait bahasa dan sastra sebagai sumber pengetahuan mulia.
Mengingat peran fundamental bahasa dan sastra Indonesia, Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Drs. I Gde Eka Sudarwitha, S.Sos., M.Si turut menyampaikan dukungannya terhadap acara ini.
“Tidak semua suku bangsa memiliki bahasa dan sastra yang bervariasi, tapi bangsa Indonesia memiliki sastra dan aksaranya. Kita harus bangga bahwa bangsa Indonesia memiliki beragam sumber bahasa,” ucap Eka Sudarwitha.
Lebih lanjut, Sudarwitha juga menegaskan bahwa acara ini berperan penting untuk mendorong putra putri indonesia menjadi pilar kemajuan bangsa Indonesia.
Setelah 3 besar duta bahasa terpilih, kini saatnya mereka kembali diuji dengan sejumlah pertanyaan terkait kebahasaan oleh dewan juri. Setiap finalis diberikan satu pertanyaan dengan waktu menjawab selama 60 menit.
Penilaian 3 besar dilanjutkan dengan sejumlah acara hiburan berupa kuis, musikalisasi puisi, hingga last speech dari Terbaik 1 Duta Bahasa Provinsi Bali 2024 yakni Putu Aprika Apsarendra Putra dan Ni Putu Jesica Sasi.

Dalam sambutan terakhir, mereka berbagi kisah perjalanan panjang dan penuh arti selama mengemban tugas sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali. Hingga kini, tugas tersebut telah terlaksana dengan baik dan berlanjut pada generasi tahun ini.
“Kami pamit bukan untuk berhenti tapi untuk meneruskan mimpi itu pada ruang-ruang berbeda,” ujar Jesica dan Rendra.
Pukul 21.30 Wita, sesi paling penting akhirnya berlangsung dalam Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2025. Kemenangan hinggap pada Finalis Putra Wayan Wahyu Sanjaya dan Finalis Putri I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi sebagai tonggak utama yang akan memimpin dan meneruskan perjuangan pada pemuliaan sastra.
Di sesi akhir acara, pemenang Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 melakukan prosesi first walk sebagai tahap awal dari perjuangan dalam mengemban tugas sebagai Duta Bahasa.
Inilah titik tiba dari satu perjalanan menuju masa depan sastra yang cerah, berlabuh pada misi selanjutnya dengan pemuliaan sastra sumber yang utama. Mari bersama menghiasi keelokan sastra dan bahasa. Tugas penting ini, bukan hanya ada pada pundak seluruh finalis. Tapi pada seluruh insan generasi muda. Salam Literasi! [T]
Reporter/Penulis: Budarsana/Rilis
Editor: Adnyana Ole