SEBAGAIMANA PUISI PERTAMA KALI DITULIS
- kepada Mamang Z
letup ingatan di sebuah lini masa
selalu mengajak kita sowan pada waktu
yang mengarsip di kepala
yang mengarus di dada
tinta di atas lembar kitab yang terbuka
–masih basah
sebagaimana ingatan kita tentang puisi
yang pertama kali ditulis pada malam-malam itu
di bawah rambat pohon anggur
kita duduk sambil menyengget rembulan
lalu menyulapnya menjadi bayi-bayi diksi
yang gemas dan cengeng
letup ingatan di sebuah lini masa
adalah ruang pulang bagi puisi
yang sering kali sempug hatinya
sebab bertengkar dengan deras usia
2024
GADIS TIMUR
saat dua tangannya terjerat malam
ia melayang saja di pinggir pantai
melebur dengan angin yang diunjal batu karang
suara camar terkurung dalam sunyi pesisir
ketika mimpi-mimpinya perlahan hanyut
tergulung pasang laut
rambutnya merah berkibaran
menebar rahasia tentang hujan yang
diam-diam hendak berlayar di cekung pipinya
masa lalu telah menjadi perahu-perahu kecil
yang tekun mengarungi kedalaman hatinya
yang takluk
baginya,
seluruh ambisi harus surup di kota ini
meski jejak belum genap melingkar
meski atma tak mudah hangus terbakar
2025
WAKTU UNTUK TIDAK MENULIS PUISI
tidak ada waktu untuk
tidak menulis puisi
kecuali
ketika kau dan aku
tengah mati di bawah rembulan
2024
KELILING KOTA
barangkali kita perlu keliling kota bersama
memaknai ulang setiap sudutnya
menabur kembali kasih di setiap keloknya
barangkali juga kita perlu duduk berdua
mengurai kata pulang yang menyumbat telinga
membaca kedip lampu kota yang kerap gagal dicerna
banyak sepi yang mesti kita gusur
sebab kota ini gemar membujur dan enggan berkesiur
sementara hari-hari kita begitu terik. begitu pelik.
kota ini melahirkan kita,
tapi bebunga yang mekar dalam usia kita
adalah dari tanah yang jauh
2024
Penulis: S. Mandah Syakiroh
Editor: Adnyana Ole
[][] Klik untuk BACA puisi-puisi lain