MASIH melekat dalam ingatan apa yang disampaikan oleh Kaprodi Ilmu Pendidikan Pascasarjana Undiksha Singaraja, Prof Dr Putu Kerti Nitiasih,MA.,saat perayaan HUT ke-9 Prodi Ilmu Pendidikan Pascasarjana di Gedung Pascassarjana. Ia menyampaikan bahwa pendidikan itu adalah ibu dari ilmu pengetahuan.
Apa yang disampaikan itu jelas sangat tepat karena pendidikan adalah fondasi utama yang membentuk individu, masyarakat, dan peradaban. Ia bagaikan seorang ibu yang melahirkan dan merawat ilmu pengetahuan hingga tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mengubah dunia. Dalam pendidikan, seseorang diajarkan tidak hanya untuk memahami fakta, tetapi juga untuk memupuk kemampuan berpikir kritis, mencari solusi, dan menciptakan inovasi.
Pendidikan membuka jalan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan. Tanpa pendidikan, ilmu pengetahuan tidak akan menemukan wadah untuk tumbuh dan berkembang. Pendidikan formal di sekolah, misalnya, memberikan dasar-dasar ilmu seperti matematika, sains, sejarah, dan bahasa yang menjadi pijakan bagi kemajuan di berbagai bidang. Namun, pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas; pengalaman hidup, pembelajaran mandiri, dan diskusi juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang memperkaya wawasan seseorang.
Sebagai “ibu,” pendidikan memiliki tugas yang mulia: membimbing manusia untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Ia mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial yang menjadi pedoman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Tanpa bimbingan pendidikan, ilmu pengetahuan bisa saja disalahgunakan dan membawa dampak negatif bagi kehidupan.
Sejarah menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam melahirkan penemuan-penemuan besar. Para ilmuwan seperti Albert Einstein, Marie Curie, dan Ibnu Sina adalah bukti nyata bahwa pendidikan menjadi akar dari kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari pengalaman, bimbingan guru, dan rasa ingin tahu yang terus diasah melalui pendidikan.
Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan perjalanan panjang yang melibatkan pembentukan karakter, pengasahan keterampilan, dan penanaman semangat belajar sepanjang hayat. Dengan pendidikan yang baik, ilmu pengetahuan akan terus berkembang, membawa manfaat bagi seluruh umat manusia, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Sebagai ibu, pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar sekaligus merupakan kunci untuk menciptakan perubahan positif dalam sikap dan perilaku manusia. Dengan pendidikan, seseorang tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk menilai, bertindak, dan berinteraksi dengan cara yang lebih bijak. Oleh karena itu, pengetahuan yang dihasilkan dari proses pendidikan tersebut adalah investasi dalam masa depan yang lebih baik, baik bagi individu maupun masyarakat
Namun, tidak dapat disangkal bahwa pendidikan menghadapi tantangan di era modern ini. Ketimpangan akses pendidikan, kurikulum yang kurang relevan, dan minimnya dorongan untuk berpikir kreatif sering kali menjadi penghambat. Disamping itu saat ini yang menjadi tantangan sangat besar dan sering menjadi pembicaraan di masyarakat adalah masalah disiplin.
Kita menyadari dalam hal merubah sikap dan prilaku ke arah positif dan baik maka faktor disiplin mutlak diperlukan. Sering kita melihat penegakan disiplin yang dilakukan oleh pendidik sering di salah artikan oleh masyarakat sebagai bentuk kekerasan atau pembulyan , karena hal tersebutlah sering membuat seorang pendidik menjadi apatis dan tidak peduli karena takut disalahkan dan dikenakan sangsi, apalagi saat ini dalam dunia pendidikan yang selalu disalahkan adalah pendidik tersebut.
Akibat dari hal tersebut bisa kita nilai out put pendidikan saat ini kayak bagaimana? Sebagai seorang yang mengalami proses pendidikan era 80-an, penegakan disiplin dari pendidik dan sekolah yang ketat, dan hasilnya bisa kita rasakan sampai saat ini .
Semua orang pasti setuju bahwa disiplin adalah kunci keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam proses pendidikan. Sebagai fondasi utama, disiplin membantu individu untuk membangun karakter, mencapai tujuan, dan meraih hasil maksimal dari pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, disiplin bukan sekadar tentang kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga mencakup kemampuan mengelola waktu, tanggung jawab, dan fokus pada tujuan.
Pendidikan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan konsistensi. Tanpa disiplin, siswa akan kesulitan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, menghadapi tantangan akademik, atau menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Sebaliknya, dengan disiplin, seseorang dapat belajar untuk mengatur prioritas, menghargai proses, dan tetap termotivasi meskipun menghadapi hambatan.
Disiplin adalah elemen krusial dalam proses pendidikan yang tidak hanya membantu siswa meraih prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan tangguh. Dengan disiplin, pendidikan menjadi lebih efektif, terarah, dan bermakna. Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai disiplin sejak dini adalah investasi berharga untuk masa depan yang lebih baik.
Dalam penegakan disiplin didalamnya terdapat sanksi yang sering dikatakan sebagai hukuman. Tanpa sanksi maka sudah pasti disiplin itu tidak akan berarti, dan tujuan pendidikan tersebut tidak tercapai.
Disiplin akan memiliki nilai yang tepat ketika dilakukan saat yang tepat, ditempat yang tepat dan oleh orang dan pada orang yang tepat, dan akan menjadi bias ketika itu dilihat dan dinilai oleh orang yang tidak tepat, dan disinilah yang menjadi masalahnya sehingga sering terjadi mis interpretasi dari sebuah sangsi dalam penegakan disiplin tersebut.
Kita menyadari disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Guru ,orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai disiplin kepada anak-anak. Guru dapat memberikan teladan melalui konsistensi dan pendekatan yang tegas namun adil, sementara orang tua dapat memperkuat kebiasaan baik di rumah, sedangkan masyarakat dituntut bijak menilai hal tersebut.
Pada akhirnya, pendidikan adalah ibu dari ilmu pengetahuan karena darinya lahir pemahaman, inovasi, dan kebijaksanaan. Dan untuk mencapai hal tersebut faktor disiplin memiliki peran sangat besar, sebagai ibu, maka pendidikan itu harus dipelihara, dijaga dan dirawat agar mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dan memiliki sikap yang baik dalam menggunakan ilmunya untuk kebaikan bersama, dan ini adalah tugas kita bersama.[T]
Penulis: Dr. dr. Ketut Putra Sedfana, Sp.OG
Editor: Adnyana Ole
- BACA artikel lain dari penulisDOKTER CAPUTatauDR. DR. KETUT PUTRA SEDANA, SP.OG