22 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

WARṆANAWARNA : Cerita Tentang Warna dan Kemungkinan Skema Teori Warna Bali

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
August 21, 2024
inEsai
WARṆANAWARNA : Cerita Tentang Warna dan Kemungkinan Skema Teori Warna Bali

Dewa Purwita Sukahet | desain tatkala.co

  • Artikel ini adalah materi dalam panel diskusi “Warna Alam Dalam Teks Lama dan Baru”, Sabtu, 24 Agustus 2024 di areal Gedong Kirtya, Singaraja, Bali
  • Artikel ini disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Singaraja Literary Festival (SLF), 23-25 Agustus 2024

***

Bhīma dak varah ta kita, mūlaniṅ pustaka hirəṅ, roniṅ gəbaṅ, pinukah pinaḍa-paḍa lvane lavan davane, tinitisan gaṅgā vīra tanu, gaṅgā riṅ bañu, vīra riṅ panuli, tanu riṅ maṅsi.

Kukusiṅ ləṅa dilah, ghināṣa riṅ lavak tambaga, jineran laṇḍaniṅ kəpuh, vino/ran lāka, iṅulig iṅənah riṅ pamaṅsen, ya ta maṅsi arane, ikaṅ ta prasiddha ṅgvaniṅ agave pustaka

“Bhima ku memberi tahu pada mu, (tentang) keunggulan dari pustaka hitam, daun dari pohon gebang, dibagi dua dengan sama rata lebar dengan lebar dan panjang dengan panjangnya, diteteskan gangga, wira, tanu, gangga (itu) air, wira (itu) kuas/pena, tanu (itu) tinta”

“asap dari lampu minyak, digosok pada tempurung (dari) tembaga, dicampur dengan getah pohon kepuh (randu), dicampurkan dengan cairan merah tanaman lak, dihaluskan ditempatkan di wadah tinta, itulah yang namanya mangsi (tinta). itulah yang dapat menjadi alat membuat pustaka”

Pamungkah

Saya harus berterima kasih kepada Kasu Wardana yang telah memberikan informasi berharga tentang pembuatan tinta yang tertulis pada Kidung Bima Swarga. Dari kutipan bait kidung tersebut kita mendapatkan pengetahuan ontologis tentang warna hitam atau mangsi beserta dua lainnya yang berperan yaitu air dan kuas. Selain itu didedahkan juga tata cara pembuatan tinta mangsi dari jelaga, getah pohon randu sebagai pengikat atau katalisatornya serta dicampur cairan merah dari tanaman lak atau laka. Eksistensi mangsi dalam kidung tersebut untuk menulis pustaka.

Pustaka utama menurut Kidung Bima Swarga adalah tubuh itu sendiri, ya tubuh manusia, memiliki sistem kompleks yang rumit, mempelajari tubuh adalah mempelajari pustaka utama yang hadir melalui tulisan tinta. Lantas apa hubungan tubuh dengan warna? Di sini saya mengajukan jawaban yaitu mandala, adalah komposisi yang tersusun atas bagian-bagian proporsi dalam konsep keseimbangan, mandala boleh dipadankan dengan aturan golden ratio yang pada prinsipnya sama yaitu dimulai dari satu titik pusat yang bergerak membentuk pola mencari keseimbangan ideal.

Dalam permulaan kitab Puwaka Bhumi disebutkan alasan penciptaan alam semesta oleh Sang Hyang Wisesa dikarenakan terjadinya kekosongan semesta. Sang Hyang Wisesa diibaratkan sebagai sesuatu yang konstan, tidak berbentuk, tidak berwujud, tidak memiliki warna. Berkat kuasa Sang Hyang Wisesa maka lahirlah satu persatu dewa-dewi disertai warna-warnanya sebagai berikut:

“Sira sang wus mahu mijil, ingaranan Ni Canting Kuning, metu saking asthi widhi, kalintang pisan kahaywan Idane; pamuput Ida mapasenang Bhattäri Umä. Muwah umetu ikang ätmaja jalu, petak warnaanira, Kursika nämanira, mijil sakin cremi ning Widhi. Sam Sadya nämanira; ri wekasan ingaranan Bhattära Iswara. Muwah umijil ta Sang Garga putra lanang, abang rupanira, metu sakin misya Widhi, Sang Bam Bäma ngaranira Waneh, riwekasan ingaranan Bhattära Brahmä. Dadya ta muwah Sang Hyang Widhi aputra jalu, kuning rüpanira, San Metri ngaranira, Tam Tatpu ngaranira waneh, wekasan ingaranan Bhattära Mahädewa. Malih Ida Sang Hyang Widhi maputra lanang, ireng warannira, ingaranan San Kurusya, Am Agho pasengan Ida malih, ri wekasan Ida mapasengan Bhattära Wisnu. Muwah wetu putra lanang ngaranira San Pretanjala, pancawarna warnanira, Im Isa ngaranira, ri wekasan ingaranan Bhattära Siwa.”

Secara teologi dari sinilah awal mula mandala dan warna tercipta, Kursika menjadi Iswara berwarna putih di arah timur, Garga menjadi Brahma berwarna merah menempati mandala selatan, Metri menjadi Mahadewa berwarna kuning menempati arah barat, Kurusya menjadi Wisnu berwarna hitam menempati mandala utara, sedangkan ditengah adalah Ni Canting Kuning menjadi Bhattari Uma dan Pretanjala menjadi Siwa sebagai menempati mandala tengah yang berwarna-warni. Lima mandala yang tercipta menjadi dasar atau pokok tubuh kemudian berevolusi dengan skema penyatuan satu mandala dengan lainnya seperti timur dengan selatan menjadi tenggara berwarna merah dadu, selatan dengan barat menjadi barat daya melahirkan warna jingga, barat dengan utara menjadi barat laut dengan warna hijau, dan utara bertemu dengan timur menjadi timur laut berwarna biru.

Hal ini ternyata terdapat dalam kitab Korawasrama yang dinyatakan sebagai berikut; “Kalinganya, kang sinangguh warna kalaku dening jagat kabeh, asweta ng aran ing putih, wetan pangasthananya; rakta ngaran ing abang, kidul pangasthananya; apita ng aran ing kuning, kulon pangasthananya; akresna ireng, lor pangasthananya. arok pwa sweta lawan rakta, dadu nga arannya, agneya pangasthananya; marok pwa rakta lawan apita, ya ta jingapindanguranta, nairiti pangasthananya; mapita marok kresna, ijo nga aranya, bayabya pangasthananya; kresna marok sweta, biru rupanya, aisanya pangasthananya. Sumanding pwa kang sarwawarna, saka roro sapadulon, ya sinangguh siwah, madhya pangasthananya.”

Evolusi mandala yang tadinya berjumlah lima kemudian menjadi sembilan dengan perhitungan delapan mandala warna mengitari satu mandala pusat, hal inilah yang lumrah dinyatakan sebagai Pangider Bhuwana atau Dewata Nawa Sanggha. Mandala ini menjadi populer diinterpretasi dan disimbolkan di dalam berbagai upacara ritual, ada yang mengambil lima warna utama, ada pula yang mengambil sembilan warnanya, ada yang membuat gambar figur pewayangannya dan ada pula yang menyimbolkannya dengan senjata-senjata.

Di dalam kitab Bhuwana Sangksepa ternyata mandala tidak berhenti pada sembilan mandala melainkan terjadi evolusi pembentukan mandala baru yang mengisi ruang di antara masing-masing mandala Pangider Bhuwana, dijelaskan bahwa “…Isa ring purwa, Mahesora ring agneya, Brahma ring daksina, Rudra ring neriti, Mahadewa ring pascima, Sangkara ring bayabya, Wisnu ring uttara, Sambu ring ersanya, Siwatma ring adah, Sadasiwa ring madya, Paramasiwa ring urda, Dharma yantaraning purwa lawan agneya, Kala yantarening agneya lawan daksina, Mretyu yantaraning daksina lawan neriti, Krodha yantaraning neriti lawan pascima, Wiswa yantaraning pascima lawan bayabya, Kama yantaraning bayabya lawan uttara, Pasupati ri pantaraning uttara lawan ersanya, Satya ri antaraning ersanya lawan purwa.“

Total mandala pada akhirnya menjadi tujuh belas, satu sebagai mandala pusat dan enam belas lainnya serupa mandala perwara yang mengelilingi inti. Dengan demikian, hal inilah yang memudian menjadi dasar saya untuk mengajukan skema teori warna Bali dan mengembangkannya ke dalam bentuk skema dengan mengadopsi cakram warna yang dikonstruksi oleh Brewster. Warna-warna mandala dapat dikatakan sebagai warna cahaya atau spektrum istilah lainnya dinyatakan sebagai warna additive­-nya Bali dan sebagai sebuah skema teori maka terdapat pula warna substraktif yaitu warna yang dihasilkan oleh pigmen.

Sementara saya masih meraba-raba tentang dikotomi antara warna primer, skunder, dan tersier dalam konteks skema teori warna Bali, jika yang menjadi acuan pertama adalah lima mandala utama maka warna primernya adalah putih, merah, kuning dan hitam, sedangkan warna kedua yang tercipta dari percampuran warna pokok adalah merah dadu, jingga, hijau, dan biru, sedangkan warna ketiga atau tersiernya adalah percampuran antara warna utama dan warna kedua. Sebagaimana pola turunan warna Brewster yang menyajikan tiga warna utama yaitu merah, hijau, biru (RGB) sebagai warna additive dan warna sian, magenta, dan kuning (CMY) sebagai pokok warna substraktif, sedangkan untuk pigmen warna mempergunakan merah, kuning, biru (RYB) yang banyak dipergunakan turunan warnanya pada cat-warna lukis/gambar.

Model 1 – Prototip Cakram Warna Bhuwana Sangksepa – Purwita Sukahet 2020

Model 2 – Prototip Warna Primer-Skunder-Tersier – Purwita Sukahet 2020


Model 3 – Prototip Warna Tersier – Purwita Sukahet 2020


Cakram Warna Bhuwana Sangksepa – Purwita Sukahet 2021

Panyineb

Tentu skema teori warna Bali masih sebagai prototip saya untuk membangun sebuah kerangka teoritis yang logis dan dapat diterapkan pada pilihan-pilihan warna khas, kita belum berbicara mengenai pengembangannya dalam konteks teori warna misalkan harmonisasi warna, bagaimana warna Bali dalam konteks warna komplementer, split komplementer, warna triadik, warna tetradik, warna panas dan warna dingin, dan lainnya.

Setidaknya untuk hari ini kita dapat mengetahui bahwa ada bangunan pengetahuan teologi Bali yang dapat dipergunakan sebagai acuan di dalam merumuskan sekaligus membumikan skema teori warna Bali. {T]

Pohmanis, 17 Agustus 2024

  • BACA artikel lain terkaitSINGARAJA LITERARY FESTIVAL 2024
Apa itu Gincu?
Sains & Fiksi, Puncak Kelindan Fakta dan Imajinasi
Filsafat, Jalan Ninja Ide Hebat
Khasanah Rempah, Makanan dan Obat Bagi Raga
Tags: baliGurat InstituteSeni RupaSingaraja Literary FestivalSingaraja Literary Festival 2024warna alam
Previous Post

Apa itu Gincu?

Next Post

“Kala Api, The Age of Pawns”: Pameran Made Kaek di Yogyakarta untuk Sang Kakek

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
“Kala Api, The Age of Pawns”: Pameran Made Kaek di Yogyakarta untuk Sang Kakek

“Kala Api, The Age of Pawns”: Pameran Made Kaek di Yogyakarta untuk Sang Kakek

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co