HARI ke dua di Chiang Mai, Thailand bagian utara, saya berkunjung ke salah satu kompleks bangunan suci di atas bukit. Namanya Situs Candi Doi Suthep.
Tidak sulit menemukan tempat yang harus dikunjungi di Chiang Mai. Informasi bertebaran di semua angkutan umum yang memampang tempat-tempat yang memang menjadi destinasi bagi pelancong. Ini cukup memudahkan.
Saya memesan transportasi khas Chiang Mai, yaitu Rod Daeng. Ini adalah angkutan umum yang dalam bahasa Inggris disebut Red Truck. Semua Rod Daeng adalah angkutan mobil terbuka tapi diisi atap dan berwarna merah. Rod itu merah dalam bahasa Thai.
Menariknya, Rod Daeng dapat dipesan melalui aplikasi online. Thailand memang punya caranya sendiri. Saya membayangkan, bemo dan dokar di Bali sangat bisa—jika tidak seharusnya—masuk aplikasi online.
Dari pusat Old Town ke Doi Suthep saya tempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Melewati Kebun Raya Chiang Mai, kami memasuki wilayah taman nasional. Ya, ini adalah kawasan Taman Nasional. Untuk perjalanan return dari pusat kota ke sini hanya butuh 500 Baht.
Sesampai di Situs Candi Doi Suthep, tampak ada ratusan anak tangga yang harus didaki. Hal ini mengingatkan saya pada salah satu kompleks pura di Bali. Di destiwisata ini, bagi pengunjung luar negeri, akan dikenakan tiket masuk 30 Baht—sekira 13 ribu rupiah.
Saya belajar banyak dari tiket yang dicetak. Tiket itu dilengkapi dengan penjelasan, apa-apa yang tidak dan bisa dilakukan, serta peta lokasi. Itu semacam tiket sekaligus mini book guide, begitulah kira-kira.
Setelah memasuki tempat utama Situs Candi Doi Suthep, Anda harus melepas alas kaki. Tampak Stupa Pagoda berwana keemasan berdiri di tengah komplek candi. Di sisi-sisinya ada beberapa pagoda kecil dan tempat sembahyang.
Pengunjung dari berbagai negara tampak mengambil dupa, berkeliling pagoda, dan memanjatkan doa sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Sekilas saya mendengar banyak orang berbahasa Spanyol, Italia, dan pastinya China.
Saya pun berdoa dengan bahasa Bali. Sesari atau uang, dupa, bunga, dan tampak beberapa botol air mineral, dihaturkan. Unsur-unsur tersebut persis yang kita pakai di Bali jika hendak sembahyang.
Di sekeliling kawasan suci ini, pengunjung bisa melihat seluruh Kota Chiang Mai dari ujung bukit ini sampai ke aliran sungai Mae Ping.
Sampai di sini, di Thailand, banyak hal yang pastinya bisa kita jadikan pelajaran. Dan jika berkunjung ke sini, ke Situs Candi Doi Suthep, berkunjung dan menjadi bagian dari budaya lokal adalah kemewahan— dan itu kira-kira yang lagi digaungkan kembali di Bali.
Akhirnya, ada yang lebih, ada yang kurang, tetap berjalanlah, belajarlah![T]