Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa membaca, barangkali manusia akan kesulitan dalam menjalani kehidupan. Sebab, kehidupan manusia, dalam beberapa hal, sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimiliki─dan untuk mendapatkan itu salah satunya tentu dengan membaca.
Read aloud merupakan salah satu metode membacakan buku untuk anak. Metode ini dipercaya menjadi metode paling efektif untuk anak-anak─karena otak anak dikondisikan untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
Metode yang diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook, itu,juga dipercaya dapat menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model).
Ini bukan omong kosong. Saat usia emas (golden age), 0-5 tahun, anak dapat menyerap informasi dengan sangat cepat. Dengan begitu, maka mengenalkan anak untuk membaca di usia dini tentu tidak menjadi masalah, asalkan caranya tidak membuat anak stress atau justru membebaninya. Sebab, tujuannya bukan untuk membuat anak bisa membaca, tapi membuat anak suka membaca.
Menurut Jim, Read aloud dapat dimulai sejak dini (bahkan sejak semester ke-3 kehamilan.) Oleh karenanya, semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal.
Atas dasar itulah, Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAPD) Kabupaten Buleleng memberikan pelayanan Read Aloud pada siswa tingkat SD dan SMP.
Pada Selasa, 02 Februari 2023, Kepala Dinas DAPD Kabupaten Buleleng, Made Era Oktarini, menyampaikan, kegiatan pelayanan Read Aloud ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dengan cara membacakan dongeng kepada anak-anak yang belum bisa membaca.
“Kami yang akan membacakannya. Dan nanti kami berikan kesempatan kepada anak-anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibacakan. Melalui kegiatan ini, banyak cerita yang bisa kami berikan,” ucapnya.
Menurut Muliawan dalam buku Mengembangkan Imajinasi dan Kreatifitas Anak (2016), membaca dengan suara keras di samping memperkuat hafalan dan ingatan seseorang atas apa yang dibacanya, juga dapat menumbuhkan kesenangan psikologis tersendiri. Membaca dengan suara nyaring dapat memacu pengembangan cara bepfikir─dan untuk itu anak akan berpikir lebih kritis.
Manfaat lain membaca keras atau nyaring, sebagaimana dikutip dari laman theasianparent.com, dapat menstimulasi otak anak; melatih pendengaran anak; merangsang imajinasi anak; dan menciptakan momen premium antar orangtua dan anak.
Kegiatan Read Aloud yang dilakukan DAPD Buleleng ini, menurut Kadis Era (yang juga mantan Kabag Kesra), juga memberikan pelajaran-pelajaran lain seperti matematika dan ilmu lingkungan. Sedangkan teknis pelayanan dilakukan dengan cara “jemput bola” dan mengundang langsung ke Dinas Arsip Kabupaten Buleleng.
“Pada tahun 2023 ini, DAPD Kabupaten Buleleng baru melayani 16 TK, swasta maupun negeri,” katanya memberikan informasi.[T]