3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

13 Tahun Gus Dur Pergi

Teguh AlfaidzinbyTeguh Alfaidzin
December 30, 2022
inEsai
13 Tahun Gus Dur Pergi

Gus Dur

TEPAT HARI INI 13 tahun lalu, 30 Desember 2009, Abdurrahman Ad Dakhil atau Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur, pulang. Kepergian Gus Dur menjadi duka mendalam dan kehilangan besar bagi Indonesia terkhusus bagi warga Nahdliyin dan kelompok minoritas. Gus Dur mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pada Rabu (30/12/2009), pukul 18.45 WIB. 

Gus Dur adalah seorang tokoh yang tak pernah selesai. Meskipun jasadnya telah wafat 13 tahun silam namun warisan pemikiran beliau masih dan akan terus diperbincangkan sebab memahami pemikiran Gus Dur amatlah sulit tapi menyenangkan. Sulit karena kadang kala pemikiranya terkesan “nyeleneh”, liberal, bahkan dianggap keluar dari pakem Nahdlatul Ulama sekaligus menyenangkan sebab pemikiranya yang tegas, tanpa tedeng aling-aling.

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa Gus Dur adalah seorang yang jauh melampaui zamannya, seorang yang mempunyai lompatan pemikiran. Jika meminjam pernyataan Yenni Wahid dalam salah satu episode Kick Andy (2008) “Gus dur ibaratnya kepala lokomotif kereta Jepang yang sangat supersonic sementara gerbongnya adalah gerbong kereta kita gaya baru expres atau gaya baru malam, jadi terseok-seok tidak bisa mengikuti”. 

Padahal kalau coba saya telisik semua itu akan terasa sangat wajar, bagaimana tidak bayangkan saja Gus Dur melanglang buana mengenyam pendidikan di berbagai kampus dan negara, diawali dari Pesantren Tegal Rejo Magelang, Pesantren Tambakberas Jombang, Universitas Al Azhar, Universitas Baghdad, Universitas Mc Gill, Belanda, Jerman Prancis sebelum akhirnya Kembali ke Indonesia dan bergabung menjadi akademisi di Universitas Hasyim As’ari. Lewat petualangan itulah Gusdur memiliki ilmu pengetahuan yang matang serta komprehensif sehingga wajar saja banyak menuduh yang bukan-bukan.

Dalam sebuah esai berjudul “Suatu Kali Ketika Jatuh Hati Pada Ikhwanul Muslimin yang terhimpun dalam buku yang berjudul Gus Dur Sang Kosmopolit Hairus Salim HS (2020), saat petualanganya ke luar negri Gus Dur muda “pernah” kepincut dengan gagasan Ikhwanul Muslimin. Sekali lagi menurut saya ini adalah peristiwa yang amat wajar dan biasa sebab Gus Dur muda telah berkenalan dengan bacaan-bacaan ilmu sosial dan filsafat barat.

Jika lagi meminjam salah satu lirik lagu Raja Dangdut Roma Irama “Masa muda masa yang berapi-api” Gus Dur muda tak pernah segan untuk mendalami gagasan apapun termasuk Ikhwanul Muslimin. Semangatnya untuk menemukan jawaban atas ketidakadilan, kemiskinan dan ketertindasan adalah faktor yang melatarbelakangi.

Walau pada akhirnya Gus Dur berkesimpulan bahwa gagasan IM terlalu absolut dan formalistik. Visi perjuangan yang eksklusif dan tertutup hanya akan membuahkan konfrontasi dan kekerasan yang tidak berkesudahan. Bagi Gus Dur, gagasan IM sama seperti komunisme. Gagal memberikan jawaban yang lengkap dan manusiawi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat.

Greg Barton penulis buku biografi Gus Dur menyebutnya adalah seorang pemikir neo modernis, dicirikan dengan adanya impian meliberlisasi pemikiran Islam dalam usaha menjawab tantangan masyarakat modern. ciri pemikiran neo modernis ialah pekat dengan pluralisme, demokrasi, termasuk hubungan agama dan negara.

Bagi Gus Dur islam tidak pernah mengenal doktrin tentang bentuk negara. Hal ini tergantung dengan kesepakatan masyarakat dalam suatu negara apakah menggunakan bentuk negara seperti demokrasi, teokrasi, dan monarki sebab doktrin islam yang sesungguhnya adalah keadilan.

Bagi Gus Dur sepanjang corak bentuk negara tidak mengganggu dan bertentangan dengan keyakinan islam tidak ada masalah. Sekalipun tidak di akomodir oleh undang-undang. Nyatanya sampai hari ini banyak terbentuk “masyarakat Qur’ani” bukankah hal tersebut sudah termasuk kategori negara islam?

Keinginan Gus Dur untuk tidak memformalkan islam sebagai bentuk negara sejalan dengan Ulama & masyarakat Nahdliyin, selain islam tidak mengenal doktrin bentuk negara kelompok minoritas juga punya hak untuk hidup di tanah Indonesia sekaligus punya andil dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.  Tentu gagasan ini bukan berarti islam Indonesia pekat dengan sekulerisme dalam arti memisahkan urusan agama dari negara tetapi tidak lebih pada keadaan negara yang sangat multiagama atau multikultural. 

KH Ahmad Muwafiq dalam salah satu ceramahnya menjelaskan bahwa pada zaman Rasull di Mekah dan Madinah ketika bertemu dengan bangsa yang berbeda, Rasulullah membentuk konsep Baladil Amin, kemudian konsep Baladil Amin-nya apa? Konsep Baladil Aminya adalah Piagam Madinah.

Rasul tidak membentuk negara islam karena negara islam hanya untuk orang islam, tapi konsep kekuasaan islam itu Baladil Amin, sehingga terbentuk ketentraman sebuah bangsa dan negara, setelah terbentuk keamanan dan ketentraman, pilih model atau bentuk negara apa saja terserah, kalau yang buat aman dengan demokrasi ya pakai demokrasi, amanya kerajaan bentuklah kerajaan, amanya dengan republik bentuklah sistem republik karena islam mengerjakan konsep besar Namanya Baladil Amin.

Sekarang di Indonesia bertemu bangsa yang berbeda kemudian diusulkan khilafah ya tidak terbentuk konsep Baladil Amin, jangankan di bangsa yang berbeda beda bangsa arab saja dibikin konsep khilafah tawuran sekarang.

Ditambah mengapa Islam timur tengah hancur lebur, porak poranda, identik dengan peperangan dan saling membenci sesama anak bangsa? Karena mereka ditanamkan kuat kecintaan kepada agama tapi tidak ditanamkan kuat kecintaan kepada bangsa dan negara. Lantas jika Indonesia menerapkan konsep khilafah ditengah masyarakatnya yang multiagama & multikultural bukankah akan timbul gejolak dan perpecahan? bukankah menolak perbedaan menolak sunnatullah?

Gus Dur sudah membangun pondasi penting hubungan islam dan negara, lantas tugas kita selanjutnya apa? Adalah memperkokoh pondasi tersebut dari berbagai ancaman yang coba menggusur dan merobohkan. [T]

Never Ending Spirit of Gus Dur dan Upaya Mencecap Masa Lalu yang Ber(Ter)serak
Menuntut Keadilan Sejarah Melalui “Menjerat Gus Dur” Virdika Rizky Utama
Ziarah ke Makam Gus Dur; Batu Nisan Tertulis Indah, Tempat Berbaring Seorang Pejuang Kemanusiaan
Tags: Gus DurMuslimnasionalismeNU
Previous Post

Yang Terhubung: Ancaman dan Harapan | Catatan Pentas Kala Teater

Next Post

Baik atau Buruk Nilai Rapor itu, Libur Panjang adalah Reward Bagi Semua Siswa

Teguh Alfaidzin

Teguh Alfaidzin

PMII Denpasar

Next Post
Baik atau Buruk Nilai Rapor itu, Libur Panjang adalah Reward Bagi Semua Siswa

Baik atau Buruk Nilai Rapor itu, Libur Panjang adalah Reward Bagi Semua Siswa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co