SELAMA SETAHUN INI, dati Januari hingga awal Desember 2022 ini, SMPN 4 Singaraja mengumpulkan berbagai macam piagam, piala, medali, dan bentuk penghargaan lain sebagai tanda sekolah itu punya prestasi dalam berbagai lomba dan kejuaraan.
Jika urusan lomba, sekolah ini selalu semangat, baik guru, pembina atau pelatih. Kepala sekolah tidak tanggung-tanggung mengeluarkan isi kantongnya sebagai bonus bagi siswa ayang juara. Ini adalah bentuk apresiasi sekolah terhadap pencapaian anak didiknya yang telah mengharumkan nama sekolah.
Pada semester II tahun pelajaran 2021/2022 yang terhitung mulai Januari hingga Juni terdapat 78 prestasi yang dipersembahkan oleh siswa untuk sekolah.
Mulai dari kejuaraan Kungfu, Duta Anak, Olimpiade Sains di bidang IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kejuaraan Renang, Kompetisi Pramuka, Teater, Membaca dan Menulis Puisi, Menulis Cerpen, Festival Teknologi, Lomba di Bidang Kimia, Olimpiade Ekonomi, Fisika Hingga Story Telling.
Sedangkan pada semester I tahun pelajaran 2022/2023 yang dimulai dari Juli hingga November terdapat 39 catatan perestasi siswa yang dipersembahkan untuk SMP Negeri 4 Singaraja. Prestasi itu bukan hanya akademik, melainkan juga nonakademik.
Awal penghargaan yang didapat oleh siswa adalah mengikuti Tiktok Challenge dengan tema Narkotika, dilanjutkan dengan Kejuaraan Pencak Silat, Lomba Baca Puisi, Lomba Argumentative Essay Writing, Lomba Fashion Show, Kejuaraan Catur, Renang, dan Olimpiade Sains (di bidang IPA, matematika), Kejuaraan Wushu, Senam Artistik, PMR, basket, Kompetisi Kewarganegaraan, Lomba Fotogenik, Mafiadipa Chess Tournament, Mesatua Bali, dan Olimpiade Fisika.
Banyaknya prestasi tentu tidak lepas dari semangat dan usaha siswa serta bimbingan Pembina atau guru. Pahit manis perjalanan sebagai pembina tentu berbeda antara pembina satu dengan pembina lain. Sama halnya yang sempat saya ceritakan Maret kemarin tentang persiapan lomba teater hingga pengumuman hasil pentas anak-anak.
Pemberian bonus untuk siswa berprestasi oleh Kepsek SMPN 4 Singaraja
Sebagai orangtua di sekolah, saya tentu selalu berharap hasil yang memuaskan guna membuat mental, semangat, dan jiwa kompetisi siswa tetap stabil. Namun, sebagai orang tua di sekolah alias guru, saya tidak bisa menuntut anak atau siswa agar selalu juara.
Berusaha maksimal, buat diri puas, dan memiliki tujuan untuk mengembangkan diri lebih baik adalah doktrin pembina kepada siswa. Apalagi dukungan dan fasilitas kepala sekolah tidak henti diberikan kepada siswa dan pembina yang berusaha turut mengharumkan nama sekolah.
Terdapat tiga grup atau tiga tim dan 54 siswa yang berulang kali menyumbangkan prestasi untuk sekolah. Tim yang tercatat yaitu Tim Basket Spenfour, PMR, dan Sanggar Poleng. Sedangkan nama-nama siswa tersebut, baik yang kini sudah menduduki bangku SMA maupun yang masih aktif bersekolah di SMP Negeri 4 Singaraja di anatarnya Agung Artha Derooney Rusas, Anak Agung Istri Kirana, Ananda Harta Wijaya, Desak Ketut Ari Septiana, Gede Deva Riyananda, Gusti Ayu Putu Dea Sinta Pratiwi, Gusti Kadek Tiara Wahyuni, dan Gusti Putu Ayu Novi Yanti.
Selanjutnya, I Gede Reyxza Wiweka, I Gusti Agung Ayu Mahamaya Gayatri, I Gusti Ayu Mahamaya Gayatri, I Gusti Putu Vioxa Raam Vedanantha Darma, I Komang Gauthama Danoeananda Radiasa, I Made Bayu Budiartha Tangkas, I Putu Nova Putra Pratama, Ida Bagus Ade Putra Indrastawa, Ida Bagus Komang Raditya Udayana, dan Ida Bagus Raka Putra Putra Indrastawa.
Lalu ada Joshua Setia Imanuel, Kadek Darla Hitayani, Kadek Dwie Safiriani, Kadek Meisya Vania Kusuma Dewanti, Kadek Sonia Wulandari, Ketut Caroline Indira Rajeswari, Komang Bela Arniti, Komang Erika Risdayani, Komang Pramesti Anggarini, Komang Tegar Arya Sentana, Made Agasthya Prema Wahyudi, Made Dea Sasmitha Pradnyandari, Made Dea Vio Lantini, Made Dio Suginanda Prabawa, dan Made Natha Santhana Yugistra.
Kemudian terdapat nama Made Rayndra Pradnya Deva, Ni Komang Trisna Astri Dwipayanti Aryana, Ni Luh Putu Desylia Putri Oka, Ni Made Ayudiarani, Ni Made Putri Dwi Rahayu, Ni Made Shita Maheranita, Ni Putu Neysa Nandiswari, Ni Putu Primadila Novelia Putri, Ni Putu Riartha Tiare Kalyana Putri, Ni Putu Venita Prisca Mentari, dan Putu Anastacia Valentina Dias.
Lalu ada Putu Aninda Kyan Putri, Putu Avrilia Wimana Dewi, Putu Cinta Cantika Ayu Nartaki, Putu Dewi Andini Wedayanti, Putu Pramana Sabdha Gautama, Putu Rajendra Pradana Putra, Putu Surya Ardana, Putu Tika Ananda Putri, Bayu Artiana Putra Dhananjaya, dan Sri Kensha Dewandra Warman yang tentunya didampingi oleh pembina-pembina hebat yang tergabung dalam klub hingga guru mata pelajaran masing-masing kategori di sekolah.
Sekilas Tentang Joshua
Di balik deretan prestasi yang tercatat itu tentu ada yang paling menakjubkan. Jika pada awal tahun ada lomba yang belum pernah diikuti, dan mendapat juara I, yaitu lomba teater, maka pada pertengahan hingga detik-detik pergantian tahun ini tidak hanya satu melainkan ada beberapa prestasi yang mengejutkan.
Dari kalangan siswa terdapat satu orang yang memeroleh pencapaian yang luar biasa. Ia tidak hanya mempersembahkan medali, melainkan memboyong piala bergilir. Joshua Setia Imanuel, peraih prestasi terbanyak di tahun 2022.
Ketika saya bertanya terkait prestasi Joshua, salah satu pembina, Drs. A. A. G. Agung Suparta dengan semangat memberi ulasan terkait proses yang dijalani.
Ia menyebut “Sekilas Tentang Joshua”. Begini ceritanya:
Joshua adalah siswa berprestasi. Di tahun 2022 terpampang delapan prestasi yang diraih, yakni Juara 3 lomba IPA (KST VIII) tingkat provinsi bali di Karangasem yang diselenggarakan oleh MGMP IPA Kabupaten Karangasem, lalu Juara 1 lomba Fisika tingkat provinsi di SMAN 1 Ganyar, dan Juara 2 lomba Kimia tingkat nasional yang diselenggarakan oleh HMJ Kimia Undiksha.
Joshua Setia Imanuel
Itu belum selesai. Joshua juga meraih Juara 2 lomba Fisika tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh SMAN 1 Kuta Utara, Lolos sebagai peserta OSN ketingkat nasional, Juara harapan 1 olimpiade IPA tingkat provinsi di SMAN 1 Sukawati, Juara 1 lomba IPA tingkat provinsi di SMAN 2 Abiansemal, dan Juara 1 Physic Since Competition (PSC) di Undiksha dan memperoleh piala bergilir Rektor Undiksha
Ngeri! Dulu, saya membayangkan saja pelajaran IPA sudah gelisah lebih dulu. Namun Joshua hadir dengan piala bergilirnya di sekolah tempat saya mengajar kini. Mungkin itu sebabnya setelah lulus SMA saya terjun ke Dunia Bahasa hingga sekarang menjadikannya sebagai pegangan hidup dan kehidupan saya sehari-hari.
Selain memaparkan prestasi Joshua, Agung Suparta juga menceritakan kiat dalam membina siswa dalam Olimpiade IPA.
Menurutnya, pembinaan IPA secara rutin dilakukan satu minggu sekali di hari Minggu. Satu bulan menjelang pelaksanaan lomba, pembinaan diintensifkan menjadi empat kali dalam seminggu, dan pada minggu terakhir mendekati perlombaan, pembinaan dilakukan setiap hari.
Pembinaan di sekolah dilakukan oleh tim yang terdiri dari guru IPA. Pembinaan tidak melulu dengan teori, melainkan diberikan dalam bentuk praktikum juga. Selain ada bimbingan dari pembina, dukungan dari Kepala Sekolah juga sangat membantu kesuksesan dari Joshua baik secara materiil dan moril.
Selain adanya pembinaan di sekolah, untuk materi fisika Joshua juga dibina oleh orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan hadir dari segala arah. Berbicara proses, di balik kelancaran tentu ada hambatan.
Seperti yang dijelaskan pembina, Joshua lebih cenderung untuk memahami materi fisika, maka ia agak kurang dalam penguasaan biologi. Namun dengan arahan dan latihan soal yang diberikan berulang-ulang ia pun bisa menguasai materi biologi sehingga mampu memperoleh juara 1 pada Physical Since Competition.
Keren, bukan? Tidak selalu paksaan mengakibatkan dampak buruk. Contoh nyatanya yang saya ceritakan itu tadi.
Lalu bagaimana pandangan Joshua? Siswa satu ini memang terkesan santai. Bahkan ketika saya mengajar di kelasnya, ia cendrung santai tapi tugas selesai dengan baik. Ketika ditanya terkait pencapaiannya selama ini, ia pun menjawab dengan senyuman dan mengibas “uang bonus” yang diberikan kepala sekolah.
“Senang, tabungan bertambah, tidak membebani orangtua dalam hal uang jajan sehari-hari,” katanya.
Guru Juga Berprestasi
Jika banyak siswa yang berprestasi, maka deretan guru pun tak kalah, bahkan dari tenaga kependidikan juga ikut mengukir prestasi. Saraswati Award tahun ini yang diumumkan November 2022, saat HUT PGRI,dianugerah juga kepada Komang Agus Wiratama sebagai juara II pembuatan artikel di bidang kompetitif kategori tenaga kependidikan.
Agus Wiratama juara 2 ajang Saraswati Award
Sedangkan yang lagi hangat-hangatnya, salah satu guru turut menyabet beberapa juara pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XV tahun 2022.
Adalah Gede Agus Sinarbawa, S.Pd yang berlaga di bidang kejuaraan catur. Persiapannya cukup sederhana. Ia hanya menyisihkan 1-2 jam untuk latihan mandiri di rumah, selebihnya memanfaatkan waktu desentralisasi yang diselenggarakan di pusat latihan. Sedangkan untuk latihan fisik dilakukan satu minggu dua kali.
Kalian bertanya-tanya tidak, “Kok ada latihan fisik padahal ini kan lomba catur?”
Kalau orang awam seperti saya tentu bertanya-tanya. Dan ternyata fungsi latihan fisik adalah menjadikan diri bugar agar analisa tidak turun saat bermain. Hasil dari persiapan ini tentu memang lain. Ia berhasil turun di lima nomor, yaitu catur beregu standar dan mendapat mendali perunggu; pada catur perorangan kilat mendapat mendali perunggu; pada nomor catur beregu mix standar mendapat mendali perak; dan pada nomor catur mix kilat mendapat mendali perak; serta pada catur beregu cepat mendapat mendali perak.
Bahkan dulu, waktu ia di Jakarta pernah mendapat gelar Master Percasi (MP), tapi sayang tidak diurus.
Jadi bagaimana? Siswa dan guru di SMP Negeri 4 Singaraja aktif dan kreatif, bukan? Tidak salah jika selain siswa, guru pembina, dan guru berprestasi pun turut diperhatikan oleh kepala sekolah.
Biasanya kepala sekolah akan memberikan reward setiap hari Senin setelah upacara bendera dilangsungkan. Selain itu akan diapresiasi kembali sebagai guru aktif, kreatif, dan inovatif saat perayaan Hari Guru.
Lalu bagaimana jika kepala sekolah yang mengikuti kompetisi? Siapakah yang mebina? Saya? Tentu bukan!
Kepala Sekolah dan Bridge
Bridge (jembatan) adalah salah satu turnamen yang digemari oleh Putu Budiastana, S.Pd.,M.Pd., kepala SMPN 4 Singaraja. Di tengah kesibukan, kepadatan jadwal, dan kewajibannya terhadap sekolah, ia selalu meluangkan waktu untuk latihan apalagi untuk persiapan Porprov, November 2022 ini.
Ia rutin melaksanakan latihan dan pemusatan latihan dilakukan rutin tiga kali dalam seminggu. Hasilnya pun tak main-main. Pada Porprov yang baru saja berakhir ia menyabet tiga medali perunggu masingmasing pada kategori beregu putra, pasangan putra, dan beregu campuran.
Kejuaraan ini pun diikuti oleh mantan siswa binaan sang kepala sekolah. Jadi, sejak ia mengabdi di SMPN 4 Singaraja, sudah banyak anak-anak brigde yang lahir. Tentu menggandeng mereka untuk turut menjuarai kejuaraan sebab selama ia mengikuti turnamen, medali emas, perak atau perunggu selalu didapat.
Bukti yang tercatat selain di bulan November, Putu Budiastana juga memboyong medali emas pada kejuaraan yang sama di bulan Agustus serangkaian HUT ke-77 RI.
Kepsek SMPN 4 Singaraja
Tidak ketinggalan juga, saat Saraswati Award tahun ini yang diumumkan November 2022, sang kepala sekolah mendapat juara III dalam pembuatan artikel di bidang kompetitif kategori kepala sekolah.
Ketika ditanya tujuannya mengikuti kompetisi, adalah sebagai ajang untuk memotivasi siswa dan nantinya bisa dijadikan inspirasi oleh siapa pun.
Dan berbicara tentang penghargaan, jika siswa dan guru selalu diberikan reward atas capaiannya, bagaimana dengan prestasi yang diraih kepala sekolah? Siapa yang memberinya penghargaan atas capaian yang selama ini diraih? Tentu kami, keluara besar SMP Negeri 4 Singaraja. Kami menghargai meski bukan dengan materi.
Jadi begitulah. Terima kasih telah membaca segelumit cerita tentang tanah yang sedang saya pijak dan langit yang masih berusaha saya junjung.
Sedikit perasaan bangga telah saya paparkan, sisanya masih meluber sebab masih banyak orang-orang hebat di sekitar yang belum sempat saya ceritakan di sini. Meskipun saya belum bisa menggapai sepenuhnya prestasi seperti apa yang mereka raih, paling tidak saya bisa belajar dari tahapan dan capaian mereka. [T]