1 April 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cakepung, Seni Vokal Karangasem, Sejarahnya Berkait Erat dengan Suku Sasak Lombok

tatkalabytatkala
November 13, 2022
inBudaya
Cakepung, Seni Vokal Karangasem, Sejarahnya Berkait Erat dengan Suku Sasak Lombok

Foto: Cakepung dipentaskan oleh Sanggar Seni Citta Wistara, Karangasem di PKB 2022

Cakepung, seni khas dari Kabupaten Karangasem, adalah seni olah vocal yang kemudian dikombinasikan dengan tari. Seni ini mirip dengan genjek yang dipercaya berasal dari Buleleng.

Cakepung dipentaskan oleh Sanggar Seni Citta Wistara, Banjar Dinas Tri Wangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali, Rabu (6/7/2022) sore.

Nah, pada pentas pada ajang PKB itu, Cakepung tak hanya menonjolkan olah vokal dan seni tari. Cakepung juga diiringi dengan lantunan musik rebab dan suling, serta gamelan khas Karangasem bernama penting.

Penampilan mulanya diawali dengan membaca cakepan lontar dan diartikan oleh seorang pengartos. Lambat laun, suasana kemudian ramai oleh puluhan orang yang beradu vocal atau biasa disebut megenjekan untuk mengiringi jalan cerita sendratari yang akan diambil.

Antara megenjekan, alunan musik, penari dan dalang sebagai pengantar cerita menyatu dalam penampilan tersebut dan mendapat apresiasi dari penonton.

Foto: Cakepung dipentaskan oleh Sanggar Seni Citta Wistara, Banjar Dinas Tri Wangsa, Desa Budakeling,

Cerita yang dibawakan pada pentas cakepung itu juga menarik. Ada tiga orang raja bersaudara, masing-masing menjadi raja di Indrapandita, di Layangsari, dan di Indrasekar.

Raja di Indrapandita mempunyai sembilan putri dan paling bungsu putri paling cantik bernama Diah Winangsia. Putri ini sering difitnah oleh kakaknya sehingga raja marah dan mengasingkannya di taman dengan ditemani inang pengasuhnya yang bernama Inaq Rangda.

Sementara itu raja di Indrasekar mempunyai dua orang putra, yang sulung bernama Raden Kitap Muncar, yang bungsu bernama Raden Witarasari (Raden Una). Mendengar kesengsaraan yang diderita oleh Diah Winangsia, maka Raden Una menuju ke Indrapandita dengan menyamar sebagai seekor kera/monyet. Kemudian sang kera menghambakan diri kepada Diah Winangsia serta berusaha menolong keluar dari berbagai kesulitan dan kesenangan yang dialami.

Kehidupan seekor monyet dengan seorang gadis remaja cantik, tidur bersama, pergi mandi bersama, bermain bercanda, menjadikan kisah cerita dibagian ini menarik. Setelah beberapa lama berlangsung kedok penyamaran Raden Una diketahui oleh Diah Winangsia, akhirnya Raden Una menjelaskan bahwa dia mencintai Diah Winangsia dan hidup berbahagia di kerajaan tersebut untuk menggantikan ayahnya.

Sejarah

Koordinator Pementasan Cakepung, Ida Made Basmadi menyampaikan, Tradisi Cakepung memiliki sejarah yang sangat erat dengan keberadaan Suku Sasak di Lombok, yaitu saat keberhasilan Kerajaan Karangasem memberikan pengaruhnya ke Lombok.

“Sekilas sejarahnya berasal dari sejarah pada saat kerajaan Karangasem berhasil pengaruhnya sampai ke Sasak, Lombok. Kemudian dengan keberhasilannya Suku Sasak tersebut, budayanya pun dipelajari di sana. Ada budaya Sasak disebut dengan cepung,” kata Ida Made Basmadi.

Budaya yang didapatkan di Lombok itu tidak serta-merta dibawa langsung ke Karangasem. Namun dari leluhurnya terdahulu mengubah tradisi cepung tersebut dengan memasukan seni suara. Salah satunya adalah macepat, seperti pupuh sinom, semarandana dan lain sebagainya.

“Leluhur kami almarhum Ida Wayan Tangi mengubah cepung itu dengan memasukan dengan macepat. Sehingga cakepung merupakan dari cakep lontar, kemudian diisi dengan tempo pong. Itu versi saya, namun banyak yang menafsirkan cakepung dari peperangan. Yaitu pacek dan kepung yang berarti diserang,” imbuh Basmadi.

Foto: Cakepung dipentaskan oleh Sanggar Seni Citta Wistara, Karangasem

Musik yang dipakai pun saat ini sudah dikembangkan. Dulunya hanya mengandalkan suara dan suling. Bahkan sulingnya pun memiliki ciri khas tersendiri, dimana lubangnya hanya lima. Termasuk para penarinya juga sekarang masih memerlukan generasi yang baru. Bahkan yang ingin menekuni setidaknya gemar untuk menari dan mempertahankan tradisi Cakepung itu sendiri.

“Saat ini ada yang ditampilkan sebanyak 36 orang. Cakepung itu sendiri seni suara mulut dan alat musik. Sisanya para penari, secara umum penggaliannya ini menjadi kendala karena beberapa dari pada anggota Cakepung terdahulu sudah menjadi sulinggih. Ini generasi ke sekian,” katanya.

Ida Basmadi menambahkan dalam pementasan ini hampir full olah vokal. “Sehingga saat pentas maupun latihan yang penting ada air. Kami pentas selama 1,5 jam lebih terus mengeluarkan vocal. Maka itu  bisa dikatakan tantangan pemain cakepung,” kata Basmadi.

Menurut Ida Made Basmadi, pelestarian seni Cakepung saat ini tetap bertahan di Desa Budakeling. Secara turun -temurun pelestariannya dan dipentaskan di Budakeling ketika ada hajatan atau ada upacara hajatan seperti naur sesangi.

“Ada juga digunakan naur sesang Seperti upacara bayi yang kepus puser atau yang berumur 12 hari. Kemudian pada saat upacara manusa yadnya, termasuk pada pitra yadnya di tempat orang meninggal. Ada orang begadang atau yang disebut dengan magebangan saat orang meninggal itu juga bisanya dipentaskan cekepung ini,” terangnya.

Kalau pentas di pura juga sempat. Saat itu ada orang yang membayar kaul dengan mementaskan Cakepung di salah satu pura di wilayah Ababi.

Dia juga  mengatakan secara umum klasifikasi Cakepung ini dalam balih-balihan. Namun menurutnya saat ini masih abu-abu, sebab di dalam pementasannya masih masuk unsur lontarnya.

“Lebih ke sosial masyarakat interaksi bergaul  ketika salah satu keluarga punya hajatan. Di sana tempat sanak keluarga berkumpul, otomatis mementaskan tradisi Cakepung itu sendiri,” kata Basmadi. [T][Ado/*]

Tags: cakepungkarangasemPesta Kesenian Bali 2022
Previous Post

Sentral Parkir, Jalan Kaki, Shuttle Bus dan Saran Kecil Untuk Lalu-Lintas Ubud

Next Post

Jauh dari “Kebahagiaan” | Catatan Selepas Menonton Film Rosetta (1999)

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Jauh dari “Kebahagiaan” | Catatan Selepas Menonton Film Rosetta (1999)

Jauh dari “Kebahagiaan” | Catatan Selepas Menonton Film Rosetta (1999)

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

    Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • MANTRA-MANTRA NYEPI REKOMENDASI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Memaknai Mesayut Tipat di Tilem Kawulu dari Sisi Penganekaragaman Pangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika ASN Dinas Pertanian Buleleng Balap Traktor: Bak Petani, Mereka Berkeringat dan Berlumpur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Evolusi Ogoh-ogoh: Dampak Modernisasi Terhadap Tradisi Hindu di Bali

    by Dede Putra Wiguna
    March 31, 2025
    0
    Evolusi Ogoh-ogoh: Dampak Modernisasi Terhadap Tradisi Hindu di Bali

    OGOH-OGOH merupakan representasi fisik dari roh jahat atau bhuta kala dalam tradisi Hindu Bali yang diarak saat hari pengerupukan (sehari...

    Read more

    Mudik Tanpa Tiket: Pulang dalam Ingatan, Bukan dalam Langkah

    by T.H. Hari Sucahyo
    March 31, 2025
    0
    Mudik Tanpa Tiket: Pulang dalam Ingatan, Bukan dalam Langkah

    SETIAP tahun, ketika musim mudik tiba, lautan manusia bergegas pulang ke kampung halaman. Mereka yang beruntung mendapatkan tiket pesawat atau...

    Read more

    Tulus dan Pesona Lirik Puitis: Menelusuri Jiwa Remaja dalam “Tujuh Belas”

    by Putu Gangga Pradipta
    March 31, 2025
    0
    Tulus dan Pesona Lirik Puitis: Menelusuri Jiwa Remaja dalam “Tujuh Belas”

    MUSIK memiliki kekuatan magis untuk membangkitkan kenangan dan menyentuh kalbu, terlebih lagi ketika liriknya menyimpan makna yang mendalam. Tulus, penyanyi...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Setelah Nyepi, Warga Desa Banjar Ramai-ramai “Nyakan Diwang” atawa Memasak di Luar Rumah

      Setelah Nyepi, Warga Desa Banjar Ramai-ramai “Nyakan Diwang” atawa Memasak di Luar Rumah

      March 30, 2025
      HUT Kota Singaraja 2025, Bupati Sutjidra Luncurkan Program Penting 100 Hari Kerja

      HUT Kota Singaraja 2025, Bupati Sutjidra Luncurkan Program Penting 100 Hari Kerja

      March 27, 2025
      Aksara di Bali Tak Akan Lekang oleh Zaman | Dari Seminar Internasional di STAHN Mpu Kuturan

      Aksara di Bali Tak Akan Lekang oleh Zaman | Dari Seminar Internasional di STAHN Mpu Kuturan

      March 27, 2025
      Tidak ke Laut, Warga Adat Nagasepaha Melasti ke Batas Desa, di Mata Air Penyawangan Pura Segara

      Tidak ke Laut, Warga Adat Nagasepaha Melasti ke Batas Desa, di Mata Air Penyawangan Pura Segara

      March 27, 2025
      Sutjidra-Supriatna Prioritaskan Pembangunan di Lima Bidang di Buleleng, Bidang Nyata dan Realistis

      Sutjidra-Supriatna Prioritaskan Pembangunan di Lima Bidang di Buleleng, Bidang Nyata dan Realistis

      March 26, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Idulfitri ala Mahasiswa Rantau di Singaraja: Bertamu, Menelepon Ibu, dan Menangis Usai Sholat Ied
        Khas

        Idulfitri ala Mahasiswa Rantau di Singaraja: Bertamu, Menelepon Ibu, dan Menangis Usai Sholat Ied

        BIASANYA setiap Hari Raya Idulfitri, alias Lebaran, terutama dua hari sebelum hari H, dapur seperti panggung pertunjukan bagi umat Muslim...

        by Sonhaji Abdullah
        March 31, 2025
        “Pengerupukan” di Desa Guwang, Parade Ogoh-ogoh dan Tradisi yang Menghidupkan Kebersamaan
        Panggung

        “Pengerupukan” di Desa Guwang, Parade Ogoh-ogoh dan Tradisi yang Menghidupkan Kebersamaan

        HARI pengerupukan di Desa Guwang, Gianyar-Bali, senantiasa menghadirkan suasana yang penuh semangat, dan parade ogoh-ogoh menjadi salah satu hal yang...

        by Dede Putra Wiguna
        March 31, 2025
        Ogoh-ogoh dengan Fragmentari Sapuh Leger dari Desa Padangbulia: Refleksi Keseimbangan Hidup
        Panggung

        Ogoh-ogoh dengan Fragmentari Sapuh Leger dari Desa Padangbulia: Refleksi Keseimbangan Hidup

        MENONTON Wayang Sapuh Leger mungkin sudah biasa. Tetapi, kalau menyaksikan garapan Fragmentari Sapuh Leger dipadu dengan karya seni Ogoh-ogoh, ini...

        by Nyoman Budarsana
        March 31, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Daging Sapi Pesanan Ibu | Cerpen Eyok El-Abrorii

          Daging Sapi Pesanan Ibu | Cerpen Eyok El-Abrorii

          March 29, 2025
          Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Dalam Nyepi, Berburu Lailatul Qadar

          Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Dalam Nyepi, Berburu Lailatul Qadar

          March 29, 2025
          Doa Kembang Turi | Cerpen Heri Haliling

          Doa Kembang Turi | Cerpen Heri Haliling

          March 22, 2025
          Puisi-puisi Wahyu Mahaputra | Singaraja yang Hujan

          Puisi-puisi Wahyu Mahaputra | Singaraja yang Hujan

          March 22, 2025
          Grtasamada, Para Antara | Cerpen Mas Ruscitadewi

          Grtasamada, Para Antara | Cerpen Mas Ruscitadewi

          March 15, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co