Ekosistem merupakan jaring jaring hubungan antara mahluk hidup dengan tanah, air, udara dan sinar matahari. Di dalam ekosistem terdapat proses proses biotik yang dilakukan oleh mahluk hidup. Proses itu antara lain predasi, herbivory, detritivor. Ketika kita mengamati seekor kumbang memangsa serangga pemakan daun di sawah dan burung hantu menangkap tikus lalu mencabiknya sebelum menelan, itu merupakan proses predasi yang mana ini merupakan hal penting dalam keseimbangan ekosistem.
Belalang yang kita anggap sebagai hama di sawah karena menggerogoti daun padi adalah contoh herbivory di sawah karena menjadikan tanaman sebagai sumber energi dan nutrisi untuknya. Mengamati ke tanah yang berada di bawah kaki kita, akan tampak hewan hewan seperti cacing tanah dan lainnya memecah mecah dan mengolah sisa sisa tanaman dan hewan yang berada di atas tanah untuk terurai menjadi bagian dari humus yang menjadi sumber nutrisi bagi tanaman sehingga dapat dimanfaatkan manusia. Kegiatan oleh cacing tanah ini disebut detritivor.
Seorang seniman Bali bernama Nyoman Diwarupa mengekspresikan kontribusi kumbang koksi (biasanya disebut kepik) di bidang pertanian dalam bentuk lukisan dengan judul “Sahabat Petani (kepik). Dilukis di atas kanvas berukuran panjang 1,1 meter dan lebar 1 meter dengan tinta akrilik , karya seni tersebut dipamerkan di dinding galeri Kulidan Space pada acara pembukaan pameran seni bertema Supra Village yang dibuka tanggal 3 April 2021 .
Kumbang koksi dianggap sebagai rekan dalam proses produksi pangan karena menjadi salah satu pembasmi hama secara ekologis yang memakan hama kutu daun. Ini bukti bahwa proses predasi dalam ekosistem lahan pertanian itu penting untuk memperkecil dampak pemangsaan pada tanaman yang dimanfaatkan manusia sehingga memberikan hasil ekonomi lebih tinggi.
Badan kumbang koksi hampir menyerupai setengah bola pada bagian punggungnya. Dua lembar sayap berwarna merah menyala dengan titik titik hitam melekat di punggungnya berfungsi sebagai sistem organ gerak. Hewan kecil anggota ordo Coleoptera ini mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil. Sayap keras yang berwarna mencolok itu merupakan sayap elitra atau sayap depan. Sedangkan sayap belakangnya berwarna seperti kaca bening. Saat sedang di tanah atau hinggap di suatu tempt, sayap belakang dilipat di bawah sayap depan.
Ketika mengudara, ia akan mengepakkan sayap belakangnya secara cepat. Kumbang koksi mengarahkan posisi kepalanya menuju ke bawah untuk membantu pemangsaan serangga yang menempel pada dedaunan. Di bagian kepalanya terdapat sepasang rahang bawah untuk menggenggam mangsa saat makan. Ia akan memakan kutu dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya.
Sepanjang hidupnya, seekor kepik dapat menghabiskan 1.000 ekor kutu daun. Pada bagian kaki-kakinya yang pendek, terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis. Rambutnya menghasilkan bahan berminyak yang lengket, sehingga ia bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit. Disebut kepik kemungkinan karena ukuran dan perisainya keras. Namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera) (1).
Tidak semua kumbang koksi menjadi sahabat pertanian. Ada jenis kumbang koksi yang menimbulkan masalah di ladang, salah satunya adalah Epilachna admirabilis yang dikenal menggerogoti daun tanaman sayuran dan buah buahan seperti daun terong, semangka, pare dan labu. Warna tubuh kumbang E. admirabilis kusam, bertotol dan tidak mengkilat (Trisnadi, 2010). Kumbang ini merusak pada fase larva hingga dewasa. Pada saat makan E. admirabilis akan meninggalkan jejak pada daun bekas makanannya, membiarkan urat daun utuh dan juga memimbulkan kerusakan pada nektar dari tanaman.
Jenis kumbang koksi predator yang dimanfaatkan sebagai agens pengendali hama diantaranya: Chilocorus politus (berwarna orange dan sayap depannya tidak bertotol), Coccinella arcuata (memiliki sayap depan berwarna merah dan bertotol). Kutu daun (Aphididae spp.), kutu sisik (scale insect) dan telur serangga menjadi makanan kumbang koksi predator(2).
Di balik tampilan yang indah dan terkadang dianggap imut karena warnanya mengkilap, kumbang koksi jenis Chilocorus dan Coccinella membantu manusia dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan perekonomian karena dengan memangsa kutu daun tanaman dapat memberikan hasil yang layak digunakan. Pelayanan yang diberikan oleh kumbang koksi berpotensi mengurangi beban ekonomi penggunaan output eksternal sehingga konsumsi sumber daya ekonomi dapat dihemat . Maka dari itu perlu dijaga kelestariannya. [T]
- Humas Balitsa. 15 January 2015 . Kumbang Koksi https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/355-kumbang-koksi.html
- 1 April 2019. Ladybug: Sejenis Tapi Berbeda Peran https://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/919-lady-bug-sejenis-tapi-berbeda-peran