Ida Bagus Jelantik Purwa dikenal sebagai seniman prasi senior yang masih produktif dari Desa Sidemen Kabupaten Karangasem. Istilah prasi digunakan untuk menyebut lukisan di atas daun ental.
Lahir pada tahun 1952, tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga Brahmana di Gria Ulah Sidemen. Leluhurnya berasal dari Gria Pidada Karangasem yang memiliki kaitan erat dengan sejarah keberadaan Kerajaan Gelgel dan Kerajaan Semarapura di Klungkung.
Dari kecil Ida Bagus Jelantik Purwa atau Gus Jelantik sudah memiliki ketertarikan dengan seni lukis wayang. Keberadaan sejumlah lukisan tradisi wayang Kamasan yang menghiasi bangunan pura atau merajan di desa menjadi magnet yang menarik keinginannya untuk mencoba berlatih menggambar.
Pada awalnya, ia berlatih menggores di permukaan tanah. Kemudian mulai berkenalan dengan karakter dan tokoh-tokoh dalam cerita pewayangan. Gus Jelantik mengaku berlatih sendiri memvisualisasikan karakter dan tokoh-tokoh pewayangan, dengan mengacu pada lukisan wayang Kamasan. Usaha Gus Jelantik mulai menemukan hasil, hingga sering diajak ngayah ikut serta mengerjakan lukisan wayang untuk hiasan saat upacara piodalan di Pura.
Sebagai anak yang lahir di lingkungan keluarga brahmana atau gria, Gus Jelantik sudah terbiasa dengan tradisi nyastra dan nyurat lontar. Ayahnya Ida Bagus Mas adalah seorang yang mahir menyurat atau membuat tulisan di atas rontal atau daun ental.
Pada tahun 1960-an, terjadi perkembangan yang menarik di Desa Sidemen. Keberadaan sejumlah seniman asing yang bermukim di Desa Iseh, di sebelah selatan Desa Sidemen, berimbas terhadap tradisi nyurat di kalangan keluarga gria di Sidemen.
Seorang seniman berkebangsaan Swiss, Theo Meiyer yang lama menetap di Iseh sangat tertarik dengan tradisi nyurat khususnya pada karya lontar bergambar, yang kini dikenal dengan istilah prasi.
Theo dan sejumlah teman-temannya, rajin mengunjungi gria di Desa Sidemen, untuk melihat tradisi nyurat dan menggambar di atas daun ental ini. Tidak jarang dia dan teman-temannya kemudian membeli karya lontar prasi yang dikerjakan keluarga gria ulah Sidemen. Menyadari potensi yang dimiliki lontar prasi, muncul motivasi dalam diri Gus Jelantik untuk serius menekuni pembuatan lontar prasi.
Dengan didukung pengetahuan yang baik tentang sastra dan kemampuannya yang luar biasa dalam menyurat di atas daun ental, Gus Jelantik mampu menghasilkan karya prasi yang sangat menarik, dan digemari oleh wisatawan dan kolektor dari dalam maupun luar negeri. Gus Jelantik sangat produktif menghasilkan karya lontar prasi. Karyanya telah banyak dikoleksi secara perorangan maupun lembaga dari berbagai negara.
Kekuatan karya lontar prasi Gus Jelantik terletak pada kemampuannya untuk menggambarkan suasana adegan dengan lugas, meskipun harus menghadapi lembaran-lembaran lontar yang berukuran kecil (lebar 3,5 cm dan Panjang bervariasi antara 25cm hingga 50 cm).
Karakter manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta lingkungan sekitar yang membangun suasana tampak terjalin dengan sangat luwes. Torehan pengrupak menghasilkan garis-garis pada permukaan daun ental yang membentuk karakter dan suasana adegan dengan sangat detail dan mendalam.
Gus Jelantik sangat memahami dan menghayati cerita yang akan divisualkan. Tampaknya hal ini yang menjadi modal dan keistimewaan yang mengemuka dalam karya prasi beliau. Gus Jelantik mampu menginterpretasi dan menguatkan narasi dengan menambahkan sejumlah adegan keseharian (konteks kekinian), sehingga karya-karyanya tampak nyata, akrab dan dinamis.
Seperti dalam cerita Arjuna Wiwaha atau pernikahan Arjuna, Gus Jelantik mampu menghadirkan karakter pewayangan dengan ekspresi kekinian serta ditambah dengan sejumlah adegan yang memotret suasana masa kini yang tampak realis. Seperti penggambaran suasana pertunjukan tari joged, suasana persembahyangan di Pura, suasana mebat atau menyiapkan masakan untuk upacara dan lain-lain. Dalam karya prasinya dia mampu memadukan ilustrasi gaya ubud dengan gaya pewayangan.
Bagi Ida Bagus Jelantik, karya prasi yang baik atau bermutu tinggi adalah karya prasi yang didasarkan atas pemahaman sastra yang baik dan dikerjakan dengan penghayatan tinggi, sehingga gambar yang ditoreh mampu menghadirkan suasana adegan atau cerita secara kuat dan mendalam.
Ida Bagus Jelantik adalah sosok seniman prasi yang sederhana dan bersahaja, namun mampu melahirkan karya prasi dengan penggambaran karakter yang ekpresif dan konfigurasi narasi yang istimewa. Merupakan sebuah contoh pencapaian karya seni prasi yang telah melampaui batas-batas teknik dan medium. [T]