31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

Dewa RhadeabyDewa Rhadea
May 30, 2025
inEsai
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

Dewa Rhadea

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan. Ia dianggap sebagai tempat terakhir bagi mereka yang menyimpang dari norma hukum dan sosial. Namun, dari balik tembok yang penuh stigma itu, saya menemukan makna lain yang lebih dalam.

Selama kurang lebih dua tahun menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), saya menyaksikan dan mengalami sendiri bahwa penjara tidak selalu tentang keterpurukan ─ ia bisa menjadi ruang transformasi yang nyata. Dalam perenungan yang terus berkembang, saya memaknai kata PENJARA sebagai akronim dari Penyempurnaan Jiwa dan Raga. Sebuah tempat yang, jika dijalani dengan kesadaran dan kekuatan dari dalam diri, justru membuka jalan menuju kemerdekaan batin yang sejati.

Dari Hukuman Menuju Pembinaan

Pada tanggal 5 Juli 1963 istilah “Pemasyarakatan” pertama kali diperkenalkan melalui pidato “Pohon Beringin Pengayoman” oleh Bapak Sahardjo, SH., dalam penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia.

Sistem pemasyarakatan yang dimaksud di bawah “Pohon Beringin Pengayoman” tersebut, tidak hanya ingin membalas kesalahan dengan sanksi, tetapi juga memberikan kesempatan kepada individu untuk merefleksi diri, menyadari kesalahan, dan memperbaiki perilaku. Ini menandai perubahan paradigma yang signifikan: dari penjara sebagai alat balas dendam negara, menjadi ruang edukasi dan pembinaan kemanusiaan. Hal ini selaras dengan semangat dan jati diri bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Peneguhan pemasyarakatan sebagai Sistem dideklarasikan sebagai pengganti Sistem Kepenjaraan pada tanggal 27 April 1964 dalam Konferensi Jawatan Kepenjaraan yang dilaksanakan di Lembang, Bandung. Kemudian, konsep ini dilegalkan melalui Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yang mencerminkan transformasi sistem peradilan pidana. UU ini menjadi landasan bagi pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan yang lebih baik dan mantap. Terakhir, Sekretariat Kabinet Republik Indonesia telah mencabut UU Nomor 12 Tahun 1995 dan mengesahkan UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.

Dalam konteks ini, kerangka berpikir yang baru harus menempatkan penjara sebagai sarana pengembangan diri yang utuh ─ baik dari sisi mental, emosional, spiritual, maupun fisik.

Penyempurnaan Jiwa: Menemukan Kembali Makna Diri

Di balik jeruji besi, banyak WBP justru menemukan ruang hening yang tak pernah mereka miliki sebelumnya. Dalam keheningan itulah proses kontemplasi terjadi. Kesadaran akan kesalahan masa lalu, penyesalan, hingga semangat untuk berubah, tumbuh perlahan namun pasti.

Program-program seperti konseling psikologis, pendampingan rohani, pelatihan kesadaran diri (self-awareness), dan rehabilitasi perilaku menjadi bagian penting dari proses ini. Jiwa yang pernah terluka, marah, atau tersesat, secara bertahap dibimbing untuk pulih dan kuat kembali.

Namun semua proses itu hanya dapat berhasil jika ada kekuatan dari dalam diri. Tak ada program pembinaan yang benar-benar berhasil tanpa kehendak pribadi untuk berubah. Penyempurnaan jiwa tidak bisa dipaksakan dari luar; ia harus lahir dari kemauan kuat seseorang untuk berdamai dengan masa lalu dan menyusun masa depan yang lebih sehat secara batiniah.

Penyempurnaan Raga: Menjadi Pribadi yang Mandiri dan Terampil

Selain dimensi spiritual dan emosional, aspek fisik dan keterampilan juga tidak kalah penting. Raga yang sehat dan produktif menjadi fondasi untuk kehidupan yang lebih baik setelah masa tahanan berakhir. Oleh karena itu, lembaga pemasyarakatan kini menyediakan sarana lebih untuk dapat berolahraga disamping berbagai pelatihan keterampilan seperti menjahit, pertukangan, pertanian, teknologi informasi, hingga kewirausahaan.

Tidak sedikit WBP yang, setelah keluar dari penjara, mampu membuka usaha mandiri, menjadi pelatih keterampilan, bahkan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat. Namun, lagi-lagi, semua ini bergantung pada tekad pribadi. Latihan bisa disediakan, tapi keberhasilan memetik hasilnya sangat bergantung pada daya juang dan ketekunan individu itu sendiri. Penyempurnaan raga, sebagaimana jiwa, juga menuntut kekuatan dari dalam: kesabaran, kedisiplinan, dan kemauan untuk belajar.

Paradoks Kebebasan: Banyak yang Terpenjara di Dunia Bebas

Ironisnya, di luar tembok penjara, banyak orang yang secara fisik bebas, namun sesungguhnya hidup dalam “penjara batin”. Mereka mungkin tidak dibatasi oleh jeruji besi, tetapi terkurung dalam sikap egois, dendam, ketamakan, kesombongan, atau kecanduan yang merusak diri sendiri maupun orang lain.

Ada yang terpenjara dalam gaya hidup konsumtif dan ambisi duniawi tanpa arah. Ada yang terbelenggu oleh kebencian, luka masa lalu, atau rasa iri yang tak pernah selesai. Bahkan ada pula yang hidup dengan topeng kemunafikan, terjebak dalam kepalsuan sosial demi pencitraan.

Kebebasan sejati bukanlah soal bergerak tanpa batas, melainkan soal kemampuan mengendalikan diri, bertumbuh, dan menjalani hidup dengan kesadaran dan makna. Dalam hal ini, banyak WBP yang justru lebih “merdeka” dibandingkan mereka yang hidup bebas namun tanpa kendali atau arah hidup.

Di sinilah letak peran kekuatan pribadi. Seseorang yang kuat jiwanya akan mampu mengatasi penjara batin, meski ia berada dalam tembok penjara fisik. Sebaliknya, orang yang lemah jiwanya bisa terpenjara seumur hidup dalam kebebasan semu.

Tanggung Jawab Bersama: Masyarakat dan Kesempatan Kedua

Namun, proses perubahan ini tidak cukup hanya dilakukan di dalam tembok penjara. Ia harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Stigma sosial terhadap mantan WBP sering kali menjadi hambatan besar dalam proses reintegrasi. Diskriminasi, penolakan, hingga pengucilan sosial bisa menggagalkan semua proses rehabilitasi yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk ikut serta dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi mereka yang ingin berubah. Kita perlu menanamkan pemahaman bahwa kesalahan adalah bagian dari kemanusiaan, dan setiap orang layak mendapat kesempatan kedua.

Penjara sebagai Harapan, Bukan Akhir

Bila dilihat dalam kerangka besar, penjara bukanlah ujung dari kehidupan. Ia justru bisa menjadi titik balik, tempat di mana seseorang mulai menyusun kembali hidupnya. Ketika sistem pemasyarakatan dijalankan dengan sepenuh hati, dan masyarakat bersedia membuka diri, maka penjara dapat bertransformasi menjadi ruang penyempurnaan jiwa dan raga.

Namun, sebagus apa pun lingkungan dan dukungan yang tersedia, perubahan hanya akan terjadi jika kekuatan untuk berubah datang dari dalam diri sendiri. Inilah kunci utamanya. Penyempurnaan sejati lahir dari keberanian seseorang untuk jujur terhadap dirinya sendiri, untuk mengampuni masa lalu, dan untuk menghidupi masa depan dengan penuh kesadaran.

Mari Kita Ubah Cara Pandang

Mari kita yakini bahwa dalam setiap insan, seburuk apa pun kesalahannya, selalu ada potensi untuk berubah. Dan di dalam penjara, dengan segala tantangan dan pembinaannya, dapat menjadi titik awal dari perubahan itu.

Sementara di luar penjara, marilah kita juga memeriksa diri: jangan-jangan kita sendiri tengah hidup dalam penjara yang tak kasatmata. Karena pada akhirnya, kunci dari kebebasan sejati bukan di luar sana, melainkan di dalam diri kita sendiri. [T]

Penulis: Dewa Rhadea
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Usaha Asyik Narapidana Lapas Singaraja: Ada Cuci Motor, Coffee Shop, dan Barbershop
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045
Green Skills: Komponen Kritis untuk Pembangunan Berkelanjutan
Tags: lembaga pemasyarakatanPendidikanpenjara
Previous Post

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

Next Post

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

Dewa Rhadea

Dewa Rhadea

Penulis tinggal di Singaraja

Next Post
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co