30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

Teguh Wahyu Pranata,byTeguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
inEsai
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

Menanam padi | Foto: Teguh Pranata

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat asyik; ngabut bulih (mencabut bibit padi yang siap tanam). Hawa dingin daerah Bangli seakan menyayat tulang.

Di antara balutan embun pagi kami mendiskusikan isu pertanian masa kini, salah stunya tentang mahalnya biaya yang dikeluarkan petani untuk bertani dan ketidakpastian nasib menjadi seorang petani.

”Saatang ragane, Ngah, wak sing ngelah tongos kene!” ujar Paman.  Usahakan dirimu, Nak, orang tidak punya tempat begini.

Artinya, sebagai seorang fresh graduate, saya dimintanya untuk mencari kerja lain ketimbang mengolah lahan pertanian.

Sebagai seorang petani berusia berlian, Paman justru melarang anak cucunya untuk menjadikan bertani sebagai profesi. Alasannya tidak jauh dari kepemilikan lahan yang terbatas; hasil panen yang tidak sepadan dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan; juga tentang ketidak relevanan profesi petani di era gempuran pariwisata dan pembangunan.

Kegiatan bertani dan menanam padi hanya disarankan bagi mereka yang memiliki lahan luas, juga bagi pegawai tetap yang ingin mencari selingan. Sementara bagi mereka yang tidak punya banyak lahan dan bukan pegawai tetap yang cari selingan, justru lebih memilih mencari pekerjaan lain, selain petani.  Sebagian kecil lagi memilih untuk menjual atau menyewakan lahan pertanian miliknya.

Jadi, mereka membiarkan subak-subak berubah menjadi villa. Sungguh ironi mengingat pertanian turut menyokong doktrin pariwisata budaya yang digaungkan sejak tahun 1970-an.

Petani, subak, dan lumbung padi menjadi bagian tak terpisahkan dari citra pariwisata Bali yang eksotik nan harmoni. Namun ketika pembaca bertanya apakah para petani memiliki taraf hidup yang layak, dan apakah mengelola lahan pertanian lebih menguntungkan ketimbang menukarnya dengan harga sewa, jawabannya seringkali dalam konotasi negatif. Semua itu kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi kelangsungan pertanian dan regenerasi petani Bali.

***

Pada hari yang sama, sekitar pukul 9:30 pagi, dua orang pria lanjut usia datang dari arah utara. Mereka adalah I Wayan Lembian (76) dan I Nengah Karya (72), tukang memula (buruh penanam padi) yang dipanggil oleh Bapak dan Paman. Mereka termasuk tukang tanam padi paling senior yang kini masih bertahan dengan pekerjaannya.

I Wayan Lembian (76) dengan bangga menjelaskan kisah awalnya menjadi tenaga penanam padi. Semua dimulai pada pertengahan tahun 1960-an ketika dirinya bekerja sebagai tenaga pertanian di Tabanan.

”Cang dugas amen ragane nak be biase menek, acepoke nang selae bakat ben ngalih. Pidan uling suud gestoke ke Menek ngalih gae. Dadi tukang penek, tukang memula, tukang manyi. Nak ajak onyang kemu jaman to.”

Artinya, ”Saya waktu seumuran kamu itu sudah biasa naik (kelapa) sekali naik bisa sekitar dua puluh lima butir dapat. Sejak setelah Gestok sudah ke Menek (Tabanan) bekerja. Jadi pencari kelapa, tukang tanam, tukang panen. Semua orang ke sana jaman itu.”

Sementara itu I Nengah Karya (72) sedikit lebih junior ketimbang rekannya. Ia baru mulai menjadi tukang tanam padi pada tahun 1970-an. Kala itu, Karya juga pergi ke Tabanan untuk bekerja sebagai tenaga pertanian. Meninggalkan rumah, istri, dan anaknya.

”Yen we dorinan kemu, tahun 1970an, I Murtiasa be ade dugas to. Patuh masih dadi tukang di uma, tukang memula. Megenep je gaene jemak masih.”

Aerinya, “Kalau Paman belakangan ke sana (Tabanan), tahun 1970-an, Si Murtiasa (Anak Karya) sudah lahir waktu itu. Sama juga menjadi pekerja di sawah, tukang tanam. Berbagai pekerjaan (lain) diambil juga.”

Singkat cerita, keduanya kemudian bekerja sebagai tukang tanam padi di desa sepulang dari Menek, Tabanan. Di usia senjanya mereka masih menjadi tukang memula yang sangat diandalkan oleh para petani setempat. Setiap musim tanam, keduanya selalu mendapatkan ”orderan” untuk menanam padi, menjadi langganan bagi para petani.

Menariknya, jika ditelusuri, jumlah tukang memula di desa saya sangatlah minim. Mereka juga merupakan orang-orang lanjut usia yang memang sudah bekerja pada bidang ini sejak lama. Bukan tenaga-tenaga baru atau hasil regenerasi. Dalam hal ini kelangkaan tukang memula kemudian menjadi isu kecil dengan masalah besar dibelakangnya.

Tukang memula yang menipis menjadi domino kecil yang siap meruntuhkan sesuatu yang lebih besar di depannya. Mereka adalah pilar-pilar penting, ya, jarang disorot. Pekerja-pekerja senior yang belum menemukan sosok pengganti.

Sementara Sekaa Manyi (kelompok pemanen padi) masih memiliki anggota-anggota yang lebih muda, dan tukang traktor lebih identik dengan tenaga-tenaga berusia produktif, tukang memula justru masih terdiri dari veteran-veteran yang masih bertahan.

Selain itu, ketika para pemanen padi telah menggunakan teknologi dores, dan para pembajak sawah lebih memilih traktor ketimbang sapi, belum ada alih teknologi untuk tukang memula di Bali.

Dalam hal ini, alih teknologi untuk kegiatan menanam padi di Bali menjadi pr yang harus dikerjakan. Sebagai alternatif, kerjasama antar petani dan anggota subak juga sangat diperlukan. Subak perlu membangun sekaa tanam untuk mempertahankan eksistensi tenaga penanam padi.

Peran pemerintah juga sangat penting, kebijakan yang dibuat agaknya dapat menjawab berbagai permasalahan dalam setiap aspek pertanian. Industri pariwisata perlu diarahkan sejalan dengan pertanian, pun sebaliknya. Isu pertanian dan masalah petani sudah sepatutnya menjadi sorotan, bukan hanya janji pengulangan dalam pesta lima tahunan.

Program-program pertanian yang telah digaungkan seperti Program Petani Milenial, subsidi pupuk, hingga yang terbaru: belajar bertani di Israel perlu dikawal dan diimplementasikan dengan serius. Permasalahan pertanian dari yang paling general seperti regenerasi petani dan ketimpangan hasil, hingga yang lebih spesifik seperti krisis tukang memula adalah PR bersama bagi seluruh lapisan di Bali. PR dari kita semua agar bertani tetap relevan diantara hiruk piruk pariwisata Bali. [T]

Penulis: Teguh Wahyu Pranata
Editor: Adnyana Ole

Edi Juliana, Pemuda Pelopor Wakil Bali, Pemuda Tamblingan yang Tak Bosan Urus Pertanian
Melindungi Lahan Pertanian, Menyelamatkan Perekonomian
“Kerta Masa” dari Penggak Men Mersi: Pertanian Adalah Ibu Kebudayaan Bali
Tags: pertanianpertanian bali
Previous Post

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

Next Post

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Teguh Wahyu Pranata,

Teguh Wahyu Pranata,

I Nengah Teguh Wahyu Pranata, lahir di Demulih, Susut, Bangli. Pecinta Sejarah, anak ideologis Multatuli. Memiliki ketertarikan dengan perempuan juga kronik-kronik peristiwa 65. Dapat ditemukan di Instagram sebagai teguh.inst.

Next Post
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co