6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lebaran : Sebuah Praktik Komunikasi Keluarga

Wisnu WidjanarkobyWisnu Widjanarko
April 3, 2025
inEsai
Mempertanyakan Cinta : Meniti Rasa, Menata Jiwa

Wisnu Widjanarko

Prolog

Sebagaimana diketahui bersama, Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu perayaan hari besar bagi umat islam di seluruh dunia. Setelah satu bulan menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, maka tepat ketika memasuki bulan baru, yakni Syawal, maka dengan sepenuh sukacita dan rasa syukur penuh khidmat dirayakan sebagai momen yang  kerap disebut ‘hari kemenangan’ sebagai perlambang keberhasilan manusia mengalahkan hawa nafsu, memperkuat kedekatan kepada yang Illahi, sekaligus mengokohkan kepekaan sosial yang religius melalui keberbagian kepada mereka yang papa.

Namun, bagi umat Islam di Indonesia, Idulfitri – yang kerap juga disebut Hari Lebaran – memiliki arti tersendiri. Tidak hanya memiliki makna sebagai artikulasi keagamaan semata, melainkan juga sebagai sebuah ekspresi sosiokultural, yakni momen silaturahmi bersama keluarga, kerabat dan handai taulan.  Idulfitri atau Lebaran juga identik dengan ‘mudik’ atau yang tafsir bebasnya adalah berkumpulnya seluruh anggota keluarga yang sudah ‘berpencar’ kembali ke rumah orangtua di kampung halaman. Rumah mereka yang dituakan, yang biasanya sunyi tetiba ramai riuh kedatangan anak-anak, cucu bahkan cicit!  Semua berikhtiar dengan apa yang ada, mengupayakan hari raya menjadi momen yang berkesan bagi seluruh anggota keluarga.

Fenomena Lebaran tentunya menarik untuk dilihat dari berbagai cara pandang, termasuk perspektif keilmuan sosial humaniora.  Sebagai sebuah perilaku manusia, tentunya dinamika yang berlangsung selama hari raya ini dapat disimak dari ragam dimensi, sebut saja dari aspek sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hingga kebijakan publik. Namun, secara khusus, artikel ini akan melihatnya dari sudut pandang studi komunikasi keluarga, khususnya dalam ‘membaca’ Lebaran sebagai praktik komunikasi keluarga yang khas menjadi kisah dari nusantara.

Mudik sebagai Penegasan Identitas Keluarga

Betapa luar biasanya fenomena mudik! Dia mampu menghadirkan energi tersendiri bagi seseorang – bahkan masyarakat – untuk meluangkan waktu dan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki untuk dalam satu kurun waktu yang sama menuju satu titik, yakni rumah di mana dia berasal. Rela berjuang untuk mendapatkan tiket moda transportasi umum, tetap semangat walau berada dalam kemacetan, serta tentunya dengan tingkatan relatifnya, semua juga menyisihkan simpanannya untuk membawa buah tangan atau ‘THR’ untuk kerabat – biasanya anak-anak kecil – yang dibagikan di hari raya. Tidak hanya yang mudik yang berjuang, yang menjadi tuan rumah pun tidak kalah mengupayakannya. Mulai dari mempersiapkan rumah agar nyaman dikunjungi oleh semua kerabat, menyajikan hidangan dan/atau kudapan khas hari raya, setidaknya ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam mempersiapkan kedatangan keluarga dan handai taulan yang akan datang bersilaturahim.

Mengapa semuanya mengikhtiarkan? Mudik dalam perspektif komunikasi keluarga bisa dikatakan sebagai momen untuk menegaskan identitas sebagai anggota keluarga. Keluarga tidak hanya dimaknai sebagai sebuah struktur formal serta pemeranan fungsi normatif semata, melainkan juga sebagai ruang interaksi di mana keberbagian dan kepemilikan menjadi penanda sebagai anggota keluarga. Sebagai struktur formal, mereka yang sudah beranjak dewasa dan sudah berkeluarga, tentunya sudah memiliki kehidupannya masing-masing. Mereka telah menjadi ‘keluarga yang lain’ dengan menjadi suami atau istri termasuk mungkin telah menjadi orangtua bagi anak-anaknya.

Mudik menjadi penegasan identitas, bahwa meskipun telah menjadi ‘seseorang’ dengan kisahnya masing-masing, mereka tetaplah anak yang memiliki orangtua, tempat di mana kasih sayang dan restunya menjadi segalanya. Tidak hanya sebagai anak, melainkan juga sebagai seorang kakak atau adik, di mana mudik menjadi momen mendaur masa yang efektif untuk semakin merekatkan atau boleh jadi memulihkan interaksi yang kian tergerus oleh kesibukan serta kedirian masing-masing setelah dewasa. Mudik menjadi ruang dan waktu di mana relasi dalam keluarga atau keluarga besar – bila sudah memiliki anak dan cucu – disegarkan kembali akan akar kesejarahan hidup bermula, mengumpulkan yang berserak yang dipersatukan atas pertalian darah serta perkawinan, untuk satu tujuan sederhana, yakni tetap adanya rasa memiliki sebagai keluarga. Hal ini berlaku juga bagi orangtua, di mana kehadiran anak-menantu, cucu hingga cicit menjadi penanda akan diri mereka telah mengantarkan anak-anaknya berproses dan mendewasa. Walhasil, menjadi rasa bahagia tersendiri melihat kedatangan mereka, terlepas dari apa dan bagaimana pencapaiannya masing-masing.

Mudik sebagai Ruang dan Waktu Interaksi Keluarga

Tentu saja, mudik tidak bisa tidak menjadi ruang dan waktu berinteraksi, mulai dari mempersiapkan mudik, selama mudik di hari raya, termasuk setelahnya, semuanya akan melibatkan adanya pertukaran informasi dan interaksi antaranggota keluarga, termasuk membangun makna bersama. Selama mempersiapkan, anggota keluarga dengan seluruh jejaringnya akan saling bertukar informasi, sebut saja, kapan akan datang, siapa saja yang akan datang, apa dan bagaimana rencana selama di rumah keluarga. Begitu pula, ketika selama mudik, tentu menjadi puncak interaksi itu sendiri. Mulai dari mempersiapkan salat id, mempersiapkan hidangan dan kudapan, perbincangan dengan keluarga inti beserta keluarga besar hingga kerabat dan tetangga, serta sekembalinya, bercerita kembali selama perjalanan pulang tentang apa-apa yang baru saja dialaminya dan menjadi refleksi dan bagian dari otentisitas saat menjalankan kehidupannya masing-masing setelah pulang.

Interaksi yang berlangsung selama mudik diantara anggota keluarga sangatlah dinamis, senantiasa terikat konteks dalam menuju apa yang dikehendaki oleh keluarga secara otentik. Perbincangan akan menjadi sesuatu yang positif, konstruktif, dan membahagiakan ketika atmosfer komunikasi berlangsung secara supportif. Sebagaimana sebaliknya, berpotensi menjadi sesuatu yang negatif dan destruktif, ketika yang diperbincangkan melampaui batas-batas demarkasi anggota keluarga yang lain, sesuatu yang sensitif diperbincangkan, termasuk ketika iklim komunikasi cenderung kompetitif. Sehingga, menahan diri untuk tidak mempertanyakan sesuatu yang potensial menggerus kenyamanan anggota keluarga lain penting adanya. Sebut saja, pencapaian salah satu anggota keluarga akan dimaknai sebagai rasa syukur ketika disampaikan dalam proporsi sebagai informasi semata, namun akan menjadi pemantik rasa iri bagi yang lain, ketika itu diglorifikasi atau menjadi terlalu memenuhi panggung komunikasi selama persamuhan keluarga tersebut.

Hal tersebut terjadi, karena mereka yang mudik adalah individu-individu yang tidak lagi ‘anak kecil’ meskipun di rumah tempat mereka bermula akan selalu menjadi ‘anak kecil’ bagi orangtua. Mudik menjadi medan interaksi yang akan mempengaruhi bagaimana kelanjutan hubungan antaranggota keluarga, karena setiap pesan yang dipertukarkan akan dapat mempengaruhi kualitas serta kenyamanan dalam mengidentifikasi diri sebagai anggota keluarga. Sehingga, penting adanya  meletakkan setiap informasi yang dipertukarkan adalah selalu ketika dia bermakna dan berdampak positif sebagai anggota keluarga. Satu dua hari bersama yang intens sebagai satu keluarga, akan menjadi energi yang sangat positif, ketika semua meletakkan diri memanfaatkan mudik sebagai momen penyegaran hubungan yang dapat memperkuat jati diri sebagai anggota keluarga.   

Epilog

Mudik sejatinya menjadi ruang medan simbolik yang tercipta melalui interaksi antaranggota, sekaligus menjadi sebuah kekuatan yang mengokohkannya.  Ketika seluruh anggota keluarga memahami dan mengambil peran yang seyogyanya dilakukan, maka  keberadaannya akan menjadi manfaat dan kebermaknaan bagi anggota keluarga yang lain.  Mudik juga merupakan energi cinta bagi keluarga, di mana mudik menjadi artikulasi paling nyata akan kepekaan yang disertai sikap kesalingan diantara seluruh anggota keluarga yang telah mengupayakan untuk bisa datang untuk mudik Lebaran.

Tidaklah heran bila mudik bisa dikatakan sebagai sebuah praktik komunikasi keluarga. Sejalan dengan pemikiran Widjanarko, Runtiko & Marhaeni (2023) bahwa menjadi keluarga hakikatnya adalah berkomunikasi, sebagai sebuah proses berkeluarga melalui interaksi yang dilandasi oleh keberbagian makna pada individu-individu yang berada di dalamnya. Mudik tidak akan terjadi, saat proses berkeluarga tidak terjadi Mudik tidak akan terjadi, bila tanpa interaksi. Sebagaimana mudik hanya akan menjadi imaji belaka, manakala tiada makna akan keluarga padanya. Sehingga, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa mudik sungguh sebuah momentum luar biasa dalam meneguhkan atau menemukan kembali, sekaligus merayakan kebersyukuran sebagai keluarga. [T]

Penulis: Wisnu Widjanarko
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA
Lebaran: Sarana Komunikasi Sosial, Ekspresi, Ritual, dan Instrumental
Lebaran, Masyarakat Tradisional, dan Komunikasi
Mudik Tanpa Tiket: Pulang dalam Ingatan, Bukan dalam Langkah

Tags: Idul FitriIdulfitriIslamLebaranmudik lebaranMuslim
Previous Post

Kembang Rampe dan Kebodohan yang Dipelihara

Next Post

Kisah Kasih Sisa Nasi di Malam Hari

Wisnu Widjanarko

Wisnu Widjanarko

Dosen Komunikasi Keluarga pada Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

Kisah Kasih Sisa Nasi di Malam Hari

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co