3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Les Ngembak Festival 2025” di Desa Les: Ini Bukan Hanya Soal Pariwisata

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
April 1, 2025
inKhas
“Les Ngembak Festival 2025” di Desa Les: Ini Bukan Hanya Soal Pariwisata

Tari Panyembrama pada Les Ngembak Festival 2025

HUJAN deras sejak siang mengguyur di Les Ngembak Festival 2025 pada Ahad, 30 Maret 2025, di Pantai Penyumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng-Bali. Orang-orang sudah ramai. Dan hujan mengkerutkan jidat mereka.

Para pedagang kuliner menjadi stres, tukang sound apalagi, karena aliran listrik agaknya terganggu oleh hujan.

Di stand-stand jajanan misalnya, lampu-lampu menjadi hidup–mati alias ngadat. Dan dari panggung utama yang jaraknya tidak jauh dari garis pantai, terlihat jukung nelayan terombang-ambing oleh ombak di pantai—seolah hendak melaut sendiri.

Orang-orang bertahan di sela hujan untuk menyaksikan Les Ngembak Festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Pula dari arah laut, angin cukup kuat menerpa semua yang terpampang di garis pantai, termasuk panggung. Semua kepala orang-orang tampaknya benar-benar pusing karena hujan tak kunjung reda sejak siang hingga sore.

Padahal tanah-tanah sudah becek, stand-stand kuliner tergenang air. Orang-orang yang tumpah di sana tetap diam. Mereka tak pergi, Mereka menunggu. Di sela hujan masih turun misalnya, ada pengunjung yang menggendong anaknya menggunakan jas hujan, menggunakan payung.

Ada pula yang rela basah-basahan menantikan Les Ngembak itu akan dibuka sebentar lagi setelah hujan agak reda. Bukan lagi abu-abu, sebentar lagi langit menjadi gelap alias malam. Menandakan bahwa hujan, memang cukup lama turun.

Lekas tukang sound system menyambut waktu baik itu, mengecek sound—hidup mengeluarkan suara lebih nyaring.  Dua MC masih testas-testas mencoba mic mereka juga sudah bisa menyala atau belum.

Tiba-tiba sebuah lagu keluar dari dalam sound…

Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu..

Lagu Mp3 dari Dewa 19—yang berkumandangitu, setidaknya memberi tanda bahwa acara akan segera dimulai. Dari kejauhan orang-orang mulai mendekat—gembira, mereka yang datang merasa hangat oleh musik yang menyala sebentar.

Tari Nelayan pada Les Ngembak festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Baleganjur anak-anak dalam Les Ngembak Festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Bukan tanpa sebab mengapa masyarakat di sana setia—tak hengkang kaki pergi ke rumah masing-masing walaupun sudah menggigil tubuh basah. Ngembak memang sudah menjadi satu tradisi penting di Desa Les pasca Hari Raya Nyepi.

Sehingga Les Ngembak Festival 2025 dengan tema “Sea Summit NortheastBali, Art-Culture-Culinary and Nature”. Menjadi momentum yang lain, yang dinantikan mereka setelah dua tahun lalu sudah berjalan.

“Festival ini merupakan event tahunan yang bertujuan untuk memperkenalkan potensi-potensi yang ada di Desa Les, baik dari potensi bukit hingga bahari serta menjaga semangat Desa Les sebagai Juara ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) tahun 2024 kemarin,” kata Perbekel Desa Les Gede Adi Wistara.

DJ Asmara Koplo pada Les Ngembak Festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Acara itu dibuka dengan Tari Panyembrama, tarian penyambutan tamu yang diciptakan oleh I Wayan Berata sekitar tahun 1971. Tarian itu biasanya dimainkan oleh orang dewasa, di Les Ngembak Festival 2025, tarian itu ditarikan oleh anak-anak.

Diantaranya Ira (kelas 1 SD), Dhira (kelas 2 SD), Luh Nik (kelas 4), dan Valen kelas 4. Tak kalah keren dengan orang dewasa, di atas panggung, tangan mereka yang lentik dan mungil itu, juga meliuk—lihai, sambil membawa sampian gonjer yang berisikan bunga-bunga.

Setelah lama menari dengan posisi berdiri, mereka kemudian saling berhadap-hadapan membentuk pola berpasangan. Tangan yang mungil, mata yang lentik dan kekanak-kanakan, memperlihatkan mereka sebagai anak-anak yang ceria di atas panggung. Siap menyambut tamu, menyambut mereka yang sudah datang di depan panggung.

Modern dance pada Les Ngembak Festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Lantas mereka setengah duduk dari berdiri, dan terus meliukkan tangan—menari dengan posisi seperti itu. Dari ritme musik lebih slow di tengah permainan, musik berubah ritmenya mengeras dan cepat kemudian, dan keempat penari itu lekas berdiri memperlihatkan estetik gerak nyambi menaburkan bunga.

Ya, barangkali mereka hendak menyampaikan pesan melalui simbol tadi, “Selamat datang di Festival Desa kami, selamat merayakan Ngembak”

Menanam Tunas Desa, Menarik Mereka yang Muda ke Akar

“Bedanya festival tahun lalu dengan sekarang, kami menarik akar tradisi sebagai wacananya lebih kuat. Sehingga bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga agar lebih mengedukasi mereka mengapa acara ini penting dilaksanakan terutama pada generasi muda,” kata Nyoman Nadiana, ketua pelaksana Les Ngembak Festival.

Sampai di situ, Don Rare—panggilan akrab Nyoman Nadiana— juga menegaskan festival ini tidak lagi sekadar tentang pengembangan pariwisata desa, atau memperkenalkan wisata dalam sebuah table, misalnya.

Tetapi juga bisa menjadi satu ruang untuk menumbuhkan kembali masyarakat setempat lebih mengenal desanya sendiri, mengenal rumahnya sendiri, terutama pada generasi muda melalui festival ini, sebagai proses belajar.

Tari kebyar duduk pada Les Ngembak Festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Agar mereka paham—dari apa yang mesti dikembangkan selain keramaian: Ayo Melali ke Desa Kami. Yang lebih penting, katanya, adalah mengembangkan Sumber Daya Manusia-nya, dan mengaktivasi anak-anak mudanya agar tidak tergiur dengan keriuhan kota.

Kesadaran semacam itu sedang dikuatkan lagi, agar anak-anak muda bisa berbuat sesuatu di desa, bukan sekadar mengandalkan Nyegara Gunung sebagai berkat—kekayaan organik.

Melalui festival memang wacana untuk merawat alam, mengeksplor wisata sudah keras dikampanyekan. Tapi di festival ke-tiga ini, para anak muda kembali digenjot—terlibat secara pementasan dan konsep.

Tari Nelayan pada Les Ngembak festival 2025 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Salah satunya pada pelatih tari masih muda, Ayu Restia. Di Desa Les, Ayu menjadi remaja yang masih bertahan dengan tari tradisional di Desa Les. Ia mengempu anak-anak di sanggar tari tempatnya dulu belajar, Sanggar Tari Labda Manohara.

Selain menjadi panitia, ia juga menjadi bagian penting di belakang panggung untuk mempersiapkan pertunjukan, yaitu Tarian Panyembarama dan Tarian Nelayan.

“Anak-anak latihannya satu bulan. Kesulitannya gak ada tempat latihan saja. Bahkan terkadang kehujanan, kadang kepanasan karena dusun ada aktivitas ogoh-ogoh kemarin,” kata Ayu Restia setelah melihat pementasan Tarian Panyembrama selesai ditarikan.

Melatih Ira, Dhira, Luh Nik, dan Valen—dalam Tarian Panyembrama, menurut Ayu tidak terlalu sulit. Karena mereka berempat sebelumnya sudah belajar, katanya, bahkan sudah menguasai beberapa tarian seperti Cendet dan Condong.

“Setelah banyak mengobrol dengan Komunitas Mahima dan Tatkala.co, di festival tahun depan, kami akan mencoba memasukkan perlombaan sastra, dan mengajarkan anak-anak menulis (setidaknya) tentang desanya sendiri. Ini rencana tahun depan, semoga dananya mencukupi. Semoga.” kata Nyoman Nadiana, berharap tahun depan lebih edukatif selain rekreatif.

Hujan masih turun, air masih belum surut di stand-stand jajakan. Tapi acara masih berjalan, dan orang-orang tetap masih bertahan. Untuk menghangatkan tubuh menantikan pertunjukan baleganjur anak, Tari Nelayan, Tari Kebyar Duduk oleh anak-anak.

Juga ada dance modern dari perempuan remaja Desa Les, karaoke “Melali ke Desa Les”, dan pertunjukan dari band lokal bernama Old Brother X Vicky Crowpost itu, mereka sesekali menengguk arak, meminum kopi, membeli bakso dari jajanan lokal.

Di sana, juga ada dua guestar terbaik dihadirkan panitia sebagai hiburan totalitas masyarakat desa. Yaitu Band Navicula dan Asmara Koplo. Suasana basah, betul-betul dirasakan enjoy saat guestar tampil. [T]

Repoter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Ayu Restia Putri, Gen Z dari Desa Les: Teruskan Hidup dengan Melatih Tari untuk Anak-anak Desa
Bu Yarsa, Sejak 50 Tahun Jual Laklak di Dajan Tugu Singa Desa Les
Jika Beruntung, Kita Bisa Temukan “Nasi Campur Bu Mangku”, Unik dan Melegenda di Desa Les
Tags: bulelengDesa LesHari Raya NyepiLes Fest Ngembak Geningembak geni
Previous Post

“Pangeling-eling Panca Pamahayu Pura”: Implementasi Wikithon Bali Lestari BASAbali Wiki untuk Menjaga Kebersihan dan Kesucian Pura Batur

Next Post

Hati-Hati: “Karma Vipaka”Itu Ada

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Hati-Hati: “Karma Vipaka”Itu Ada

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co