2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gairah Kebanggaan pada Buleleng dalam Lagu-lagu HUT Kota Singaraja Ciptaan Angga Prasaja

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 28, 2025
inPersona
Gairah Kebanggaan pada Buleleng dalam Lagu-lagu HUT Kota Singaraja Ciptaan Angga Prasaja

Gede Angga Prasaja

Penuh dengan harapan
Penuh dengan kenangan
Penuh dengan keindahan
Sarat budaya nan beragam

ITU adalah penggalan lirik lagu berjudul “Buleleng Bisa”  yang tercipta khusus untuk perayaan HUT ke-419 Kota Singaraja tahun 2023. Meski tercipta tahun 2023, hingga kini lagu itu masih kerap didengar dan diperdengarkan sebagai bentuk dari cinta warga Kabupaten Buleleng, Bali, terhadap ibukotanya, Kota Singaraja.

Lagu itu diciptakan Gede Angga Prasaja, seorang musisi asli Buleleng yang hampir setiap tahun—setiap perayaan HUT Kota Singaraja—menciptakan lagu tentang Kota Singaraja secara khusus, dan tentang Kabupaten Buleleng secara lebih luas.

Lirik lagunya memberi inspirasi positif, tentang Kota Singaraja sekaligus, tentu saja, juga tentang Buleleng, yang indah, yang penuh kenangan, yang harmonis dengan beragam suku, etnis, seni dan budaya.  Kata-kata dalam lirik itu mengundang harapan besar, menularkan kebanggaan tiada tara, dan memberi semangat untuk berbuat, bekerja, dan membangun kebaikan di Kota Singaraja.

Lagu “Buleleng Bisa” yang tercipta tahun 2023 itu bukanlah lagu pertama yang diciptakan Angga Prasaja. Jauh sebelumnya, ia sudah terbiasa menciptakan lagu yang berhubungan dengan tema-tema HUT Kota Singaraja, juga lagu-lagu lain dengan lirik yang menggambarkan kebanggaan terhadap Buleleng, daerah kelahiran Angga.  

“Suatu kali, dalam perayaan HUT Kota Singaraja, saya diminta untuk membuat lagu tentang Kota Singaraja dengan tema yang sudah ditentukan,” kata Angga tentang lagu-lagu ciptaannya.

Waktu itu, awal-awal tahun 2015, Angga dihubungi panitia HUT kota Singaraja untuk membuat lagu—semacam lagu soundtrack untuk HUT Kota Singaraja.  Temanya ditentukan panitia, dan Angga menerjemahkan tema itu dalam lirik, lalu menggubahkan menjadi lagu.

HUT Kota Singaraja tahun 2015 itu bertema “Jiwaku Bersamamu”.  Tema itu tentu saja patriotik, sehingga Angga mengerahkan jiwa partrotnya sebagai orang Buleleng untuk menciptakan lagu dengan irama penuh semangat, enak didengar, dan mudah diikuti.

“Nah, saya mencoba untuk membawa tema itu ke dalam lirik lagu,” kata Angga.  

Gede Angga Prasaja | Foto: Dok. Angga

Proses menerjemahkan tema ke dalam lirik lagu awalnya terasa memang susah. Apalagi, dalam hati, ia ingin mempersembahkan gubahan terbaik untuk Kota Singaraja.

“Waktu itu juga baru pertama kali saya membuat sebuah lagu yang, tujuannya untuk Kota Singaraja, untuk kota kelahiranlah istilahnya, itu baru pertama kali,” ujar Angga.

Jadi, bisa dikata,  Angga baru-baru belajar membuat lagu dengan tema yang sudah ditentukan. Apalagi temanya berkaitan dengan Kota Singaraja. Kalau tema-tema umum semacam tema cinta dan lain-lain, ia sudah terbiasa menciptakannya sekaligus memanggungkannya di depan publik.

“Astungkara setelah tiang sodorkan lagu itu, Astungkara pimpinan saat itu menyetujui dan menggunakan lagu saya itu menjadi lagu HUT Kota Singaraja, HUT yang ke 411,” kata Angga.

Boleh dikata, sejak itulah Angga Prasaja seakan ketagihan menciptakan lagu dengan lirik-lirik yang berkaitan dengan “nasionalisme” terhadap Kota Singaraja, tentu juga terhadap Kabupaten Buleleng.

Hingga kini, setidaknya ada sembilan lagu dengan tema Singaraja atau Buleleng yang ia ciptakan. Dari sembilan itu, sebanyak enam lagu memang diciptakan khusus sebagai soundtrack HUT Kota Singaraja, dan tiga lagu lagi dengan tema yang tak berkaitan dengan HUT Kota. Semua lagu itu diciptakan dengan kata-kata atau lirik yang sederhana, mudah dipahami, namun mampu menggugah kecintaan warga Buleleng terhadap kota mereka, terhadap kabupaten mereka.

Inilah lagu-lagu tema Kota Singaraja atau tentang Kabupaten Buleleng yang diciptakan Angga Prasaja:

  • Jiwaku Bersamamu, soundtrack HUT ke-411 Kota Singaraja  tahun 2015
  • Prestasi Untukmu Singarajaku, soundtrack HUT ke-412  Kota Singaraja tahun 2016
  • Disiplin Diri Bangkit Pertiwi, soundtrack HUT ke-417 Kota Singaraja tahun 2021
  • Bangkit Berseri, soundtrack HUT ke-418 Kota Singaraja tahun  2022
  • Buleleng Bisa, soundtrack HUT ke-419 Kota Singaraja tahun 2023
  • Buleleng Berbangga, soundtrack HUT ke-420  Kota Singaraja tahun 2024 
  • Melaju Bersama Buleleng Maju, diciptakan berkaitan dengan event Buleleng Development Festival tahun 2023
  • Buleleng Berbangga untuk Nusantara, diciptakan berkaitan dengan event Buleleng Development Festival tahun 2024
  • Taman Bung Karno Singaraja, lagu yang diciptakan untuk menggambarkan keindahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno, Singaraja

Pada HUT ke-421 Kota Singaraja tahun 2025 ini, soundtrack tidak diciptakan oleh Angga Prasaja. Tentu bukan karena ia tidak bisa, atau menolak untuk menciptakannya. Ia ingin memberi kesempatan kepada musisi lain dari Kabupaten Buleleng untuk juga ikut berpartisipasi secara lebih serius dalam merayakan HUT Kota Singaraja yang memang dirayakan setiap tahun itu.

Lirik lagu ciptaan Angga Prasaja

Angga Prasaja beranggapan, dengan banyaknya musisi dari Buleleng menciptakan lagu tentang kotanya, atau tentang daerahnya sendiri, maka iklim penciptaaan lagu-lagu dengan tema lokal akan semakin subur, termasuk iklim bermusik pun akan subur juga.  

“Yang menciptakan lagu untuk HUT Kota Singaraja tahun 2025 ini, teman saya, seorang gitaris, yang sering saya ajak bermain musik juga,” kata Angga dengan nada bicara penuh kebanggaan.

Namun, bukan berarti ia tak berkarya pada hari-hari di sekitar HUT Kota Singaraja tahun 2025. Kebetulan, HUT Kota Singaraja beriringan dengan Hari Suci Nyepi, dan Angga Prasaja menciptakan lagu berjudul “NYEPI”. Lagu itu bisa didengar  di seluruh digital music platform dan tentunya bisa di dengerkan melalui channel YouTube.

Angga Prasaja merilis lagu Nyepi

“Semoga lagu ini bisa menemani kalian pada suasana merayakan Tahun Baru Caka,” tulis Angga Prasaja kepada teman-teman dan penggemarnya melalui grup-grup WA dan media sosial.

PNS yang Kreatif

Barangkali tidak banyak yang tahu, Angga Prasaja adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang dikenal kreatif menciptakan inovasi dalam program-program pemerintahan untuk masyarakat.

Ia lahir di Desa Ambengan, Sukasada, dan menamatkan kuliah S2 pada studi Manajemen Administrasi Publik, Undiknas, Denpasar. Ia memulai karir PNS di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Buleleng tahun 2011, lalu pada 2017 mendapat jabatan sebagai Kepala Seksi Pengadaan Tanah Disperkimta Buleleng. Tahun 2021 ia dipindahkan ke Dinas Kebudayaan menjadi Kabid Sejarah dan Cagar Budaya. Setahun kemudian menjadi Kepala Bidang Adat dan Tradisi yang dijabatnya hingga kini.

Angga ikut andil dalam merancang program inovatif untuk kepentingan masyarakat Buleleng. Saat bertugas di Dinas Perkimta, tepatnya tahun 2018, ia menciptakan “Singaduta”, sistem pengarsipan dokumen pertahanan.

Saat menjadi kepala bidang yang mengurus cagar budaya di Dinas Kebudayaan ia menciptakan program “Bercaya”, Berekspresi di Cagar Budaya dan program “BDS”, Buleleng dalam Sejarah.

Ketika mengurus soal adat, tahun 2022 ia menciptakan program “Ruangan Adat Tradisi”, ruang pembinaan adat dan tradisi . Tahun 2023 ia merancang program kreatif “Uning Ten Ton”.

“Uning Ten Ton” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “Tahu Gak Saudara”. Program ini adalah pembuatan video dokumenter yang berisi konten-konten tentang kekayaan adat, tradisi, seni dan budaya yang dimiliki desa-desa adat di Buleleng.

Angga Prasaja di atas panggung | Foto: Dok. Angga

Jika sempat melihat layar besar di persimpangan jalan-jalan protokol, di situ kerap diputar video “Uning Ten Ton” yang digarap seperti film-film dokumentar pendek. Video itu barangkali salah satu bentuk kegelisahaan Angga Prasaja terhadap kekayaan adat Buleleng yang mulai dilupakan anak-anak muda. Dengan video yang digarap secara ringan dan mudah dipahami itu ia ingin anak-anak muda juga menonton dan mengetahui jenis-jenis kekayaan adat dan budaya yang diwarisi para leluhur.

Yang menarik, ketika mengurus soal cagar budaya di Dinas Kebudayaan, Angga menggelar lomba musik untuk kelompok-kelompok musik di Buleleng yang jarang dipikirkan orang. Dalam lomba itu, pemusik dan grup musik di Buleleng ditantang untuk membuat lagu dengan tema cagar budaya.

Lomba itu disambut meriah oleh pemusik di Buleleng. Para pemusik dengan “terpaksa” belajar tentang cagar budaya, dan berupaya mengetahui situs-situs cagar budaya di Buleleng, di mana pengetahuan tentang cagar budaya itu kemudian dituangkan dalam bentuk lagu.

“Kami ingin para pemusik juga mengenal cagar budaya yang dimiliki Buleleng. Dan lewat musik mereka bisa memperkenalkan situs-situs cagar budaya kepada masyarakat luas,” kata Angga tentang lomba yang pernah ia gelar itu.

Sayangnya, setelah Angga pindah tugas untuk mengurus persoalan-persoalan adat, lomba musik cagar budaya itu tidak diteruskan lagi.

Bermusik Sejak dari Sekolah

Angga Prasaja, meski selalu sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai pejabat di Pemkab Buleleng, ia sepertinya tak bisa dipisahkan dengan musik.

“Saya suka musik itu dari SMP kelas 3. Jadi, dari SMP kelas 3 sampai sekarang suka musik,” kata Angga.

Lirik lagu ciptaan Angga Prasaja

Waktu SMP kelas 3 itu, Angga memang belum berniat untuk berkarya. Ia hanya sebatas suka. Belum berniat untuk membuat sebuah karya lagu sendiri. “Masih nyanyi-nyanyi biasalah begitu,” katanya.

Nah, untuk membuat karya, dan berpikir serius di bidang musik , kata Angga, baru muncul pada saat ia masuk SMA di kelas 3. Akhir-akhir SMA kelas 3, saat mau tamat, muncul keinginan serius untuk terjun di dunia musik.

“Nah, saat itu saya sudah mulai membuat karya-karya sendiri, sudah membentuk band sendiri dan lagu-lagu di dalam band itu juga kebanyakan lagu-lagu ciptaan saya sendiri,” ujar Angga.

Jadi, mulai saat itulah ia benar-benar serius untuk berkarya di dunia musik. Sampai sekarang ia terus menciptakan karya, baik karya yang berkaitan dengan tema-tema tentang Singaraja, maupun tema-tema lain.

Ada banyak lagu yang sudah ia ciptakan. Antara lain lagu berjudul “Salah dari Pertama”, “Arti Hidup”, “Sebagai Harmoni”, “Lagu untuk Ibu”, dan “Memang Buaya”.

Angga Prasaja (nomor 3 dari kiri) saat menyanyi di atas panggung | Foto: Dok. Angga

Motivasi Angga dalam berkara diakui tidak semata-mata mendapatkan keuntungan finansial. Ia berkarya lebih pada keinginan tulus  bagaimana karya-karyanya bisa didengar oleh publik, minimal bisa didengar oleh masyarakat Buleleng. Untuk itulah, lirik dalam karya-karya lagunya leih banyak berisi pesan dan ajakan untuk berbuat sesuatu agar hidup menjadi lebih baik.

“Karya saya biasanya saya sebarkan ke radio-radio untuk bisa didengar orang banyak agar pesan pada lirik-lirik lagu itu bisa menjangkau lebih banyak orang,” kata Angga.

Pesan, ajakan, motivasi, dan sejenisnya yang terkandung dalam lagu-lagu ciptaan Angga Prasaja memang layak untuk didengar dan direnungkan.

Lagu “Buleleng Bisa” misalnya diciptakan Angga mencoba untuk menyadarkan warga Buleleng bahwa daerah Buleleng itu memang kaya dengan seni budaya.

Lirik lagu “Buleleng Bisa” ciptaan Angga Prasaja

Lewat lagu itu Angga mengajak warga untuk terus menjaga budaya. “Bahwa kita bisa menjaga, sama-sama menjaga budaya kita,” kata Angga.

Begitu juga dengan lagu Taman Bung Karno Singaraja. Angga menciptakan lagu itu ketika Taman Bung Karno dibuka untuk umum. Dalam lirik lagu-lagunya Angga mengajak warga untuk menghargai Proklamator Bung Karno, apalagi Bung Karno memiliki darah Buleleng karena ibu kandungnya berasal dari Bale Agung, Singaraja.

“Jadi, bagaimana bagaimana kita menghargai jasa-jasa Nyoman Serimben waktu itu yang melahirkan seorang Bung Karno,” kata Angga.

Jadi, ya, begitulah. Angga terus berkarya sebagai pejabat, terus juga berkarya lewat lagu. Semuanya untuk Buleleng yang dia cintai. [T]

Reporter/Penulis: Adnyana Ole
Editor: Budarsana

Catatan: Artikel ini ditulis dan disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Kabupaten Buleleng.

Pemuda-Pemuda Buleleng Ukir Prestasi di Beragam Bidang: Dari Seni, Olahraga Hingga Pertanian
Deyana, Devita dan Novita: Kartini-kartini Muda Kebanggaan Buleleng Dalam Pelestarian Gong Kebyar Bali Utara
Tags: bulelengDinas Kominfosanti BulelengHUT Kota Singarajalagumusik
Previous Post

Serba-serbi Melasti di Gumi Delod Ceking

Next Post

Nyepi, Lailatul Qadar, Idulfitri, Meleburlebarkan Fitrah Umat Manusia.

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Nyepi, Lailatul Qadar, Idulfitri, Meleburlebarkan Fitrah Umat Manusia.

Nyepi, Lailatul Qadar, Idulfitri, Meleburlebarkan Fitrah Umat Manusia.

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co