30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Langkah Sederhana Mengubah Kekotoran Politik

Mansurni AbadibyMansurni Abadi
March 25, 2025
inEsai
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

Mansurni Abadi

KITA yang mengutuki politik, di satu sisi pasti masih menyisakan sedikit percaya jika dari yang politik itulah yang kita harapkan mampu mengubah kondisi bangsa yang kita anggap sudah sedemikian buruknya ini. Bukankah kehidupan sendiri adalah permainan politis, apalagi jika kita maknai politik sebagaimana Harold D. Lasswelldan A. Kaplan tentang politik yang berkutat pada siapa  yang mendapatkan apa, kapan dan bagaimana? Maka sejatinya kita selalu bermain-main dengan yang politik hingga napas terhenti.

Jadi ketika kita berimaji sembari bertindak dan meyakini bahwa apa yang kita lakukan hari ini mampu membuat Indonesia lebih baik, bukankah itu juga laku dari politik. Politik itu paradoks, kita seringkali membayangkanya dari sisi yang idealis tapi sejatinya politik itu menempatkan kita pada pola pikir, pendirian, bahkan laku yang menerima in-between karena politik itu seni tentang banyak kemungkinan.

Oleh karena itu di banyak litelatur dan omon-omon politik, kita semua harus berusaha mencari tahu strategi politik apa yang paling tepat untuk mengubah keadaan atau minimal mendekati keadaan yang kita sama-sama inginkan. Jadi dalam politik, posisi abu-abu terkadang lebih sering tampak ketimbang memilih yang hitam atau yang putih. Tentu saja masalah ini akan bertentangan dengan etika yang hanya ada dua pilihan antara yang etis atau yang tidak etis. Tapi mau bagaimana lagi, selama kebermanfaatan dapat dihadirkan mendekati optimal, dan yang rusak tidak menjadi total meskipun in-between, harus kita terima.

Tapi untuk mengubah politik harus dimulai dari mana?

Yang pertama kali kita perlu lakukan adalah sadar terhadap yang politik, dalam konteks ini, sadar artinya berperan aktif sebagai warga negara untuk membangun iklim politik yang sehat  melalui rasionalisasi politik. Jurgen Habermas dalam Toward a Rational Society menekankan bahwa rasionalisasi politik bertujuan untuk meningkatkan wacana kritis yang mendorong mayoritas menjadi critical mass—massa yang berpikir kritis dan bertindak secara mandiri. Untuk mencapainya, Habermas menekankan pentingnya pendekatan dari bawah—rasionalisasi yang berkembang secara organik di kalangan masyarakat akar rumput tanpa paksaan atau arahan dari atas.

Jika kita lelah dengan politik yang berbalut citra, dijebak oleh seremonial ritus pemilihan 5 tahunan, dan diperkuat dengan pengkultusan terhadap seseorang hanya karena pidatonya menggelegar dan tampilan merakyat, maka kita harus mulai memikirkan sesuatu yang rasional.   Rasional artinya kita paham terhadap apa yang penting dan bagaimana yang penting itu dapat dicapai dengan basis penilaian yang kuat terhadap siapa yang dianggap mampu untuk mencapai apa yang kita sama-sama inginkan itu. Jangan terjebak pada tampilan luar apalagi trah keturunan, karena semua itu hanyalah ilusi dangkal.

Politik yang penuh ilusi, kalau menurut Farish M. Noor, seorang intelektual Singapura, pada akhirnya menyempitkan visi dan misi politik menjadi despotik, esensi menjadi ilusi, demokrasi menjadi oligarki, dan perubahan hanya sekadar hantaman tanpa substansi.

Yang kedua, ciptakan nuansa, menurut pendapat saya, masalah terbesar dalam politik (sebagian besar karena hasutan media) adalah bahwa *sering kali tidak ada ruang untuk nuansa atau jalan tengah yang dapat diterima.* Sebaliknya, *subjek yang kompleks dipecah menjadi ekstrem hitam dan putih yang sederhana, dan individu didorong untuk memilih salah satu dari ekstrem ini* dan *dengan keras menolak siapa pun yang bersekutu dengan yang lain.*

Meskipun banyak yang cenderung melakukan itu di usia muda, _pada akhirnya kita perlahan-lahan menyadari bahwa pihak lain sering kali memiliki poin-poin yang sangat valid,_ dan bahwa beberapa pihak telah menyesatkan kita dengan bersikeras bahwa pihak lain sepenuhnya salah.

Pada gilirannya, _kita sekarang percaya bahwa untuk hampir semua isu yang memecah belah yang telah berlangsung lama, biasanya _ada alasan mengapa kedua belah pihak benar, dan satu-satunya cara untuk keluar  dari dilema  dengan menekankan perspektif bernuansa yang mempertimbangkan keduanya.

Sayangnya, proses politik melatih anggota masing-masing pihak untuk tidak hanya menyerang mereka yang berseberangan, tetapi juga mereka yang menyajikan perspektif yang bernuansa (karena lebih sulit untuk dipahami secara mental). Selain hal ini sangat disayangkan (karena membuat kita terpecah belah dan mencegah masalah kritis terpecahkan), hal ini sering kali disengaja, karena perdebatan sering kali dibingkai sehingga suatu poin yang dapat disetujui semua orang yang mendasari masalah yang sedang dihadapi (misalnya, bahwa masalah tersebut pada akhirnya merupakan hasil dari praktik predator dari kelas elit) tidak pernah masuk dalam diskusi.

Sejak dulu, kita mendengar ungkapan _”politik adalah seni tentang kemungkinan”_oleh karena itu menyelesaikan sesuatu memerlukan kemampuan untuk bekerja secara cerdas dengan pihak lain guna menemukan kompromi yang dapat diterima oleh mereka. Sebaliknya, pemikiran dogmatis dan tidak adanya toleransi terhadap sudut pandang yang berlawanan biasanya mengarah pada tidak adanya penyelesaian,_ atau *apa yang telah dilakukan dengan cepat terhapus begitu angin politik berubah. Oleh karena itu, kita semua berusaha mencari tahu strategi politik apa yang paling tepat untuk mengubah keadaan secara permanen.

Yang ketiga, terapkan Do It Yourself (DIY), Jadi, konsep “Do It By Yourself”  itu intinya mendorong kita buat bisa mandiri dan mengatasi masalah sendiri tanpa harus selalu mengikuti perintah  apalagi menunggu datangnya bantuan . Dengan begitu, kita tidak cuma jadi kreatif, tapi juga bisa langsung langsung merespon dan sadar terhadap masalah.

Kalau kita mempunyai mindset “Do It By Yourself”  akan terbangun cara hidup yang horizontal, di mana semua orang punya suara yang sama dan tak ada yang dianggap lebih tinggi. Jadi, dengan pola pikir dan laku seperti ini kita  bakal merasa lebih bebas, bisa saling dukung, dan akhirnya menciptakan komunitas yang asik dan bebas dari dominasi sistem yang bikin pusing.

Dalam konteks  politik, jika Do It Yourself (DIY) diterapkan, artinya kita menyadari jika transformasi politik bukan sekadar tanggung jawab elit, melainkan tugas setiap individu. Demokrasi sejati tumbuh dari inisiatif pribadi dan kolektif, bukan dari intervensi struktural semata.

Kita bisa memulai dari hal-hal sederhana: menciptakan ruang diskusi yang bebas dan jujur, menggunakan media sosial untuk menyebarkan gagasan kritis, serta membangun komunitas yang sadar akan hak dan kewajiban politiknya. Dengan cara ini, politik tidak lagi menjadi permainan eksklusif para elit, melainkan gerakan bersama yang berangkat dari kesadaran dan aksi nyata setiap individu.

Keterlibatan aktif dalam proses demokrasi, baik dalam pemilihan umum, advokasi kebijakan, maupun gerakan sosial termasuk protes didalamnya, adalah bentuk nyata dari semangat DIY dalam politik. Dengan komitmen pada prinsip kebenaran dan keadilan, kita dapat meretas kebiadaban politik dan menggantinya dengan politik yang lebih substansial dan bermakna. Lakukan ketiga langkah sederhana secara konsisten, sebagai individu dan kolektif, dan mungkin saja jika Tuhan merestui, carut-marut bangsa akan sedikit terbenahi atau malah terbenahi seutuhnya. [T]

Penulis: Mansurni Abadi
Editor:Adnyana Ole

Dramaturgi Politik Gas Melon
Bali Dalam Politik: Pola Kampanye Semu Calon Pejabat Publik Dilihat Dari Perspektif Dramaturgi Erving Goffman
‘Adat Dunia Balas Berbalas, Adat Hidup Tolong Menolong’ dalam konteks Geopolitik Kontemporer
Tags: Politik
Previous Post

Di “Bali Berkisah”, Mendengar Proses Kreatif Henry Manampiring Menulis “Sajaksel” dan “50 to 20”

Next Post

Idulfitri : Kuburkan Benci Bangkitkan Simpati

Mansurni Abadi

Mansurni Abadi

Mantan pengurus divisi riset Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia 2021-2022 dan pengurus divisi riset Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malaysia 2021-2023, Saat ini berkerja sebagai relasi publik di NGO SMT di Malaysia

Next Post
Ramadhan Sepanjang Masa

Idulfitri : Kuburkan Benci Bangkitkan Simpati

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co