SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus mengubur mimpinya untuk tampil di panggung Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2025 ini. Jatah mereka untuk jadi duta Tabanan dalam Parade Gong Kebyar Wanita (GKW) digugurkan dengan alasan yang tak pernah bisa mereka pahami.
Kisahnya bikin hati pilu. Dalam lomba sekaligus seleksi gong kebyar wanita se-Kabupaten Tabanan, yang digelar November 2024, para remaja putri itu menjadi jawara—meraih juara satu. Nilainya tertinggi. Namun mereka tak ditunjuk untuk jadi wakil Tabanan di PKB. Padahal, dalam ketentuan khusus saat lomba tingkat kabupaten itu, tersebutkan bahwa sekaa gong yang juara satu—yang nilainya tertinggi—bakal otomatis dikirim untuk ikut Parade Gong Kebyar Wanita (GKW) di PKB, Juni-Juli 2025 mendatang.
Mereka kecewa.
“Kecewa pastinya, patah semangat, bahkan sampai ada penabuh yang menangis setelah mendengar keputusan tersebut,” kata I Putu Suta Muliartawan bersama Putu Agus Wahyu, pembina Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi.
Kepada tatkala.co, Agus Wahyu dan Suta Muliartawan secara bergantian bercerita, Sabtu, 8 Februari 2025, tentang proses perjuangan sekaligus kekecewaan sekaa gong yang mereka bina.
Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi dari Desa Baturiti, Kerambitan, itu sudah berjuang sungguh-sungguh untuk menjadi yang terbaik di Tabanan dengan asa yang besar untuk bisa menjadi duta Tabanan di PKB 2025.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti1-1024x768.jpg)
Sekaa Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan berfoto bersama sebelum unjuk gigi dalam Lomba GKW Tabanan serangkaian HUT ke-531 Kota Singasana, 28 November 2024 lalu | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Mereka berjuang, berlatih siang-malam—mulai dari kemampuan nol hingga lahirlah sekaa gong wanita dengan talenta-talenta muda yang mumpuni di Tabanan. Perjuangan mereka benar-benar bikin takjub dan kagum.
Cerita Dimulai dari Lomba Gong Kebyar Wanita HUT Kota Singasana Tabanan
Begini awal ceritanya:
Pada 28 November 2024, sehari setelah Pilkada serentak, di Gedung Kesenian I Ketut Marya, diadakan Lomba Gong Kebyar Wanita (GKW) se-Kabupaten Tabanan dalam rangka Perayaan HUT ke-531 Kota Singasana Tabanan. Setiap kecamatan mengirim satu perwakilan.
“Kami (Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi) menjadi duta Kecamatan Kerambitan dan menjadi juara satu atas pilihan dewan juri,” cerita Suta Muliartawan tentang proses perjuangan gong kebyar wanita yang dibinanya itu.
Juara dua adalah Sanggar Seni Santi Werdi Gita Banjar Dinas Anyar Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, dan juara tiga diraih Sekaa Gong Ratnakanya, Banjar Dinas Cekik, Desa Brembeng, Kecamatan Selemadeg.
Dalam petunjuk teknis lomba tertulis: peserta yang lolos dengan nilai tertinggi atau peserta yang mendapatkan juara satu, akan dikirim ke tingkat Provinsi Bali pada pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII sebagai Duta Gong Kebyar Wanita tahun 2025.
“Sebagai juara satu, kami digadang-gadang menjadi perwakilan Tabanan di PKB 2025. MC juga mengumumkan hal yang sama saat penyerahan hadiah,” kata Suta Muliartawan.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-pentas1-1024x682.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-pentas2-1024x682.jpg)
Sekaa Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi tampil dalam Lomba GKW Tabanan serangkaian HUT ke-531 Kota Singasana, 28 November 2024 | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Menurut Suta Muliartawan, tahun-tahun sebelumnya, di Tabanan, tidak ada sistem seleksi melalui lomba untuk memilih duta gong kebyar wanita ke PKB. Biasanya, sekaa gong yang dikirim menjadi duta Tabanan terpilih melalui sistem tunjuk. Namun, sejak tahun 2023 digagas dan diadakan Lomba Gong Kebyar Wanita yang dirangkaikan dengan Perayaan HUT Kota Singasana.
Tahun 2024 merupakan pelaksanaan lomba yang kedua kalinya. Pada tahun 2023, sekaa yang mendapat juara satu otomatis terpilih untuk dikirim menjadi duta Tabanan di PKB 2024.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-ketentuan-1024x674.jpg)
Ketentuan khusus Lomba Gong Kebyar Wanita dalam perayaan HUT Kota Singasana | Foto: Ist
Berkaca dari ketentuan khusus lomba, dan proses penunjukan tahun 2023 itu, Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi bersiap-siap untuk melaju ke PKB 2025. Tentu karena mereka juara satu. Sepertinya tak sabar mereka—para penabuh remaja putri yang sedang penuh gairah memukul gamelan itu—untuk menjajagi panggung besar Ardha Candra di Taman Budaya Bali, di Denpasar.
Namun, pada hari-hari berikutnya mereka justru resah dan gelisah. Setelah mereka ditetapkan sebagai juara satu dengan nilai terbesar, mereka tak kunjung mendapat pemberitahuan resmi dari Dinas Kebudayaan atau lembaga lain yang berwenang di Pemkab Tabanan, bahwa mereka ditunjuk untuk dikirim ke PKB.
Meski resah dan gelisah, para penabuh tetap melakukan persiapan, mulai dari latihan rutin hingga mempersiapkan kostum, untuk ditampilkan nanti di PKB. Mereka tetap berlatih sembari menunggu kabar dari Pemkab Tabanan.
Dan Berita Mengecewakan itu Akhirnya Tiba
Awalnya, Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi dari Baturiti-Kerambitan itu mendengar desas-desus, kabar angin, bahwa mereka tidak jadi ditunjuk sebagai duta Tabanan di PKB.
“Desas-desus dibatalkan mewakili kabupaten sebenarnya sudah ada sejak hasil seleksi diumumkan, desas-desus yang mengatakan bahwa yang akan mewakili kabupaten bukan Kerambitan, tapi yang lain,” kata Suta Muliartawan.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-piagam1-1024x641.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-piagam2-1024x682.jpg)
Perwakilan Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi menerima piagam penghargaan setelah diumumkan menjadi Juara 1 dalam Lomba GKW Tabanan 2024 dan diumumkan akan mewakilkan Tabanan dalam PKB 2025 | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Nah, dari desas-desus itulah Agus Wahyu bersama Suta Muliartawan, sebagai pembina sekaa, mencoba untuk mencari informasi langsung ke Dinas Kebudayaan, dua minggu setelah pengumuman juara. “Agus Wahyu dan saya dua kali mendatangi Disbud,” kata Suta Muliartawan.
Dari Disbud Tabanan, mereka tak mendapatkan jawaban yang pasti. Mereka menunggu sampai akhir Januari, dan tidak mendapat jawaban juga.
Akhirnya, tanggal 4 Februari 2025 sekitar jam 9 pagi, panitia bersama pembina sekaa diundang ke Kantor Camat Kerambitan. Di kantor camat itulah kabar resmi mereka terima. Di kantor camat itulah, mereka mendengar keputusan bahwa Kerambitan (sekaa gong dari Baturiti) tidak ditunjuk menjadi wakil Tabanan di PKB 2025.
“Waktu itu ada Camat Kerambitan, Kepala Desa Baturiti, Kepala Dusun Baturiti Kelod yang menjadi Ketua Panitia untuk mengkordinir Sekaa Gong Tri Yowana Sandhi dalam seleksi lomba GKW Tabanan, beberapa perwakilan dari Dinas Kebudayaan, dan saya bersama beberapa teman-teman dari sekaa gong,” ujar Suta Muliartawan.
Agus Wahyu dan Suta Muliartawan selaku pembina mencoba untuk tabah, namun ketika ingat betapa semangatnya para remaja putri di Desa Baturiti berlatih untuk bisa tampil di PKB, mereka merasa kecewa juga. Penabuh seperti patah semangat, ada juga yang menangis.
Bagian Paling Mengharukan: Persiapan Matang, Semangat Membara, Akhirnya Tak Jadi ke PKB
Ini bagian cerita yang menyedihkan, atau bisa dikata paling mengharukan. Desa Baturiti, Kerambitan, terutama para senimannya, punya mimpi besar untuk memiliki sekaa gong wanita dengan penabuh yang masih muda. Maka, para remaja putri di desa itu, mulai dari siswa SMP, SMA, hingga mahasiswa, dirayu agar mau berlatih menabuh sampai akhirnya sekaa bisa terbentuk, terbangun, punya kepercayaan diri, dan bisa melakukan proses latihan secara rutin.
Dalam proses yang panjang itu, para penabuh senior, dibantu oleh para orang tua mereka, secara terus-terusan menjaga agar anak-anak itu tidak bosan, karena beberapa tabuh yang mereka mainkan memang ada yang sulit untuk dipelajari dengan cepat.
“Ini seperti ngempu,” kata Suta Muliartawan.
Untuk tampil dalam lomba dan seleksi di Tabanan, mereka—Sekaa Gong Wanita Tri Yowana Sandi itu—mulai serius latihan sejak 20 Juli 2024. Sekitar empat bulan mereka melakukan persiapan dengan durasi latihan tiga kali seminggu. Pada proses latihan, para perempuan muda itu berjuang tak kenal lelah untuk bisa memainkan tabuh secara sempurna. Sejak awal mereka punya tekad untuk meraih juara satu.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-latihan1-1024x682.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-latihan2-1024x682.jpg)
Momen-momen Sekaa Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi latihan sebelum tampil dalam Lomba GKW Tabanan 2024 | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Perjuangan mereka memang tidak percuma. Mereka meraih juara satu. Setelah meraih juara satu, mereka semakin bersemangat untuk latihan menuju PKB. Main di PKB adalah mimpi mereka sejak awal, sampai akhirnya mimpi itu pupus oleh sesuatu yang tidak mereka pahami.
“Iya, persiapan kami (ke PKB) sebenarnya sudah matang. Biasanya orang sewa baju. Kami membuat baju sendiri,” kata Suta Muliartawan
Putu Agus Wahyu menegaskan, sejak diumumkan menjadi juara, mereka sudah mempersiapkan diri untuk melaju ke PKB. “Karena kami sudah menang, sudah diumumkan secara lisan oleh MC beberapa kali, dan ada poin 7 (dalam ketentuan lomba) di mana juara satu akan mewakili Tabanan di PKB,” katanya.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-latihan4-1024x486.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-latihan5-1024x503.jpg)
Momen-momen Sekaa Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi latihan sebelum tampil dalam Lomba GKW Tabanan 2024 | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Saking semangatnya, hadiah lomba di Tabanan itu pun masih disimpan oleh sekaa gong, dan rencananya mau dipakai untuk modal tambahan saat tampil di PKB.
“Apresiasi yang kami terima saat lomba di Tabanan senilai 10 juta, dipotong pajak jadi 8.5 juta. Saya di panitia (sekaa gong) mendapat dana 50 juta lewat penggalian dana,” tambah Suta Muliartawan.
Soal kostum, bahkan sebelum lomba di Tabanan mereka sudah membuat pakaian. “Maunya dipakai dua kali. Pada saat seleksi atau lomba di Tabanan, dan langsung pakai pentas saat PKB. Nanti upgrade saja lagi beberapa persen. Bros dan lain-lain,” kata Suta Muliartawan.
Yang menarik, menurut Agus Wahyu, desain pakaian yang mereka buat menyesuaikan dengan selera pejabat Tabanan, yakni warna tri datu. “Tri datu, sesuai syarat yang ditentukan. Tri datu. Baju hitam, kain kamen putih, tampih pada saput merah,” ujarnya.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-kostum1.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-kostum2-576x1024.jpg)
Sebelum latihan, coba-coba dulu pakaiannya. Momen anggota Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi mencoba baju baru | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Selain mempersiapkan kostum, tentu saja mereka juga semakin sibuk untuk latihan agar bisa menampilkan hal terbaik di PKB.
“Setelah pengumuman juara, bulan Desember kami sudah mulai latihan. Karena setiap minggu kami latihan tiga kali,” ujar Suta Muliartawan.
Namun—lagi-lagi namun, harapan mereka gugur, macepol, atau digugurkan. Mereka batal tampil di PKB. Dan, setelah batal, pekerjaan terberat para seniman senior dan para orang tua di Desa Baturiti adalah menjaga perempuan-perempuan muda itu agar tidak ngambul, agar mereka mau latihan menabuh lagi, atau agar mereka tidak kapok megambel, tidak kapok berkesenian, tidak kapok menjaga seni adiluhung warisan leluhur.
Ketika menggagas sekaa ini, para pembina seperti orang tua sedang ngempu, bagaimana caranya merayu anak-anak agar mau megambel. Sekarang, ketika sudah mau akan tampil, justru dibatalkan, dan para pembina berpikir keras bagaimana caranya merayu adik-adik mereka agar tidak ngambul.
“Syukurnya tidak ada yang ngambul. Malah makin jengah. Di Tabanan tidak dapat panggung, kami main di luar Tabanan,” kata Suta Muliartawan.
Kebetulan Desa Baturiti mendapat undangan ngayah di Ubud. “Kebetulan langsung ditelepon sama Cok Ace (tokoh Puri Ubud) lewat prajuru. Ngayah di Pura Lebah, Tjampuhan, di situ ada upacara. Di situ nanti sekaa gong wanita diajak ngayah sekalian untuk mengobati kekesalan para penabuh (yang tak jadi tampil di PKB),” kata Suta Muliartawan.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-pemina-1024x492.jpg)
Pembina Sekaa Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi mendampingi dan membimbing latihan | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Secara pribadi, Suta Muliartawan sebenarnya menganggap tampil atau tidak tampil di PKB adalah hal yang biasa. Sebagai seniman karawitan ia sudah sering keluar-masuk panggung PKB. Namun, ia merasa sungguh kasihan kepada anak-anak binaannya. Anak-anak itu sangat giat berlatih, dari lomba di Tabanan, hingga persiapan ke PKB, karena sebagai seniman muda mereka tentu punya mimpi untuk tampil di PKB.
“Kalau saya pribadi, saya ini seniman idealis. Sejak kecil saya di dunia itu (dunia kesenian), PKB nak montoan gen (begitu-begitu saja),” kata Suta Muliartawan.
Apakah Pembatalan Berkaitan dengan Hasil Pilkada Tabanan?
Suta Muliartawan dan kawan-kawan di Desa Baturiti-Kerambitan mengaku tidak mengetahui alasan pembatalan itu dengan jelas, termasuk apakah hal itu berkaitan dengan masalah politik, terutama berkaitan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tabanan.
Tatkala.co sempat menanyakan kepada sejumlah sumber di Tabanan, apakah dianulirkan jatah sekaa gong dari Baturiti-Kerambitan untuk PKB itu berkaitan dengan hasil Pilkada Tabanan? Hampir semua sumber yang ditanya, terutama para seniman, menjawab tidak tahu.
Namun, berkaitan dengan masalah politik, tatkala.co menemukan data-data menarik pada Pilkada Tabanan. Seperti diketahui, Pilkada Tabanan 2024 diikuti dua pasang calon Bupati dan Wakil Bupati, yakni pasangan Nyoman Mulyadi-Nyoman Ardika dan pasangan I Komang Gede Sanjaya-Made Dirga. Seperti juga diketahui, pasangan Sanjaya-Dirga memenangkan Pilkada Tabanan dengan perolehan 204.374 suara. Sementara Mulyadi-Ardika mendapat 100.104 suara.
Meski secara keseluruhan Sanjaya-Dirga menang di Kabupaten Tabanan, namun di markas Sekaa Gong Tri Yowana Sandhi, yakni di Desa Baturiti Kecamatan Kerambitan, pasangan dari PDIP itu justru kalah. Di Desa Baturiti, pasangan Sanjaya-Dirga memperoleh 891 suara, sementara pasangan Mulyadi-Ardika mendapatkan 1.159 suara.
Pada Pilkada Tabanan, Sanjaya adalah calon petahana yang saat ini masih meneruskan masa jabatan periode pertama kekuasaannya sebagai Bupati Tabanan
Yang menarik, jika sekaa gong wanita dari Desa Baturiti itu tidak ditunjuk jadi duta Tabanan, secara logika sekaa yang ditunjuk untuk menggantikannya adalah juara dua, yakni Sanggar Seni Santi Werdi Gita, Banjar Dinas Anyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Namun sanggar dari Desa Lalanglinggah itu ternyata juga tidak mendapatkan penunjukan sebagai duta Kabupaten Tabanan di PKB 2025.
Jika melihat hasil Pilkada Tabanan di Desa Lalanglinggah, pasangan Sanjaya-Dirga juga kalah di desa itu. Di Lalanglinggah, Sanjaya-Dirga mendapat 1.091 suara, sementara Mulyadi-Ardika memperoleh 1.508 suara.
I Gede Yudana, pembina Sanggar Seni Santi Werdi Gita dari Desa Lalanglinggah, mengatakan ia dan sanggar yang dibinanya tidak berharap untuk bisa ditunjuk mewakili Tabanan pada PKB 2025. Alasannya, ia cukup tahu diri sebagai juara dua. Menurut dia, seharusnya memang sekaa juara satu menjadi duta Tabanan di PKB.
“Saya menganggap yang juara satu itu layak jadi duta Tabanan,” kata Yudana ketika dihubungi tatkala.co, Senin, 10 Februari 2025.
Apakah Yudana pernah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan atau pihak tertentu untuk menggantikan juara satu sebagai duta Tabanan pada PKB 2025? “Tidak pernah, tidak pernah dihubungi oleh siapa pun,” kata Yudana.
Yudana mengaku tahu bahwa pasangan Sanjaya-Dirga kalah di Desa Lalanglinggah, namun ia juga mengaku tak tahu-menahu masalah politik. “Kami hanya fokus pada pengembangan kesenian,” ujarnya.
Suta Muliartawan, pembina sekaa gong wanita dari Desa Baturiti yang dapat juara satu itu, juga mengaku tahu pasangan Sanjaya-Dirga kalah saat Pilkada di Desa Baturiti. Namun ia tak tahu apakah hal itu yang menyebabkan Sekaa Gong Tri Yowana Sandhi batal tampil di PKB 2025. Ia mengaku tak tahu juga, apakah keputusan pembatalan itu datang dari Sanjaya selaku Bupati Tabanan, atau hanya keputusan dari pihak-pihak tertentu. “Saya akan mencoba untuk menanyakan hal ini, sampai saya tahu apa yang terjadi sebenarnya,” kata Suta Muliartawan.
Di sisi lain, ada hal unik yang juga menarik terkait lomba gong kebyar wanita pada November 2024 itu. Lomba itu digelar sehari setelah Pilkada. Pilkada digelar 27 November, sementara lomba gong kebyar wanita digelar 28 November. Artinya, pada saat lomba, perolehan suara Pilkada Tabanan sudah diketahui, termasuk kekalahan Sanjaya-Dirga di Desa Baturiti, Kerambitan .
Meski kekalahan Sanjaya-Dirga di Baturiti-Kerambitan sudah diketahui, namun tampaknya hal itu tidak berpengaruh terhadap hasil lomba. Sekaa Gong Tri Yowana Sandhi dari Desa Baturiti tetap juara satu. Sanggar seni dari Lalanglinggah tetap juga juara dua, meski Sanjaya-Dirga kalah juga di Lalanglinggah.
Kenapa sekaa gong dari Baturiti dan dari Lalanglinggah itu tidak “dikalahkan” saja pada saat lomba, jika memang mereka tidak akan dikirim menjadi duta di PKB 2025?
Wayan Tusti Adnyana, salah satu juri dalam lomba gong kebyar wanita di Gedung Kesenian Marya itu, mengatakan hasil keputusan juri yang memenangkan sekaa dari Desa Baturiti itu sama sekali tidak dipengaruhi oleh masalah-masalah politik hasil Pilkada.
“Kami selaku dewan juri tak bisa diintervensi. Sekaa dari Baturiti itu memang layak menang dan memperoleh poin terbesar dari gabungan tiga juri. Sekaa yang juara satu itu memang layak tampil dalam PKB 2025,” kata Tusti Adnyana yang dihubungi Sabtu, 8 Februari 2025.
Selain Tusti Adnyana, dua juri lain dalam lomba itu adalah Made Wardana dan Made Arnawa yang memang dikenal memiliki integritas tinggi dalam dunia karawitan, bukan hanya di Tabanan, melainkan juga di Bali dan Indonesia.
Gong Kebyar Wanita Mana yang Akhirnya Menjadi Duta Tabanan di PKB 2025?
Cerita menarik tentang simpang-siur gong kebyar wanita duta Kabupaten Tabanan, dan simpang siur soal politik ini, makin menarik saja. Ketika juara satu diabaikan, sekaa gong yang juara dua juga diabaikan, ada informasi yang menyebutkan Dinas Kebudayaan Tabanan sempat menghubungi sekaa gong yang juara tiga, yakni Sekaa Gong Ratnakanya, Banjar Dinas Cekik, Desa Brembeng Kecamatan Selemadeg, untuk diminta menjadi duta Tabanan di PKB.
Jika di Baturiti-Kerambitan dan di Lalanglinggah pasangan calon bupati dan wakil bupati Sanjaya-Dirga kalah, maka di Desa Brembeng pasangan PDIP itu menang tipis. Sanjaya-Dirga mendapat 817 suara, sedangkan Mulyadi-Ardika mendapat 703 suara.
I Wayan Agus Andika, pembina Sekaa Gong Ratnakanya dari Desa Brembeng membenarkan pihaknya sempat diminta oleh Dinas Kebudayaan untuk mewakili Tabanan dalam Parade Gong Kebyar Wanita di PKB 2025. Namun ia menolak permintaan itu.
“Saya tidak mengambil (maksudnya tidak bisa menyetujui permintaan untuk jadi duta Tabanan di PKB). Penabuh yang tak sanggup. Waktu mepet,” kata Agus Andika ketika dihubungi, Rabu, 12 Februari 2025.
Nah, setelah sekaa yang juara satu tidak ditunjuk jadi duta Tabanan di PKB, sekaa yang juara dua juga tidak, dan sekaa juara tiga menolak, maka banyak pihak yang kemudian bertanya-tanya, sekaa gong wanita dari daerah mana yang akan mewakili Tabanan di PKB 2025.
Sampai akhirnya Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan I Made Yudiana mengeluarkan rilis berita melalui web resmi Tabanan Media Center (https://tmc.tabanankab.go.id/)
Dalam rilis berita yang diunggah 5 Februari 2025 itu, disebutkan perwakilan Tabanan dalam kategori Gong Kebyar Wanita di PKB adalah gabungan dari talenta-talenta terbaik di Tabanan.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-kadis-keudayaan2-461x1024.jpg)
Rilis berita yang dimuat pada web Tabanan Media Center | Foto: tangkap layar web Tabanan Media Center
Inilah kutipan rilis berita itu selengkapnya:
Tabanan – Keputusan mengenai Duta Gong Kebyar Wanita Kabupaten Tabanan dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 akhirnya terjawab. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Made Yudiana, secara resmi menyampaikan bahwa setelah melalui proses kajian atas potensi internal dan eksternal maka perwakilan Tabanan dalam kategori Gong Kebyar Wanita adalah gabungan dari talenta-talenta terbaik di Tabanan.
Dalam wawancaranya di kantor Dinas Kebudayaan pada Rabu (5/2), Yudiana menjelaskan bahwa keputusan mengenai duta yang akan mewakili Tabanan dalam kategori Gong Kebyar Wanita pada PKB 2025 telah melalui proses dan pertimbangan yang matang yaitu gabungan dari talenta-talenta terbaik yang berasal dari berbagai wilayah di Tabanan. “Keputusan ini diambil setelah melihat potensi besar yang dimiliki oleh seniman-seniman wanita di Kabupaten Tabanan. Kami ingin menampilkan yang terbaik, sehingga personel yang terpilih adalah mereka yang memiliki kemampuan terbaik dalam kategori Gong Kebyar Wanita. Semua anggota yang terlibat merupakan talenta-talenta terbaik yang berasal dari berbagai wilayah di Tabanan,” ungkap Yudiana.
Lebih lanjut, Yudiana menambahkan bahwa keputusan ini juga didasari oleh banyaknya potensi seniman muda di Tabanan, khususnya di kalangan wanita, yang perlu diberikan wadah untuk berkreasi dan tampil. “Kami ingin memberikan kesempatan bagi para seniman wanita muda ini untuk tampil di panggung yang lebih besar dan mengharumkan nama Kabupaten Tabanan,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar semua pihak bisa menghormati keputusan yang telah diambil. “Kami harap semua pihak dapat menerima dan memahami keputusan ini. Jangan kaitkan masalah teknis ini dengan hal-hal lainnya, mari kita fokus pada tujuan yang lebih besar,” tegasnya.
Dengan keputusan ini, Kabupaten Tabanan siap berposes dan menampilkan pertunjukan terbaik dalam PKB 2025 dan mengukuhkan posisinya sebagai salah satu daerah yang memiliki kekayaan seni dan budaya yang luar biasa.
PKB: Pesta Kesenian Baturiti
Dengan adanya rilis berita yang diunggah di web Tabanan Media Center itu, perjuangan sekaa gong wanita dari Desa Baturiti-Kerambitan sepertinya sudah pupus. Talenta-talenta muda dari Baturiti harus menelan pil pahit dari keputusan yang tidak memihak mereka.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-curhat-1.jpg)
Salah satu komentar penabuh di media sosial | Foto: tangkap layar medsos
Apakah sekaa gong wanita yang sedang semangat-semangatnya itu perlahan akan putus asa?
“Kalau kerugian sudah pasti, cuma saya kan tak mau anak-anak putus asa dan sekaa bubar. Artinya tak mau sampai ngambul begitu,” kata Suta Muliartawan.
Jika memang tak bisa mewakili Tabanan dalam PKB, rencananya di Desa Baturiti-Kerambitan akan membuat PKB sendiri. Namanya, Pesta Kesenian Baturiti.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/ole.-seka-gong-baturiti.-latihan-pkb-1024x576.jpg)
Sat set sat set latihan untuk PKB 2025 setelah terpilih menjadi Juara 1 GKW Tabanan 2024, sebelum akhirnya dinyatakan batal menjadi perwakilan Tabanan | Foto: Tim Dokumentasi Seka Gong Remaja Wanita Tri Yowana Sandhi
Rencananya, Pesta Kesenian Baturiti itu akan diselenggarakan pada malam yang sama dengan jadwal tampilnya duta gong kebyar wanita dari Tabanan di PKB (Pesta Kesenian Bali).
“Kapan je nika jadwal ane kar maju niki. Yang jelas bulan Juni. Saat itu kami akan pentas di PKB yang kami buat sendiri. Kebetulan bulan Juni juga hari ulang tahun sekaa ini,” kata Suta Muliartawan.
Wah, ini menarik! [T]
Reporter: Tim Tatkala [Jo, Bud, Ado]
Penulis/Editor: Adnyana Ole