PERAYAAN Tahun Baru Imlek menjadi momen penuh kebahagiaan. Keluarga berkumpul bersama seteah lama tidak berjumpa, makan bersama setelah lama tidak makan makanan khas hari raya, bagi-bagi angpau warna merah meski isinya tidak selalu warna merah tapi ya okelah, sama-sama pakai baju baru branded dengan gambar shio yang menjadi pusat perhatian di tahun yang baru, sambil diwarnai dengan suasana merah yang diyakini penuh keberuntungan.
“Banyak ong. Merah ong, emas lagi ong. Saya suka, saya suka,” kata Meimei di Upin Ipin.
Namun suasana suka cita tersebut harus diusik dengan salah satu tradisi yang tak pernah absen setiap tahunnya, yaitu pertanyaan wajib keluarga besar: “Kapan nikah?”
Bagi sebagian orang, pertanyaan tersebut bisa saja terasa biasa-biasa aja. Namun bisa juga sangat menganggu. Seketika kata Haiyaaa berubah menjadi Haissuuuu. Tapi jangan khawatir. Pertanyaan tersebut bisa dianggap sebagai sebuah tantangan, sehingga menjawabnya memerlukan seni dengan sentuhan khas hari raya yang tetap sopan, dan bisa saja menghibur.
Gunakan Angpao sebagai Jawaban
Angpao menjadi salah satu elemen yang selalu dinantikan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Amplop merah yang didalamnya berisikan sejumlah uang tersebut menjadi simbol kepedulian dan rasa saling mengasihi antar sesama, di samping melambangkan kemakmuran. Ya, semakin makmur, semakin banyak juga jumlah uang yang ada di dalamnya. Yang wajib memberikan angpao adalah orang yang sudah menikah.
Biasanya angpao diberikan oleh para orang tua kepada anak-anaknya, oleh Om dan Tante kepada keponakan-keponakannya. Harapannya, setiap anak yang mendapat angpao dapat melewati tahun dengan selamat, dengan lancar jaya, tanpa kesulitan, tanpa hambatan.
Nah, elemen angpao ini bisa digunakan sebagai bahan candaan ketika mendapat pertanyaan “Kapan nikah?” Misalnya begini:
“Nikahnya nanti aja de, kalau dapat angpao yang banyak dari Om/Tante!”
“Nunggu angpao dulu nih dari Om/Tante buat modal nikah!”
“Mau nabung angpao dulu Om/Tante. Makin banyak angpao, makin cepet nikah. Sini angpaonya!”
“Nanti nikah Om/Tante mau ngasi angpao berapa hayoooo?”
“Gimana nih kalau aku nikah nanti, Om/Tante siap ngasi angpao spesial, nggak?”
“Nunggu angpao dari Om/Tante buat DP gedung dulu nih. Jadi bantu dipercepat prosesnya ya!”
Jawaban ini dapat meringankan suasana setelah mendengar pertanyaan yang barangkali terasa berat tanpa perlu merasa terpojokan. Siapa tahu, Om dan Tante justru memberi lebih banyak angpao lagi. Mantap itu. Banyak angpao, banyak ong laaahhhh.
Ajak Berdoa Bersama
Perayaan Tahun Baru Imlek selalu tentang doa-doa baik. Karena itulah, ucapan-ucapan saat Imlek bukan sekadar kata-kata, tapi juga menyisipkan harapan-harapan positif agar diberkati keberuntungan, kemakmuran, kebahagian, dan kesejahteraan lahir batin. Namun, jika yang didapat adalah pertanyaan “kapan nikah?” ketimbang doa dan harapan baik, maka pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan meminta doa dan restu kepada mereka-mereka yang bertanya. Sederhana sih, “Doain aja ya”. Jawabannya bisa jadi begini.
“Doain ya Om/Tante supaya cepat dapat pasangan yang terbaik!”
“Nah mumpung Imlek boleh nih Om/Tante sekalian berdoa supaya jodohku cepet nyampenya!”
“Semoga tahun ini ya Om/Tante mohon dibantu doanya!”
Jawaban-jawaban tersebut secara sederhana memang terkesan “Doain aja ya”, namun dapat menjaga makna dan suasana perayaan Tahun Baru Imlek yang penuh suka cita. Tidak ada salahnya meminta doa kepada para kerabat dan sanak famili. Siapa tahu doanya cepat dikabulkan oleh para dewa dewi dan leluhur di atas sana.
Gunakan Filosofi Shio dan Keberuntungan
Tidak semua shio beruntung setiap tahunnya. Tahun Baru Imlek hanya menjadi momen spesial bagi beberapa shio tertentu, terutama dalam urusan jodoh dan cinta.
Mereka-mereka yang beruntung diyakini akan mengalami peningkatan relasi pertemanan menuju lebih intens, dari teman menjadi lebih dari seorang teman, yang awalnya dekat kemudian semakin rapat dan semakin hangat, sampai kemudian berujung di pelaminan dan menjadi pasangan hidup. Ada juga yang diyakini memiliki daya tarik yang semakin meningkat, sehingga orang-orang sekitar semakin terpikat, banyak yang berminat, dan jodoh pun akhirnya didapat.
Nah, filosofi shio dan keberuntungan ini bisa dicoba untuk menjawab pertanyaan “Kapan nikah?” yang dilontarkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Bisa jadi begini:
“Shioku tahun ini masih belum beruntung Om/Tante. Jadi masih disuruh nunggu dulu. Tahun depan mungkin tahunku ya!”
“Kata shioku sih tahun ini jodohku masih tersesat di tulang rusuk orang lain Om/Tante. Jadi harus sabar dulu!”
“Katanya sih shioku hokinya tahun depan cocok Om/Tante. Nah tahun depan semoga cocok buat aku ya!”
Meski sangat jarang shio menjadi topik pembicaraan saat berkumpul bersama di Tahun Baru Imlek, namun tidak ada salahnya dicoba, berhubung jawaban-jawaban di atas kental dengan nuasanya Imleknya. Siapa tahu, kekuatan shio benar adanya, dan jodoh kita akan datang sesuai tahunnya.
Jawab dengan Simbol-simbol Imlek
Perayaan Tahun Baru Imlek juga dikenal dengan simbol-simbol yang khas dan autentik, mulai dari dekorasi, hiasan-hiasan, warna dan ornamen, hingga makanan-makanan tertentu yang menyiratkan makna dan doa. Simbol-simbol tersebut juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan “Kapan nikah?” saat berkumpul bersama. Jawabannya tentu akan terkesan kreatif karena tidak semua orang bisa terpikirkan untuk menjawab dengan cara seperti itu. Nah, seandainya nanti ada yang menanyakan tentang rencana pernikahan, silakan dijawab seperti ini:
“Santai dulu Om/Tante. Lampion merah masih menerangi jalanku menuju jodoh terbaik!”
“Jodohku kaya jeruk mandarin nih Om/Tante. Manisnya ada, tapi masih di pohon orang lain!”
“Ini lagi nyari jodoh yang mirip kue keranjang Om/Tante, yang manis, lengket, dan nggak bisa lepas!”
“Jodohku kayanya lagi nari barongsai Om/Tante. Jadi harus sabar nunggu dia selesai keliling!”
“Jodohku mirip lampion, Om/Tante. Menyala dengan terang tapi diterbangin angin kenceng banget. Jadinya masih nyasar sampai sekarang.”
Jawaban-jawaban seperti di atas selain kental dengan suasana perayaan Tahun Baru Imlek, tentu saja dapat membuat suasana menjadi lebih cair dan penuh tawa bersama, entah sambil mengupas jeruk mandarin, atau menikmati kue keranjang.
Jawab dengan Candaan Seputar Imlek
Bercanda juga dapat menjadi cara untuk menjawab pertanyaan “Kapan nikah?” yang dilontarkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Namun agar tetap menjaga suasana hari raya, ada baiknya candaan yang dikeluarkan masih berkaitan dengan Imlek, atau berkaitan dengan orang-orang Tionghoa. Misalnya begini:
“Jodoh itu kaya isi angpao Om/Tante, susah ditebak!”
“Lagi sama-sama nyari yang bisa diajak Imlek, Om/Tante. Kalau saya sendiri yang Imelek tapi dia Imerem kan ga sejalan.”
“Tunggu aku kaya raya mirip pengusaha Cina dulu ya, Om/Tante. Baru nikah, biar istriku bahagia terus.”
Cara-cara seperti di atas juga dapat mencairkan suasana tanpa mengurangi makna dari perayaan Tahun Baru Imlek. Obrolan bisa berlanjut tanpa beban.
Pertanyaan “Kapan nikah?” adalah tradisi kecil dari perayaan Tahun Baru Imlek. Percayalah, pertanyaan tersebut dilontarkan sebagai bentuk perhatian dari anggota keluarga dan sanak famili. Tidak perlu meras baper atau terpojok, jawablah dengan santai sambil berkelakar soal imlek untuk mencairkan suasana. Ingat, momen perayaan Tahun Baru Imlek adalah untuk bersenang-senang dan berbagi kebahagian.
Selamat Imlek 2025. Gong Xi Fa Cai. Semoga jodoh dan angpao datang di waktu yang tepat. [T]
Penulis: Julio Saputra
Editor: Adnyana Ole