29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bali Perlu Desain dan Terapi Kejut Pariwisata

ChusmerubyChusmeru
January 19, 2025
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

SIAPA yang harus memikirkan masa depan Bali dengan budaya, adat, agama, dan pariwisatanya? Seharusnya masyarakat Bali sendiri. Nyatanya, Bali lebih banyak diintervensi oleh kekuasaan politik dan bisnis di pusat kekuasaan, Jakarta.

Berbagai kebijakan dirumuskan di pusat dengan target capaian peningkatan pendapatan nasional dan devisa negara. Apa hasilnya? Bali padat wisatawan. Jika ada bantahan bahwa yang padat hanya ada di Bali Selatan, itu hanyalah retorika yang mengabaikan realitas bahwa citra Bali adalah satu kesatuan antara Selatan, Utara, Barat, dan Timur.

Bali macet. Itu juga hasil lomba mengejar devisa. Apologi pun muncul. Kemacetan itu hanya terjadi di Badung. Bahwa bukan kemacetan yang terjadi, tetapi penumpukan wisatawan di Badung sehingga menimbulkan kemacetan. Sementara keluh kesah dan sumpah serapah masyarakat terhadap kemacetan lalu lintas nyaris terlontar setiap hari.

Apa lagi hasilnya? Sampah menjadi persoalan klasik di Bali. Solusi yang bersifat teknologi adaptif belum dilakukan, justru solusi ekonomis yang dikedepankan. Wisatawan mancanegara dikenai pungutan untuk mengatasi persoalan sampah. Miliaran rupiah sudah dihasilkan, tapi masalah sampah belum terpecahkan.

Investasi meningkat drastis di Bali. berbarengan dengan itu, terjadi alih fungsi lahan yang berlangsung sejak lama. Lahan-lahan produktif berubah bentuk menjadi tembok-tembok fasilitas pariwisata. Bukan rahasia pula jika kepemilikan tanah di Bali mengalami perubahan begitu drastis. Konglomerat dari Jakarta dan orang asing begitu mudah memiliki lahan di Bali, dengan dalih keterbukaan investasi.

Hanya itu? Tentu tidak. Bule-bule yang berkunjung ke Bali kini semakin brutal. Pelecehan terhadap simbol-simbol agama, adat, dan budaya Bali kerap terjadi. Kriminalitas bukan hanya dilakukan oleh masyarakat Bali dan pendatang, wisatawan asing pun turut menyumbang angka kriminalitas.

Pesta seks dan sarang narkoba menjadi julukan baru bagi Bali. Dan tentu saja, orang asing begitu mudah untuk bekerja apa saja. Bali yang mendapat julukan Pulau Dewata, kini mendapat predikat baru sebagai surga dunia, lantaran turis bisa melakukan apa saja.

Apakah orang Bali diam? Sebagian kecil berbicara, berteriak, dan protes. Sebagian besar memilih diam. Mereka yang kritis bicara di forum maupun di media tidak jarang mendapat stigma tidak pro pada pembangunan. Sementara yang diam lebih karena apatis; atau ada pula karena pertimbangan diuntungkan oleh relasi politik dan bisnis dengan pusat kekuasaan.

Bagaimana dengan kampus sebagai mata, hati, telinga, dan mulut untuk bicara kritis atas permasalahan di sekitar? Lazimnya kampus di berbagai daerah, kaum intelektual yang semestinya punya kepekaan menjadi terdiam ketika mendapat proyek yang bersumber dari pemerintah maupun donatur. Bagi yang kritis akan dianggap sebagai tidak kebagian proyek dan hanya dapat berwacana.

Bali dan pemerintah pusat bukannya tidak pernah menjadi sasaran kritik akademisi kampus. Tidak sedikit pula kaum intelektual kampus yang berteriak lantang. Namun rezim selalu masih sensitif terhadap kritik, bahkan terkesan anti kritik. Pada satu isu kekinian misalnya, seorang Guru Besar yang mengkritik kebijakan pemerintah justru dianggap tidak tahu apa-apa, bahkan diragukan  profesornya.

Perlu Grand Design

Pariwisata Bali tidak bisa berjalan secara auto pilot. Bali perlu grand design yang jelas terhadap pariwisata ke depan. Disain besar pariwisata Bali itu diperlukan agar perkembangan pariwisatanya tidak hanya berkutat pada Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

Perlu reorientasi pariwisata yang bertujuan mengembangkan pariwisata dan memakmurkan masyarakat di Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur. Tentu tidak mudah; karena akan memerlukan disain besar yang menyangkut aksesibilitas, amenitas, atraksi, dan kelembagaan.

Aksesibilitas menjadi masalah yang krusial bagi pengembangan pariwisata ke barat, utara, dan timur. Mencari solusi untuk mengurai kemacetan di Sarbagita memang penting. Tetapi tak kalah penting adalah menyiapkan aksesibilitas ke barat, utara, dan timur. Sayangnya, wacana aksesibilitas seperti pembangunan Bandara Bali Utara hingga kini hanya sebatas isu kampanye; yang dikalahkan dengan program makan bergizi gratis.

Grand design pariwisata Bali perlu merumuskan secara jelas dan tegas tentang amenitas pariwisatanya. Sebagai destinasi wisata yang berlandaskan budaya Bali, amenitas pariwisata selayaknya berpedoman pada arsitektur Bali. Pembangunan sarana prasarana pariwisata tidak dapat dibiarkan jor-joran tanpa mengacu pada konsep arsitektur tradisional Bali.

Pemetaan daya tarik pariwisata perlu masuk dalam disain besar pariwisata. Ini menjadi penting mengingat atraksi wisata di setiap kabupaten yang ada di Bali begitu beragam. Jika memang pariwisata Bali Barat, Utara, dan Timur hendak dikembangkan, maka perlu disain besar atraksi mana di setiap kabupaten yang memiliki kekuatan daya tarik wisatanya.

Disain besar pariwisata Bali juga perlu menjelaskan posisi kelembagaan sosial ekonomi dalam industri pariwisata. Lembaga-lembaga tradisional perlu memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata. Bukan sekadar ikut berebut kue pariwisata, tetapi lebih penting adalah menjaga alam dan budaya Bali tetap lestari. Lembaga tradisional di tingkat desa harus memiliki kekuatan dan legalitas untuk menolak investor asing jika ditengarai akan merusak alam dan tatanan budaya Bali.

Perlu Terapi Kejut

Bali memerlukan kebijakan yang proaktif dan progresif. Kebijakan itu akan sulit dibuat jika hanya menunggu inisiatif pemerintah pusat. Jika diperlukan, Pemerintah Provinsi Bali dengan dukungan pemangku kepentingan pariwisata dapat membuat kebijakan yang dapat menimbulkan efek kejut dalam industri pariwisata.

Kebijakan yang bertujuan memberikan terapi kejut (shock therapy) memang kadang menyakitkan. Tetapi kebijakan itu diperlukan untuk mencegah dan menyembuhkan kerusakan Bali akibat industri pariwisata yang berjalan tanpa arah.

Pariwisata Bali sedang sakit karena berbagai tekanan yang hebat terhadap lingkungan fisik, sosial, ekonomi, adat, dan budaya. Pariwisata yang sakit membuat masyarakat Bali terpinggirkan di rumah mereka sendiri. Karenanya diperlukan terapi kejut untuk mempercepat penyembuhannya.

Moratorium sarana pariwisata menjadi salah satu pilihan terapi kejut. Semua rencana pembangunan sarana pariwisata dihentikan sementara untuk pemulihan kerusakan. Moratorium terutama diperlukan untuk destinasi di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan,

Sudah pasti terapi kejut moratorium akan mendapat reaksi pro dan kontra. Yang sepakat didasari oleh keprihatinan kerusakan alam dan budaya akibat eksploitasi pariwisata yang berlebihan. Yang menolak tentunya lantaran kepentingan politik dan bisnisnya terganggu.

Usulan agar Bali menjadi Daerah Istimewa dapat menjadi terapi kejut berikutnya. Istimewa apanya? Bukan pariwisata Bali yang istimewa. Agama, adat, dan budaya Bali yang istimewa, sehingga perlu diselamatkan. Untuk menjadi Daerah Istimewa, perlu suara kritis dan komitmen berbagai kalangan di Bali.

Terapi kejut lain yang bisa diterapkan di Bali adalah menjadikannya sebagai Daerah Otonom. Dengan menjadi Daerah Otonom, Bali memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri; tanpa intervensi dan didikte dari pusat.

Bali adalah pulau kecil yang sarat beban akibat ekploitasi pariwisata secara terus-menerus. Seolah tanpa istirahat, Bali terus dipacu dan dituntut menghasilkan pendapatan dan devisa negara. Celakanya, hanya sedikit kewenangan bagi Bali untuk dapat mengatur masa depan pariwisata dan budaya mereka sendiri.

Masa depan Bali ada di tangan masyarakat Bali sendiri. Intervensi politik dan ekonomi yang berlebihan dari pusat kekuasaan mestinya perlu disikapi. Jika tidak, maka Bali secara perlahan akan keropos, hancur, dan lenyap dalam gempuran kapitalisme pariwisata. [T]

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

“Silent Tourism”: Berwisata dalam Kesenyapan
Mencermati Tren Pariwisata Indonesia 2025
“Voluntourism”: Berwisata Seraya Berderma
“Historical 65 City Tour”: Sisi Kelam Gemerlap Pariwisata Bali
Meraba Kecenderungan Pilihan Destinasi Wisata
Tags: Pariwisatapariwisata bali
Previous Post

Pementasan Musik “Gala Resonant”: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Narasi Filosofis

Next Post

Berkenalan dengan Filla, Unit Rock Tunanetra Asal Bali, dan Cerita di Balik “Keidela”

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Berkenalan dengan Filla, Unit Rock Tunanetra Asal Bali, dan Cerita di Balik “Keidela”

Berkenalan dengan Filla, Unit Rock Tunanetra Asal Bali, dan Cerita di Balik “Keidela”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co