TAK hanya bibir pantai yang dihias indah sebagai destinasi wisata, tapi kedalaman laut juga dibikin asri penuh pesona. Itu dilaukan Pemerintahan Desa Bondalem di Kecamatan Tejakula, Buleleng-Bali.
Melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), Bondalem mengembangkan program Bondalem Eco Dive.
Bondalem Eco Dive adalah program andalan untuk mengenalkan hewan-hewan kecil (makro dive), seperti udang-udang kecil, molusca dan lain sebagainya yang unik. Tentu, di samping mereka juga akan menemukan beberapa hewan besar seperti hiu dan penyu jika beruntung. Artinya, biota laut di laut Bondalem yang biru, di bagian timur Kabupaten Buleleng itu masih terjaga dan sehat.
Melalui kegiatan menyelam yang ramah lingkungan, para pengunjung alias turis didampingi oleh pemandu terlatih untuk sebuah urusan konservasi. Seperti monitoring bulanan, under water clean up, pembuatan articificial substrate dan penanaman terumbu karang selain fun diving tentu saja.
Hiu di kedalaman laut Bondalem | Foto: Dok. BUMDes Bondalem
Desember tahun 2024 misalnya, seorang pengunjung mancanegara dari Jerman bernama Jacob mengabadikan momennya menyelam di laut itu melalui kamera. Ikan-ikan berenang di kedalaman, dari terumbu karang yang eksotis, ketika Jacob masuk di kedalaman laut.
Seekor hiu bersembunyi di bawah karang dengan ikan merah di sampingnya. Pemandangan itu menjamunya hangat, dan tabung terus di punggungnya erat. Gelembung-gelembung nafas muncul ke permukaan.
Putu Partamayasa, Ketua BUMdes Bondalem | Foto: tatkala.co/Son
Sementara seorang perempuan bermata bening, juga dari mancanegara, mengacungkan dua jari (peace), merasa gembira dengan biota laut yang masih terjaga itu. Di sana, di kedalaman lima meter, ia menalikan terumbu karang ke sebuah besi, untuk ikut melestarikannya. Momen itu menarik untuk kembali diulik ketika Bali sedang hangat dibicarakan tentang sampahnya di laut—yang entah dari mana asalnya.
“Maksimal menyelam 60 menit,” kata Putu Partamayasa (51), Ketua BUMdes Bondalem saat ditemui di Pasar Intaran dalam kegiatan Serap Aspirasi Masyarakat Daerah bersama anggota DPD RI Ni Luh Djelantik, Senin 6 Januari 2025.
Peserta yang boleh langsung menyelam ke permukaan laut, hanya peserta yang sudah bersertifikat atau berpengalaman. Tetapi untuk peserta yang belum bersertifikat, atau sama sekali belum pernah diving, BUMDes menyediakan jasa pelatihan untuk menyelam yang singkat dengan harga 900 ribu.
Sementara untuk proses pelatihan yang sekaligus mendapatkan sertifikat, BUMDes Bondalem bekerja sama dengan SSI (Sekolah Sertifikasi Internasional) juga membuka dirinya dalam menciptakan para penyelam yang berkualitas di kawasan Bali Utara. Tidak sekadar pengalaman menyelam.
Keindahan terumbu dan ikan-ikan di kedalaman laut Bondalem | Foto: Dok. BUMDes Bondalem
Harga pelatihan dan sertifkasi kisaran empat juta rupiah. Para peserta akan mendapatkan beberapa fasilitas dive gear (peralatan menyelam) dan materi pelatihan (teori). Pelatihan itu akan dijalankan semalam 2-3 hari. Selesai teori dan praktek di kolam, peserta akan dipindahkan menyelam di laut untuk merasakan sendiri pengalaman menemukan hiu atau penyu dan karang-karang yang indah.
“Jika lulus, mereka akan mendapatkan sertifikat,” jelas Partamayasa.
Mengembangkan Desa di Laut dan di Darat
Tahun 1970-an, nasib biru—menggigil di laut Bondalem sangat terasa di tahun itu. Biota laut rusak parah karena karang-karang banyak yang diambil untuk bahan bangunan, kapur, sebagai pengganti semen. Kemudian di tahun 2000 awal, Bondalem Eco Dive dicetuskan salah satu warga bernama Nyoman Sugiarta untuk konservasi terumbu karang.
Sepanjang proses pengembangan konservasi itu, nasib baik muncul di tahun 2008, bagaimana Kawasan itu menjadi zonasi daerah perlindungan laut untuk melindungi dan melestarikan ekosistem terumbu karang di Buleleng. Daerah perlindungan ini diresmikan pada tanggal 24 April, atau yang pertama di Kecamatan Tejakula.
Kegiatan konservasi ini juga menjadi kegiatan yang terus berkelanjutan bahkan menjadi satu jagoan penting bagi masyarakat Bondalem. Di tahun 2017 misalnya, mereka membuka secara resmi “Bondalem Eco Dive” sebagai tempat penyelaman dengan kegiatan teramah. Dengan bantuan dana dari desa, Bondalem Eco Dive mampu mengembangkan berbagai macam pelatihan dan kegiatan konservasi bawah laut, yang kemudian “Eco Dive” ini dikembangkan oleh BUMDes sejak 2020.
Tak hanya konservasi laut, darat juga digarap serius. Di tahun ini, BUMDes Bondalem sedang menyasar mesin alat pemilah otomatis untuk mendaur ulang sampah rumah tangga. Mesin ini dianggap penting, untuk menjaga kebersihan lingkungan dan laut itu sendiri.
“Masih banyak masyarakat yang buang sampah di sembarang tempat. Pada dasarnya ini akan membuat pencemaran. Apalagi kalau lagi musim hujan mereka buang saja ke kali, yang akhir muaranya ke mana? Ke laut lagi,” ujarnya.
Menyelam di kedalaman laut Bondalem | Foto: Dok. BUMDes Bondalem
Sampah menjadi poin penting di tahun ini, katanya, sekitar 4,5 sampai 5 ton sampah setiap hari menumpuk. Dan sekitar seratus juta untuk membeli alat itu untuk menggiling sampah-sampah menjadi benda daur ulang. Proposal sudah disebar ke segala meja yang memiliki dana CSR untuk membeli alat itu, tentu, termasuk ke meja Gubernur yang sekarang.
“Saya berharap penuh, dana itu bisa didapatkan di tahun ini agar program kerja tentang penyelesaian sampah bisa segera dilakukan. Agar laut tidak terkena dampak,” katanya.
Bondalem Eco Dive adalah program andalan untuk mengenalkan hewan-hewan kecil (mikro dive), seperti udang-udang kecil, molusca dan lain sebagainya | Foto: Dok. BUMDes Bondalem
Setelah Bondalem Eco Dive berjalan dengan lancar dan sudah menemukan pola kerjanya yang tersistem pula dikenal luas, mereka juga akan menjadikan laut mereka sebagai wisata bahari dengan nuansa pesawat rusak di bawah laut dengan ikan-ikan berenang di dalamnya.
Desa Bondalem juga akan menggelar event “Jaladhi Vistara: yang akan digelar tahun ini, tepatnya pada tanggal 7-10 September 2025. Dalam event ini, literasi tentang laut utara, akan diterorkan sebagai narasi indah nantinya di pesta rakyat itu dengan beberapa kegiatan diantaranya; Coral Reef Conservation, Diving dan Under Water, Pho Competetion, North Bali Coastal Marine dan Literary. Tapi, lagi-lagi kendala dana. Mereka membutuhkan 1,5 miliar untuk itu, terlebih untuk memindahkan pesawat ke laut. Terbayang, pesawat itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk datang dan melakukan diving jika sudah jadi. Wah, semoga berhasil. Hidup Bondalem!
[T]
Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole