Identitas buku
- Judul : Aku yang Sudah Lama Hilang
- Penulis : Nago Tejena, M. Psi., Psikolog
- Terbit : Jakarta, 2024
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
- Tebal buku : 188 halaman
- ISBN : 978-602-06-7835-1
***
“Manusia bertanya ke luar untuk memahami dunia. Manusia bertanya ke dalam untuk memahami diri”—halaman 63.
Sebuah kutipan yang terdapat dalam buku “Aku yang Sudah Lama Hilang” menjadi renungan bagi pembaca. Sebagai manusia seringkali bertanya ke luar diri terkait berbagai hal, baik yang memberikan pengetahuan, perasaan orang lain, atau bahkan tentang bagaimana cara pembuatan garam.
Manusia dengan rasa keingintahuannya bertanya untuk mendapat jawaban dan menjadi proses pendewasaan secara tidak langsung. Bertanya menjadi kunci manusia dapat terus berkembang bersama kehidupan sekitarnya.
Pada bab “Bertanya, Bertanya, Berhenti Bertanya”, dengan membaca kutipan di atas melahirkan pemahaman baru. Manusia selain penting untuk bertanya ke luar juga penting untuk bertanya ke dalam.
Bertanya ke dalam yang dimaksudkan adalah bertanya kepada diri sendiri. Manusia secara sadar jauh lebih banyak bertanya ke luar karena akan mendapatkan jawaban yang teoritis dan tidak memusingkan.
Sebaliknya, untuk bertanya dengan diri sendiri akan lebih menguras banyak tenaga karena selain membuat pertanyaan manusia juga harus menyiapkan jawaban.
Hal itu yang kemudian menjadi alasan manusia menghindari bertanya kepada diri. Kenyataannya bertanya kepada diri untuk memahami diri yang 24 jam bersama harusnya menjadi prioritas utama daripada dunia luar.
Bagaimana Manusia itu Berubah?
“Aku yang Sudah Lama Hilang” merupakan buku karya seorang psikolog bernama Nago Tejena. Nago mengemas pengalaman yang dialaminya atau yang ditemukannya menjadi sebuah buku yang epik.
Seperti judulnya, buku ini membahas tentang diri yang kehilangan dirinya mulai dari penyebab terjadinya, usaha mengatasinya, dan contoh-contoh relevan bagi pembaca. Dilengkapi dengan kutipan-kutipan yang mampu menyadarkan pembaca menjadikan buku ini lebih menarik.
Buku ini membantu pembaca dalam memahami berbagai alasan manusia dapat kehilangan dirinya seiring berjalannya waktu berdasarkan perspektif psikologis. Berdasarkan buku ini, alasan terkuat yang menjadi garis besar persoalan adalah lingkungan sosial.
Banyak espektasi-espektasi lahir di lingkungan sosial tempat manusia tinggal membuat ia berusaha merubah dirinya agar sesuai dengan keadaan. Hal ini menjadi salah satu usaha agar manusia tetap diterima dalam sebuah komunitas. Bahkan apabila harus merubah dirinya menajdi seseorang yang dianggap sempurna di lingkungan itu akan dilakukan.
Demi mengusahakan keberterimaan tersebut manusia mengikis bagian dari dirinya yang lain. Oleh karena itu, manusia dapat kehilangan dirinya sendiri secara perlahan.
“Berusaha untuk membandingkan jalan hidup satu orang dengan orang lainnya merupakan sebuah upaya yang tidak adil. Karena dengan melakukan itu, secara otomatis kita akan mengabaikan seluruh keunikan yang masing-masing orang miliki, hanya untuk dipacu berkompetisi satu sama lain.”—halaman 153.
Kutipan di atas menjelaskan bagaimana ketidakadilan dalam merubah dirimanusia itu bekerja. Manusia terlahir dengan berbagai keunikan masing-masing dalam dirinya.
Terkadang manusia lain terlalu patuh terhadap keinginan lingkungan sosial sehingga menutupi keunikannya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa manusia akan tumbuh dewasa bersama ekspektasi dan keinginan lingkungan sekitar bukan lagi bersama mimpinya dan dirinya sendiri.
Buku yang disusun oleh Nago Tejena ini cocok untuk dibaca kalangan remaja dan dewasa. Bagi pembaca yang ingin kembali menemukan dirinya yang hilang akan dipandu dengan santai bersama buku ini.
Tidak jarang terdapat beberapa kalimat yang “berat” untuk dipahami dan butuh dibaca ulang agar menemukan makna tersendiri. Mengerti teori bukanlah yang sulit untuk dilakukan, akan tetapi memahaminya akan membutuhkan waktu. Buku “Aku yang Sudah Lama Hilang” akan membantu pembaca menguraikan masalah yang ada dalam diri dan memahaminya sebagai bentuk usaha pencarian diri. [T]
BACA artikel lain dari penulis KARISMA NUR FITRIA