31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cerita Air dari Kawasan Taman Mumbul, Desa Sangeh: Tempat Rekreasi, Irigasi, dan “Malukat”

Ni Putu Vira Astri AgustinibyNi Putu Vira Astri Agustini
November 22, 2024
inKhas
Cerita Air dari Kawasan Taman Mumbul, Desa Sangeh: Tempat Rekreasi, Irigasi, dan “Malukat”

Danau kecil di Taman Mumbul, Desa Sangeh, Abiansemal, Badung, Bali | Foto: Vira

JIKA dengar nama Desa Sangeh di Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, pikiran kita hampir pasti melayang kepada kera atau monyet. Ya, di Sangeh memang ada tempat wisata monyet yang hidup dalam hutan desa yang asri.

Obyek wisata hutan dan kera ini sudah terkenal sejak bertahun-tahun lalu. Namun, saya tak akan bercerita tentang hutan Sangeh itu. Saya ingin bercerita tentang air dalam telaga bening, air yang mengalir di parit sawah dan air yang menjadi tirta suci bagi umat.

Tentu, karena, selain obyek wisata hutan dengan kera yang jinak, Desa Sangeh memang punya obyek wisata air. Namanya, Taman Mumbul. Lokasinya di Banjar Brahmana.

Taman Mumbul memang baru dikenal sejak beberapa tahun lalu, namun perkembangan pengelolaannya kini cukup pesat.

Yang menarik, Taman Mumbul bukan hanya tempat wisata, melainkan juga sebagai tempat warga desa menjaga ketersediaan air untuk mengairi sawah mereka. Taman Mumbul juga digunakan sebagai irigasi.

Air yang mucul di Taman Mumbul itu punya cerita yang unik. Sebuah cerita dari tetua di masa lalu yang terus diceritakan dari zaman ke zaman.

Menurut cerita I Gusti Ngurah Putu Buda dari Banjar Batu, Sangeh—yang menjadi pengelola Taman Mumbul sejak Oktober 2024—menceritakan, pada zaman dahulu ada seorang nenek yang membawa air menggunakan daun pisang untuk diberikan kepada orang di desa itu. Tetapi orang-orang tidak mau menerima air itu.

Akhirnya air itu ditaruh begitu saja. Nah, di tempat menaruh air itu munculah sumber air, lama-lama air tersebut membesar, sehingga tempat itu menjadi telaga atau danau kecil. Tempat itulah kini dikenal dengan nama Taman Mumbul.

“Jika tidak dibendung atau diseber pinggirannya, mungkin tanah di sekitar sudah habis jadi telaga,” kata I Gusti Ngurah Putu Buda. “Tanah di kanan-kiri bagian utara danau itu adalah tanah milik banjar, ada ada juga tanah milik pribadi. Untuk mengurangi terjadinya abrasi, akhirnya desa adat membendung air tersebut menjadi sekarang dan tidak meluas lagi,” katanya.

I Gusti Ngurah Putu Buda | Foto: Vira

Sumber air Taman Mumbul itu memang berasal dari tanah atau dalam Bahasa Bali disebut klebutan. Air tersebut kini digunakan untuk irigasi pertanian.

“Air Taman Mumbul mengalir dari utara hingga selatan Desa Sangeh seperti Jemeng, Blahkiuh. Dan di Taman Mumbul itu ada bendungan yang membagi dua jalur air. Satu jalur untuk persawahan bagian selatan, dan satu jalur lagi airnya mengalir sampai ke Desa Taman, Desa Selat sampai Desa Mambal,” kata Ngurah Buda.

Taman Mumbul memiliki daya tarik wisata, yang didatangi wisatawan lokal dan mancanegara. Lingkungan yang sejuk, asri dan hijau, dengan air yang alami, menjadikan Taman Mumbul sebagai obek wisata yang khas, autentik, tanpa dibuat-buat secara berlebihan.

Apalagi, Taman Mumbul kemudian dilengkapi sarana wisata untuk tempat rekreasi seperti perahu rakit dari bambu. Sehingga danau kecil itu menjadi tempat wisata yang asik bagi keluarga.

Selain tempat wisata, Taman Mumbul  juga memiliki pura yaitu Pura Pancaka Tirta yang berada  di sebelah timur. Sesuai namanya, Pura ini secara khusus untuk penglukatan atau pembersihan diri. Air untuk pembersihan diri secara niskala ini tentu saja bukan berasal dari air di Taman Mumbul. Pura itu memiliki mata air tersendiri, karena di daerah itu terdapat banyak mata air.

Selain sebagai tempat pembersihan diri, air dari Pura Pancaka Tirta banyak digunakan masyarakat setempat untuk diminum.

Saluran irigasi di kawasan Taman Mumbul | Foto: Vira

“Kawasan Pura Pancaka Tirta dibagi menjadi tiga yaitu Nista, Madya, Utama. Nista tempat toilet, Madya tempat untuk Penglukatan, Utama yaitu tempat Melasti,” ungkap Ngurah Buda.  

Yang lebih menarik lagi, Taman Mumbul pada zaman dulu sering digunakan sebagai tempat belajar berenang. Semacam sekolah renang.

“Orang tua zaman dulu pintar berenang karena orang zaman dulu bermain di air. Tidak seperti anak-anak sekarang berenang harus bayar kolam renang,” katanya.

Sebagai pengelola, Ngurah Buda tentu saja bisa renang karena ia dibesarkan di Taman Mumbul juga disebut dengan nama Pancoran Solas.

Menurutnya, debit air di Taman Mumbul itu terus berkurang. “Dahulu debit air masih besar tetapi debit air sekarang menurun, itu terjadi karena ulah manusia,” katanya.

Warga lokal dan wisatawan “malukat” di Pura Pancaka Tirta di sekitar Taman Mumbul | Foto: Vira

Untuk itulah warga tetap memelihara pohon-pohon besar dan hutan bambu yang ada di bagian hulu. Karena penyebab melimpahnya mata air di kawasan Taman Mumbul itu memang karena faktor alam yang masih terpelihara.

“Banyaknya pohon-pohon, dan yang paling penting adanya hutan bambu. Setiap desa mempertahankan hutan bambu karena penyimpanan airnya besar,” kata Ngurah Buda.

Penurunan debit air pada Taman Mumbul kian berdapak besar pada petani. Kesadaran masyarakat sangat penting untuk menstabilkan debit air. Pembuangan sampah dan limbah pabrik menjadi rusaknya air dan ekosistem di bagian selatan Desa Sangeh. “Rusaknya air bukan dari air itu sendiri tetapi ulah manusialah yang merusaknya,” kata Ngurah Buda

Sebagai pengelola Taman Mumbul, Ngurah Buda mengatakan, ada tantangan untuk melestarikan keberadaa Taman Mumbul itu,  bagaimana masyarakat ke depannya menanamkan ajaran Tri Hita Karana, yaitu salah satunya hubungan manusia dengan alam.

“Penyelamatan hutan di sekitar sangat penting dilakukan, karena sumber air berasal dari hutan. Subak tidak hanya melakukan ritual, tetapi subak sebaiknya melakukan ritual penanaman pohon,” tutupnya. [T]

Reporter/Penulis: Vira Astri Agustini
Editor: Adnyana Ole

Catatan: Artikel ini adalah hasil dari pelatihan jurnalistik berkaitan dengan program magang mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali di tatkala.co

Lewat Lorong Karang Menjelajah Keindahan Tersembunyi Pantai Suluban di Bali
Eksplorasi Pesona Keindahan Alam Tersembunyi di Suwat Waterfall
Merasakan Kedamaian Gunung dan Danau Batur di Igloo Glamping, Kintamani
Tags: airBadungDesa Sangehkrisis iklimparisada
Previous Post

Guru dan Perubahan

Next Post

Khoirurisma Agustin: Ia Atlet Wushu, Sekolah Tata Busana, Ia Muslim, Kuliah Bahasa Bali

Ni Putu Vira Astri Agustini

Ni Putu Vira Astri Agustini

Lahir di Blahkiuh, Badung. Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, UPMI Bali

Next Post
Khoirurisma Agustin: Ia Atlet Wushu, Sekolah Tata Busana, Ia Muslim, Kuliah Bahasa Bali

Khoirurisma Agustin: Ia Atlet Wushu, Sekolah Tata Busana, Ia Muslim, Kuliah Bahasa Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co