25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Percik Estetik Made Gunawan

HartantobyHartanto
November 7, 2024
inUlas Rupa
Percik Estetik Made Gunawan

Karya Made Gunawan | Foto-foto diambil dari katalog pameran

SANGAT menarik bagi saya, bahwa kali ini perupa Made Gunawan mengangkat thema Harvest atau Panen. Kata singkat ini memiliki makna yang luas tentang ‘perolehan hasil’ dari suatu usaha atau kerja dengan proses yang cukup panjang.

Mengikuti perjalanan ‘refleksi konten’ karya Made Gunawan, terbukti ia senantiasa mengangkat thema hal-hal yang positip; keberhasilan bukan kegagalan,  panen raya bukan gagal panen,  kegembiraan bukan kesedihan, keceriaan bukan kemurungan, tentang terang cahaya bukan kegelapan, bahagia bukan duka,  fajar hari bukan senja hari, harmoni bukan disharmoni, dan lain sebagainya.

Sebagai orang Bali yang berasal dari Kabupaten Tabanan, yang memang semenjak dulu sebagian besar masyarakatnya bercocok tanam – maka tak heran jika Made Gunawan amat dekat dengan ‘Kultur Agraris’. Salah satu teknologi pertanian tradisional Bali yang cukup terkenal di dunia Internasional, adalah system Subak. Sejak 29 Juni 2012,  Subak telah tercatat sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Sistem Subak dalam pertanian Bali adalah sistem irigasi kuno berbasis komunitas serta, berakar kuat dalam budaya dan tradisi pulau Dewata ini. Adapun aspek Utama Subak, antara lain: Sistem Manajemen Masyarakat yang dikelola secara kolektif oleh petani lokal. Setiap Subak beroperasi secara demokratis, dengan keputusan dibuat melalui pertemuan komunitas.

Sistem demokrasi secara praksis  juga ada di dalam organisasi Subak ini, yakni tentang distribusi air yang adil. Air dari sumber yang sama, biasanya sungai, didistribusikan secara adil di antara semua petani, memastikan bahwa setiap orang/anggota Subak mendapatkan bagian mereka.

Dalam masyarakat Bali, setiap gerak kehidupan senantiasa berkait dengan ritual keagamaan. Demikian juga dengan sistem Subak, juga mencakup ritual keagamaan untuk menghormati Dewi Sri – dewi padi, yang mencerminkan hubungan spiritual antara pertanian dan kepercayaan agama Hindu Dharma di Bali.

Sistem Subak mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, menjaga kesuburan tanah dan memastikan penggunaan air yang efisien. Sistem ini mencontohkan bagaimana praktik tradisional dapat mengelola sumber daya alam secara efektif sambil mendorong kerja sama masyarakat dan pelestarian budaya. Ini adalah perpaduan yang indah antara kepraktisan, spiritualitas, dan harmoni sosial.

Dan masih banyak lagi teknologi tradisional Bali yang berkait dengan tata sosial kehidupan masyarakat. Semua ilmu pengetahuan itu, tertulis dengan teks kuno di daun lontar, dan masih tersimpan baik. Seperti Lontar ‘wariga’ ,  Lontar ‘Usada Sawah’, Lontar Dharma Pemaculan, dan lain sebagainya.

Tentang pengetahuan yang tertulis di lontar Dharma Pemaculan, juga tak kalah menariknya. Dharma Pemaculan, adalah manuskrip tradisional Bali yang memberikan pedoman komprehensif tentang praktik pertanian, yang berakar kuat pada nilai-nilai spiritual dan budaya Bali. Teks tersebut mencakup berbagai aspek pertanian, mulai dari menanam dan memelihara tanaman hingga memanen dan menyimpannya.

Teknologi sistem pertanian di Bali yang tertulis pada Lontar Dharma Pemaculan  merupakan salah satu ilmu pengetahuan lokal yang telah ada dan ditemukan sendiri oleh nenek moyang Bali di masa lalu. Uniknya, setiap aktivitas pertanian tersebut, selalu disertai dengan proses ritual khusus.

Demikian juga dalam proses mengusir datangnya hama. Kala itu, hama  tak dibunuh dengan pestisida dan semacamnya, namun hanya mempergunakan bahan-bahan organic seperti daun ’intaran’ (mimba), dan lain sebagainya. Sementara itu, untuk hama burung, hanya diusir dengan ‘lelakut’ (orang-orangan) atau dengan ‘sunari’ (suara), tidak dibunuh.

Begitulah kaya nya ilmu pengetahuan tradisional Bali – yang bermanfaat bagi tata kehidupan masyarakatnya. Itu merupakan produk yang genial dari nenek moyang masyarakat Bali, dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat hingga kini. Dan Made Gunawan, ‘merefleksikan’ warisan yang amat berharga itu lewat karya-karya rupanya di periode ini.

Bagi saya sangat menarik. Pasalnya yang dihasilkan oleh Made Gunawan tak hanya estetika karya semata – namun juga sebuah upaya membangkitkan ‘kesadaran’ bagi seluruh masyarakat tentang ilmu pengetahuan karya nenek moyang. Dan ini tidak hanya sebatas bagi masyarakat Bali semata, melainkan seluruh masyarakat yang peduli pada ‘pemuliaan’ tradisi dan seni budaya milik bangsa kita.

Pada pameran karyanya  kali ini, Made Gunawan, tetap konsisten . Ia tetap menggabungkan teknik senirupa tradisi dan kontemporer. Pada teknik tradisi, Gunawan mengetengahkan  teknik nyawi, repetitive dan sigar-mangsi/mayunan. Gunawan, secara apik menggabungkan dengan pemahaman teknik senirupa modern, antara lain ; garis, warna, bentuk imajinatif, tekstur, nada (tone), depormasi figure, dan konten dengan prespektif kekinian.

Selain itu, Made Gunawan banyak mempergunakan warna-warna cerah, hingga mampu menciptakan keseimbangan harmonis antara kedua gaya, tradisional dan kontemporer. Dengan memadukan gaya seni yang berbeda – Gunawan menciptakan kedalaman dan dimensi yang genial pada karyanya.

Yang menarik lagi pada prosesnya dalam berkarya kali ini adalah penemuan ‘teknik percik’ untuk menciptakan ‘latar belakang’ (background) dan tekstur karyanya. Gunawan, menemukan ‘teknik percik’ yang ia anggap sebagai hal baru dalam berkarya selama ini. Menurut Gunawan, dengan teknik percik – ia seperti menemukan ‘alternatif’ yang lebih luas dalam menempatkan ‘obyek’ secara lebih variatif, untuk mendapatkan pencapaian harmoni yang apik.

Penemuan teknik percik Made Gunawan ini, mengingatkan saya pada proses Jackson Pollock dalam menemukan Drip Technique (Teknik tetes). Dengan cara memercikkan  ke kanvas yang diletakkan di lantai, Ini memungkinkannya untuk bekerja dari semua sudut, menciptakan komposisi yang dinamis dan energik. Maka yang tercipta adalah backround, tone dan tekstur – yang estetik dan mendalam.

Karya-karyanya sering menutupi seluruh kanvas, tanpa titik fokus tunggal, kecuali obyek tertentu, seperti pohon, binatang atau rembulan sebagai aksentuasi. Selain itu, karya-karyanya juga menciptakan  ‘daya’ dan semburat warna yang dinamis. Ini dihadirkan untuk menarik perhatian  intelek optic penikmatnya. Dengan demikian, Gunawan  menghadirkan pengalaman visual yang baru bagi penikmat karya-karyanya.

Teknik percik Made Gunawan ini sangat spontan, cerminan keadaan emosional dan pikiran bawah sadarnya. Dia percaya dalam mengekspresikan perasaan batinnya melalui seninya, akan menghasilkan suatu estetika karya yang berkait dengan realita perjalanan hidupnya sebagai masyarakat dengan latar kultur agraris..

Pendekatan inovatif Made Gunawan  dalam perjalanan proses kreatifnya ini – menandakan bahwa ia sedang ‘merevolusi’ teknik karya seninya yang berdampak besar pada penggayaan Ekspresionis Abstrak Figuratifnya yang kian dinamis dan variatif.

Oleh karenanya, ia bereksperimen dengan cara-cara baru untuk mengaplikasikan cat ke kanvas. Ia tidak puas dengan sapuan kuas tradisional dan mencari metode yang lebih langsung dan ekspresif, maka ketemulah tektnik percik yang sangat menarik dan membangun kreatifitas  berkarya Made Gunawan, tanpa batas.

Secara tak disadari oleh Made Gunawan, ia sedang dipengaruhi oleh teknik Surealis, khususnya gagasan untuk memanfaatkan pikiran bawah sadar melalui teknik perciknya. Ia ingin menciptakan seni yang spontan dan bebas dari kendali kesadaran. Dengan memercikkan cat ke kanvas, ini memberinya kebebasan untuk bekerja dengan cepat dan penuh semangat, untuk menghasilkan estetika ‘bawah sadar’.

Barulah kemudian, ‘narasi visual’, di bangun oleh Made Gunawan, mengikuti proses bawah sadar sebelumnya. Teknik ini menekankan tindakan kreatifitas melukis dan keadaan emosional nya, menjadikan proses tersebut sama pentingnya antara proses ‘percik’ dengan ‘narasi visual’ produk akhir. Demikianlah ulasan saya tentang proses kreatif berkarya Made Gunawan yang akan memamerkan karya-karyanya yang bertajuk ‘HARVEST’ di Galeri Hadiprana Jakarta. Selamat dan sukses selalu. Salam Budaya, salam kreatif tanpa henti. [T]

Redaksi Rupa : Kone Keto, Keto Kone?
Dirah dan Pilkada dalam Mozaik Asik, Sebuah Pameran Kebebasan Seniman Muda Undiksha
Dewi Sri dan Spirit Kemerdekaan dalam Pameran Seni Rupa di Undiksha Singaraja
Tulang, Tubuh, dan Puisi dalam Ruang-Waktu | Dari Pameran Seni Instalasi Sampi Duwe di Desa Tambakan
Tags: I Made GunawanPameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Bersiaplah Menghadapi 5 Pergeseran Diplomasi Global di Era Trump 2.0

Next Post

Memeluk Masa Lalu dengan Ingatan Yang Sadar: Catatan Festival Kala Monolog

Hartanto

Hartanto

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

Next Post
Memeluk Masa Lalu dengan Ingatan Yang Sadar: Catatan Festival Kala Monolog

Memeluk Masa Lalu dengan Ingatan Yang Sadar: Catatan Festival Kala Monolog

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co