10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pementasan DasakSara: Kolaborasi Teater Seribu Jendela dan Asta Cinema

Ni Kadek Putri SantiadibyNi Kadek Putri Santiadi
October 28, 2024
inPanggung
Pementasan DasakSara: Kolaborasi Teater Seribu Jendela dan Asta Cinema

Pementasan DasakSara: Kolaborasi Teater Seribu Jendela dan Asta Cinema

“Di sela-sela kalian latihan, bapak melihat ada sepasang burung merpati kipas, itu artinya pertanda baik. Semoga pementasan kita besok berhasil dan berjalan lancar,” kata I Made Wisnawa selaku pembina Asta Cinema, SMP 8 Singaraja.

Ucapan Wisnaya itu menjadi penyemangat di tengah kesibukan kami, pemain dan kru mempersiapkan pementasan DasakSara.

Cahaya telah redup dan gesekan bilah-bilah bambu di halaman mulai terdengar nyaring.

Namun, kami masih sibuk dengan peran masing-masing. Setiap detik menjadi sangat berharga. Semangat para pemain tidak pernah surut, meski rasa cemas menghantui mereka, terutama yang memiliki demam panggung. Kami terus mengingatkan mereka.

“Jika nanti kamu salah mengucapkan dialog, lanjutkan saja. Penonton tidak pernah tahu jika kamu tidak panik.”

Persiapan dan Kolaborasi

Pementasan DasakSara adalah hasil dari latihan intensif selama tiga bulan. Made Pandu Wardana, sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, telah memikirkan konsep pementasan yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak seusia mereka (SMP).

Konsep itu ia diskusikan dengan kami, Teater Seribu Jendela, pembina dan anak-anak Asta Cinema. Naskah ini menarik, baik dari segi penulisan, karakter, maupun cerita yang disusun olehnya. Setelah berbagai diskusi, semua setuju bahwa DasakSara adalah naskah yang tepat untuk dipentaskan.

DasakSara merupakan simbolisasi sastra agama Hindu yang mengajarkan kita berbuat kebaikan. Dalam naskah ini, Pandu merujuk pada ajaran Sa Ba Ta A I Nama Siwa Ya.

Setiap simbol memiliki makna mendalam: Sa berarti satu, Ba berarti Bayu, Ta berarti tatingkah, A berarti awak, I berarti idep, Nama artinya menghormati, Siwa berarti Siwa (Tuhan), dan Ya berarti Yukti.

Dalam kesempatan hidup yang sekali di dunia ini, kita terlahir sebagai manusia harus menghormati dan menghargai segala ciptaan-Nya.

Naskah ini memberikan kesan spiritual yang kuat, terutama bagi anak-anak yang baru mengenal nilai-nilai moral dan agama melalui seni teater.

Gladi Resik dan Pementasan

Jumat, 25 Oktober 2024, kami menyiapkan panggung, properti pementasan, dan gladi bersih. Di sela kepenatan setelah mengikuti lomba-lomba serangkaian Bulan Bahasa, mereka masih berkumpul dengan penuh gairah di antara sepasang pohon mangga sore itu. Menarik bangku dari satu kelas menuju panggung, menutup dengan kain hitam, dan memberi topeng pada kain sebagai hiasan pemantik.

Konsep panggung ini sederhana, tapi tak mengikis daya tarik visualnya.

Pementasan DasakSara adalah serangkaian acara Bulan Bahasa Indonesia di SMP 8 Singaraja pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Perjalanan ini akan segera ditunjukkan.

Kami memulai persiapan: Luh Marni dirias sederhana menyerupai ibu rumah tangga dan Gede hanya mengenakan pakaian rumahan, yang memberi kesan suami pengangguran. \

Bayang-bayang dengan wajah pucat, mengenakan kain batik pada sebagian tubuh mereka, dan selendang yang membelit di leher sebagai ciri khas.

Kami berusaha menumbuhkan realita umur pada peran meme dan bapa. Mereka dirias dengan penekanan pada kerutan-kerutan wajah dan rambut yang memutih.

Tak lupa pada pemeran Investor, Cuplis, dan Mang Yanti.  Tokoh Mang Yanti adalah bagian dari penciptaan suasana yang meriah, sehingga ia dirias lebih menonjol di antara pemeran lainnya. Perpaduan baju merah muda dan celana jeans pendek membawa kesan yang bertolak belakang dari perannya di dunia nyata.

Segala persiapan telah selesai. Sebelum pentas, kami berdoa dan melakukan latihan olah suara. Kami keluar dari ruangan karena Pandu telah meminta untuk berkumpul di belakang panggung. Belum saja pementasan dimulai semua mata telah tertuju pada kami.

Suasana di belakang panggung terasa tegang namun penuh harap. Ada sepintas terdengar kalimat-kalimat sederhana dilontarkan untuk mencairkan suasana.

Beberapa pemain menunjukkan tanda-tanda grogi, termasuk salah satu orang yang aku pegang tangannya, dingin sekali. “Kamu grogi ya?” kata saya.

Dia hanya mengangguk. Tentu saja, aku melihat para guru telah duduk paling depan dan bersiap menonton, semakin berpacu lah mereka dengan detak jantung yang memburu.

Begitu pementasan dimulai dengan sambutan riuh tepuk tangan penonton. Suasana panggung berubah, penonton terpaku pada setiap konflik yang disuguhkan. Terkadang penonton memberi kalimat umpatan pada tokoh Gede saat dimarahi oleh Luh Marni dan Meme. Tertawa ketika tokoh Mang Yanti muncul.

Saat tokoh Bapa memberi nasihat kepada Gede, suasana menjadi lebih riuh dan sarat akan emosi.

Selama kurang lebih 20 menit, emosi penonton berhasil dibawa naik turun oleh para pemain.

Akhirnya, pementasan selesai dengan tepuk tangan riuh dari penonton. Mereka terkesima dengan setiap peran yang ditampilkan melalui tubuh-tubuh ini: Made Marsya Kartika Candra Dhytta (Luh Marni), Manahau Leo Aditya Fortin (Gede), Luh Putu Radhyaniken Okantara (Meme), dan Ketut Erlangga Arya Tranjaya (Bapa).

Juga ada Kadek Leo Ardi Sastra Wiyasa (Mang Yanti), Tioman Andika Giordano (Investor), dan I Gede Bayu Setia Januarta (Cuplis).

Sebanyak 21 tubuh bayang-bayang dimainkan Komang Geby Abimanyu, Putu Samudra Dani Angkasa Pertiwi, Ni Made Putri Dwiantari, I Gusti Ngurah Hari Okasunu, Ketut Miska Pratiwi, Komang Sindy Marcelina Putri, Kadek Wulan Mertha Ariastuti, Putu Anggi Andya Maha Dewi, Ni Kadek Debi Widiani, Komang Zelda Savitri, Ni Made Bening Padma Dewi, Kadek Angel Kirana Maharani Putri, Putu Devi Agustina, Kadek Dwi Arsiti Indrayani, Putu Ayu Putri Adiliayanti, Kadek Sepi Olivia, Luh Reva Viantary Arsa, Ketut Desyani, Kadek Risma, Luh Aprilina Putri Perdama, dan Kahaia Angelica Ananda Fortin.

“Pementasan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan anak-anak ataupun pemuda yang senang bergerak dalam dunia teater. Dan juga, pementasan ini menunjukkan fenomena-fenomena yang ada di lingkungan sekitar kita. Semoga tidak ada yang bertindak seperti tokoh Gede,” kata Pandu Wardana.

Apresiasi juga datang dari berbagai kalangan, termasuk Vina Anggreni, salah satu penonton yang berkomentar, “Pentasnya keren, pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh penonton. Pemain juga keren-keren walau ada beberapa yang lepas karakter, tapi yang menjadi pemeran utama bisa on point semua. Semoga ke depannya naskah dan para pemain bisa berkembang lagi melalui kolaborasi pementasan-pementasan lain nantinya.”

Dari awal hingga akhir, aku berada di belakang panggung, menyaksikan perjuangan mereka. Perasaan bangga dan haru bercampur aduk saat melihat kerja keras mereka terbayar.

Salah satu pemeran berceletuk, “Rasanya cepat banget ya, padahal latihannya lama.”

Begitulah, penonton akan memberikan apresiasi pada hasil akhirnya tanpa pernah tahu sesuatu yang telah ditempuh beberapa bulan sebelumnya.

“Pementasan yang memukau dengan setting panggung sederhana, cerita yang singkat, tapi maknanya dalam. Realisasi untuk keadaan abstrak bisa dimunculkan dengan simbolis. Bahkan penonton dengan segala usia menikmati penampilan ini, mereka kagum, tertawa, dan penasaran. Semua sudah berhasil dari ekspektasi kita yang mementaskan maupun di belakang layar,” kata I Made Wisnawa.

Meskipun setiap latihan ia menemani kami, tapi tetap saja kejutan-kejutan dari tokoh membuat ia kagum. Kami juga begitu, sebab mereka telah menumpahkan dengan baik setiap rasa dan gerakan di panggung pada hari itu.

Satu hal yang perlu diingat, bahwa tanpa usaha yang sungguh-sungguh, kesuksesan mustahil diraih. Semesta akan mendukung ketika kita bekerja keras dan tulus.

Terima kasih kepada semua yang terlibat dalam pementasan DasakSara: Bapak I Made Wisnawa, Made Pandu Wardana, Teater Seribu Jendela, Asta Cinema, SMP 8 Singaraja, dan semua yang tak bisa disebutkan satu persatu. Mari terus berkarya dengan hati di dunia seni teater. [T]

Singaraja,  26 Oktober 2024

“Prakretaning Dharma Pemaculan”, Potret Ritual dan Problematika Pertanian Bali: Sebuah Pembacaan yang Belum Usai
Tabuhan 4/4 Luh: Narasi Perlawanan dari Dua Naskah tentang Perempuan
Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film

Tribute to Cok Sawitri: Merawat Ingatan, Mengalirkan Pengetahuan

Tags: seni pertunjukanSMPN 8 SingarajaTeaterTeater Kampus Seribu Jendela
Previous Post

Dua Made Adnyana Suarakan Jurnalisme Warga dan Jurnalisme Sastra di Pekan Jurnalistik UPMI Bali

Next Post

Pantai Losari, Dangdut, dan Janji Setia

Ni Kadek Putri Santiadi

Ni Kadek Putri Santiadi

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja

Next Post
Pantai Losari, Dangdut, dan Janji Setia

Pantai Losari, Dangdut, dan Janji Setia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co